NERACA
Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) segera akan diperdagangkan dengan harga baru, sesuai dengan rencana aksi korporasi pemecahan saham yang beredar atau stock split.”Kami telah melakukan koordinasi dan mendapat persetujuan dari regulator untuk segera mewujudkan rencana stock split yang menawarkan saham BBCA sesuai harga baru dengan rasio 1:5,”kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, dengan harga baru nantinya saham BBCA diharapkan dapat diserap oleh para investor, terutama investor ritel yang sudah menantikan kesempatan ini. Jahja menambahkan, pihaknya menyadari perkembangan pasar modal Indonesia dan meningkatnya investor yang bergabung di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Aksi korporasi stock split saham BBCA tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia sebagaimana komitmen perseroan sejak awal melantai di bursa. Adapun jadwal perdagangan saham BBCA dengan harga baru antara lain pengumuman jadwal pelaksanaan stock split di BEI dan situs web BCA pada 7 Oktober 2021, akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 12 Oktober 2021, dan awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi.
Selanjutnya tanggal penentuan pemegang saham yang berhak atas hasil stock split (recording date) pada 14 Oktober 2021, saham dengan nilai nominal baru hasil stock split didistribusikan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepada pemegang saham serta awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 15 Oktober 2021.
Sebelumnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) BCA telah memberikan persetujuan atas aksi korporasi stock split dengan rasio 1 : 5 (satu saham yang ada saat ini dipecah menjadi lima saham baru). Nilai nominal per saham BBCA saat ini adalah Rp62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split akan menjadi sebesar Rp12,5. Sebagai informasi, harga saham BBCA pada Kamis ini terpantau di kisaran Rp35.600 per saham.
Di paruh pertama 2021, PT Bank Central Asia Tbk membukukan kenaikan laba bersih sepanjang semester pertama tahun ini. Adapun pertumbuhan laba BCA itu sebesar 18,1% year on year menjadi Rp 14,5 triliun. Pencapaian tersebut didukung oleh pemulihan nilai bisnis dan frekuensi transaksi nasabah pada enam bulan pertama tahun ini, sejalan dengan membaiknya aktivitas perekonomian.
BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih sebesar 3,8% YoY menjadi Rp 28,3 triliun pada semester pertama 2021. Di sisi lain, pendapatan selain bunga menurun tipis 1,2% YoY menjadi Rp 10,2 triliun.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat kenaikan laba bersih pada kuartal I-2025, ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan yang…
NERACA Jakarta – Menyikapi masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, kondisi ini memberikan sentimen positif terhadap prospek saham emiten asuransi.…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/4) sore ditutup menguat seiring Bank…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat kenaikan laba bersih pada kuartal I-2025, ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan yang…
NERACA Jakarta – Menyikapi masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, kondisi ini memberikan sentimen positif terhadap prospek saham emiten asuransi.…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/4) sore ditutup menguat seiring Bank…