Namarin Pertanyakan Nasib Pelaut RI di Kapal China

Namarin Pertanyakan Nasib Pelaut RI di Kapal China

NERACA

Jakarta – Terkait mewabahnya virus Corona di China, pemerintah RI mengantisipasi dengan berbagai langkah pengamanan. Terutama menutup penerbangan ke Wuhan, China, tempat di mana virus itu mulai mewabah.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi beberapa waktu lalu, yang meminta sejumlah maskapai tidak melakukan rute penerbangan Wuhan.

Begitu pula Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang menyebutkan terdapat ribuan mahasiswa di negara China yang aman dari virus tersebut. Menurutnya 90 persen mahasiswa yang ada di Wuhan, China sudah kembali ke Indonesia.

Selain itu, WNI lain yang masih berada di China juga dipastikan tidak terjangkit virus tersebut. Informasi ini diperoleh dari data KBRI di Beijing."Nah juga ada warga negara lain yang semua terpantau dan dari pantauan KBRI di Beijing belum ada informasi terjangkitnya atau terkenanya WNI dari wabah yang sedang terjadi di China tersebut," ucap Retno.

Bisa jadi pantauan KBRI di Beijing hanya para pekerja dan mahasiswa Indonesia yang berada di darat. Lalu bagaimana nasib pekerja asal Indonesia yang bekerja di atas kapal?

Hal ini menjadi sorotan dari pengamat maritim Siswanto Rusdi mengenai nasib pelaut Indonesia yang bekerja di kapal berbendera China. Walaupun tidak tahu data pastinya, Siswanto menyebut jumlahnya sangat banyak mencapai ribuan.

“Pemerintah saya lihat belum mengeluarkan pernyataan soal nasib pelaut kita yang bekerja di kapal berbendera China, apakah aman dari virus Corona atau tidak. Inikan jadi indikasi kalau pelaut itu cenderung dianak tirikan dibanding kelas pekerja lain atau mahasiswa,” ujar Siswanto, Sabtu (25/1).

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) ini meminta pemerintah RI untuk tidak menganak tirikan pelaut. Dia menunggu pernyataan resmi baik dari Menlu, Menhub maupun Menteri Tenaga Kerja (Menaker).

“Karena kan kita juga belum tahu, pelaut kita yang bekerja di kapal berbendera China pernah ke Wuhan atau tidak, atau berinteraksi dengan pelaut China asal Wuhan atau tidak? Jadi ini harus diidentifikasi oleh pemerintah, apalagi menularnya virus ini sangat cepat,” ungkap Siswanto.

Dia menegaskan bahwa profesi pelaut ini merupakan profesi yang terhormat dan dilindungi oleh berbagai peraturan baik internasional maupun internasional. Sehingga keberadaannya juga harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.

“Pelaut itu dilindungi oleh berbagai organisasi internasional seperti ILO, ITF (The International Transport Workers' Federation-red), dan IMO. Jadi pemerintah Indonesia janganlah menutup mata. Giliran PRT (Pembantu Rumah Tangga) diurus, pesawat pesawat lebih diperhatikan, tapi pelaut sama sekali tidak,” tandasnya. Mohar

 

 

BERITA TERKAIT

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…