Opec Proyeksikan Permintaan Minyak Dunia 2011 Naik

NERACA

Wina - Kartel negara produsen minyak (OPEC) memproyeksikan adanya pertumbuhan permintaan minyak dunia sepanjang tahun 2011. OPEC juga  memperkirakan kondisi di Libya dan Jepang bakal mempengaruhi paoskan ekspor.

Saat ini, permintaan minyak dunia meningkat sebanyak 1,39 juta barel per hari (bph), atau naik sekitar 1,61%, menjadi 87,94 juta bph.

Dalam laporannya, OPEC menempatkan rata-rata permintaan harian dalam tahun ini sebesar 87,74 juta barel per hari. Pada tahun 2010 lalu, permintaan diposisikan pada level 86,55 juta barel per hari -- naik 2,0 juta bph.

OPEC memperkirakan, gempa bumi dan tsunami di Jepang pada Maret lalu dan goncangan politik di Libya, salah satu anggota OPEC, akan berdampak kecil terhadap angka permintaan global tahun ini.

“Bencana Jepang diperkirakan dapat mempengaruhi permintaan minyak hanya sedikit,” ungkap laporan tersebut.

Sementara volume konsumsi di banyak negara merosot tajam akibat perlambatan di sektor transportasi dan sektor ekonomi lainnya terhenti. “Ini mungkin menjadi pengganti kerugian akhir tahun karena beberapa negara mengganti kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir dengan pembangkit listrik berbahan bakar minyak,” tulis laporan OPEC.

Selain itu, pembangunan kembali operasi nanti akan mendesak untuk peningkatan penggunaan energi.

Sementara itu, akibat konflik, Libya mengurangi produksi minyaknya hingga mencaai 80% dari total produksi. Artinya, saat ini produksi minyak Libya hanya sekitar 250.000-300.000 bph dari sebelumnya 1,6 juta barel per hari. Namun kekurangan ini dikompensasi oleh produsen OPEC lainnya.

“Sejak gangguan pasokan di Libya, anggota OPEC telah mengakomodir sebagian besar dari kekurangan produksi, memastikan bahwa pasar mendapat pasokan baik,” kata kartel itu.

Pasar, kata OPEC, dapat memastikan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, organisasi akan melanjutkan peran lamanya mendukung stabilitas pasar minyak.

Sebelumnya, Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa melonjaknya harga mulai memukul permintaan. “Ada risiko nyata bahwa lingkungan harga yang berkelanjutan 100 dolar per barel-plus akan membuktikan tidak sesuai dengan kecepatan pemulihan ekonomi yang diharapkan saat ini,” kata IEA dalam laporan bulanannya.

OPEC juga menyatakan, dalam masalah harga, realitas penawaran tidak sama dengan permintaan. Dalam hal fundamental, peristiwa baru-baru ini saja tidak membenarkan tingkat harga yang tinggi saat ini.

"Sebaliknya, ini merupakan peningkatan tajam dalam premi risiko, yang mencerminkan kekhawatiran kekurangan di pasar pada kuartal mendatang," kata OPEC.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…