Wiroto Carft Tembus Pasar Ekspor - Buah Manis Kerja Keras Mampu Berdikari dari Limbah Sampah

Dari sampah semua jadi berkah, pengalaman inilah yang dirasakan Wawang Supriyadi pengerajin souvenir dari Yogyakarta atau Wiroto Craft yang memanfaatkan daur ulang sampah alumunium, bekas velg mobil, panci dan lain sebagainya menjadi bernilai tambah hingga mampu mempekerjakan karyawan dan masyarakat setempat.

Tidak hanya itu, sampah yang tadinya tidak bernilai ditangannya mampu memiliki nilai jual yang tinggi bahkan mampu menembus pasar ekspor. Ya, keahliannya dalam kerajinan souvenir menular dari sang ayah yang juga pengrajin perak di Kota Gede.”Seperti pepatah buah tidak jauh dari pohonnya, inilah yang saya rasakan kebisaan saya menjadi pengrajin souvenir berkah sang ayah,”ungkapnya.

Dirinya bercerita, kesuksesan bisnis yang dilakoninya saat ini bukan dari minatnya. Namun kebiasaannya selalu membantu sang ayah menjadi pengrajin logam memberikan dampak kebisaannya untuk membuat souvenir bahan bekas perak lebih inovatif, seperti hiasan wayang, replika sepeda, mobil, gantungan kunci hingga miniatur sejumlah tempat wisata di Yogyakarta.

Hal yang unik dibalik usahanya, dirinya mau mandiri memulai dari nol atau from zero to hero dan tidak mau mengandalkan usaha sang ayah yang sudah lebih dahulu maju. Wawang bisa saja cukup melanjutkan usaha sang ayah atau membuka cabang baru dengan mengadopsi sistem kerja yang dilakukan di usaha milik ayahnya. Namun, Wawang yang masih berusia 19 tahun justru tertantang untuk memulai usaha baru

Dirinya bercerita, memulai usaha dari sebuah garasi kecil, di galeri sederhana di Kota Gede hingga akhirnya pindah di lokasi worskopnya saat ini setelah menuai sukses. "Saat itu saya ingat mulai usaha pada awal 1998 dengan modal cuma Rp10 juta buat beli peralatan dan bikin miniatur sample," ungkap Wawang.

Untuk bahan bakunya, Wawang mendaur-ulang almunium bekas velg sepeda motor, rangka sepeda, panci hingga wajan. Barang-barang itu dia dapatkan dari pengepul barang rongsok. Pada saat memulai usaha, Wawang sempat kebingungan lantaran sulitnya mencari karyawan yang 'siap pakai' Karyawannya masih bekerja paruh paruh waktu hanya saat ada orderan saja

Biasanya, SDM yang sudah memiliki pengalaman meminta gaji tinggi. Namun, karena masih merintis, Wawang mencoba mencari solusi lain. "Memang tantangan awalnya di SDM. Susah nyari yang siap pakai. Saya rekrut yang mau kerja saja. Kemudian kami latih dan bina pelan-pelan," katanya

Masalah lain timbul. SDM yang sudah dilatih dan memiliki skill mumpuni, pergi begitu saja bekerja di tempat lain. Hal tersebut kata Wawang sering terjadi dan membuatnya pusing. Awalnya, Wawang justru mendapatkan order dari pasar luar negeri, tepatnya dari Malaysia. Kemudian mengembangkan usahanya untuk pasar domestik, dengan sasaran wisatawan hingga instansi yang membutuhkan souvenir untuk kegiatan.

Usaha yang dirintis Wawang tidak berjalan mulus begitu saja, tetapi dihadapkan pada kondisi  ekonomi negara yang dilanda krisis moneter pada medio 1998. Dunia usaha nyaris lumpuh. Saat itu, Wawang ingat sulitnya mencari orderan souvenir produksinya. Namun dia sudah kepalang-tanggung terjun ke dunia usaha. Wawang memutuskan untuk tetep memproduksi produk, meskipun penjualannya saat itu cukup seret.

 

Asa Berkat Pendampingan

Meskipun dihantui rasa putus asa akan usahanya yang dinilai salah jalan karena sepi orderan, tidak membuatnya gentar. Justru berkat keteguhannya dan jeli membuka pasar, termasuk pendapampingan dari Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) membuka luas pemasaran penjualan produknya.”Kehadiran YDBA memberikan pendampingan dan pelatihan teknis manajemen pemasaran serta fasilitasi ke pemerintah, membuka harapan besar untuk kemajuan usahaya,”tuturnya.

Disampaikannya, berkat pendampingan yang diberikan YDBA, ruang produksi yang dimilikinya ada studio foto untuk memasarkan produk di online,"Kita harus mengikuti perkembangan zaman. Jadi, produk-produk yang siap dipasarkan, terlebih dulu kita ambil foto dan videonya di studio ini. Kita bikin semenarik mungkin demi keperluan promosi di sosial media maupun marketplace. Ini menjadi bagian marketing penting di era digital," ujar Wawang

Kini usahanya yang sudah bangkit, menjadi keyakinan Wawang usahanya akan terus tumbuh. Apalagi industri isatawan yang indentik dengan oleh-oleh menjadi ceruk pasar yang menjanjikan bagi usahanya di sektor souvernir.

Sementara Ketua Pembina Yayasan Dharma Bhakti Astra, Gita Tiffani Boersaat mengapresiasi kesuksesan UMKM binaan YDBA ini di bidang kerajinan berbahan logam di Wiroto Craft di Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Saya apresiasi atas usaha Wiroto Craft yang memanfaatkan limbah sampah menjadi nilai ekonomi,”jelasnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, semua karyawan tampak melakukan pekerjaannya dengan teliti agar tidak ada kesalahan dalam produk seni yang dihasilkan  Ya, produk souvenir sebelum dikemas diakukan kontroling produk dengan ketat untuk memastikan kualitasnya terjaga atau tidak ada cacat.

Wiroto Craft merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kerajinan berbahan dasar logam. Usaha milik Wawang tersebut memproduksi souvenir dan hiasan dekorasi ruangan yang unik, mengusung kebudayan khas nusantara dengan sentuhan modern.  Wiroto Craft sendiri sudah berdiri sejak 1998. Nama Wiroto dipilih yang mengartikan sebuah kerajaan yang penuh dengan kejayaan.

Asal tahu saja, komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra telah mampu membawa pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia berkembang dan naik kelas. Disampaikan Gita, diusianya ke-44, YDBA terus berkontribusi memberikan banyak manfaat lebih luas bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa.

Kata Gita Tiffani Boer, 44 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Astra melalui YDBA dalam menjalankan pembinaan UMKM. Berbagai tantangan yang awalnya muncul, perlahan dapat diatasi berkat adanya kolaborasi dengan berbagai pihak, sehingga dapat berkontribusi bagi perkembangan UMKM. “Melalui kolaborasi yang telah terjalin, terdapat nilai transaksi pemasaran sebagai dampak dari program tersebut, yaitu sebesar Rp74,63 miliar pada tahun 2023, meningkat 195% dari tahun sebelumnya dengan melibatkan sebanyak 180 UMKM. Pencapaian tersebut tentu juga didukung semangat dan komitmen UMKM dalam mengikuti setiap program pembinaan yang diselenggarakan YDBA,” ungkapnya.

Sementara Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Reni Yanita menambahkan, Industri Kecil Menengah (IKM) menjadi kekuatan penting bagi pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia. Menurut data BPS tahun 2021 tercatat lebih dari 4,2 juta unit usaha merupakan IKM.

Angka tersebut terus didorong dengan melakukan pembangunan dan pemberdayaan IKM, di antaranya dengan kolaborasi pembinaan yang diharapkan dapat berjalan sinergis, efektif, berkelanjutan serta holistik. Menurut Reni, hal tersebut bisa diwujudkan dari kontribusi seluruh pihak terkait, baik itu pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri, asosiasi, perguruan tinggi dan masyarakat.

Ditambahkannya, apa yang telah dan sedang dilakukan oleh YDBA yang telah menjalin kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian patut diapresiasi. “Pencapaian 44 tahun adalah wujud keberpihakan pada kemajuan IKM tanah air,”tandasnya. 

 

BERITA TERKAIT

Ciptakan Generasi Unggul - Lagi, Progam Sharp Class Digelar di SMK Boedi Luhur Bekasi

Ciptakan lulusan SMK siap kerja, PT Sharp Electronics Indonesia melalui kegiatan tanggung jawab sosialnya pada pendidikan menggelar program Sharp Class,…

Kolaborasi dengan YDBA - Astra Credit Companies Salurkan Dana Bergulir UMKM

Dukung pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengan (UMKM), Astra Credit Companies (ACC) menyalurkan modal usaha untuk UMKM binaan…

Gelar Turnamen Golf, DAIKIN Himpun Dukungan Perlengkapan Sekolah Bagi Anak

  NERACA Jakarta – PT. Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) kembali menunjukkan kepeduliannya pada isu sosial kemasyarakatan. Melalui perhelatan turnamen golf…

BERITA LAINNYA DI CSR

Wiroto Carft Tembus Pasar Ekspor - Buah Manis Kerja Keras Mampu Berdikari dari Limbah Sampah

Dari sampah semua jadi berkah, pengalaman inilah yang dirasakan Wawang Supriyadi pengerajin souvenir dari Yogyakarta atau Wiroto Craft yang memanfaatkan…

Ciptakan Generasi Unggul - Lagi, Progam Sharp Class Digelar di SMK Boedi Luhur Bekasi

Ciptakan lulusan SMK siap kerja, PT Sharp Electronics Indonesia melalui kegiatan tanggung jawab sosialnya pada pendidikan menggelar program Sharp Class,…

Kolaborasi dengan YDBA - Astra Credit Companies Salurkan Dana Bergulir UMKM

Dukung pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengan (UMKM), Astra Credit Companies (ACC) menyalurkan modal usaha untuk UMKM binaan…