Waktu Tidur Terbaik Agar Tubuh Tak Kelelahan

Di tengah padatnya aktivitas, tidur atau istirahat penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Istirahat membuat tubuh terjauh dari kelelahan sebagaimana yang diduga terjadi pada banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pemilu 2019.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat, sebanyak 91 petugas yang membantu menyelenggarakan Pemilu meninggal dunia dan 374 lainnya jatuh sakit. Banyaknya petugas yang meninggal dunia dan sakit diduga akibat kelelahan bekerja tanpa henti. Beberapa di antaranya bahkan tak tidur selama beberapa hari.

Ahli gizi dan nutrisi, Profesor Saptawati Bardosono mengatakan, meski dituntut segudang aktivitas, tubuh tetap membutuhkan istirahat dan tidur. Waktu tidur yang dibutuhkan oleh setiap orang tergantung pada usia. Orang dewasa normalnya membutuhkan waktu tidur rata-rata delapan setiap hari. "Saat banyak aktivitas, tetap harus dibatasi untuk bisa diistirahatkan selama delapan jam dalam 24 jam agar dapat memperoleh nutrisi dan menyehatkan organ tubuh," kata Saptawati dikutip dari CNNIndonesia.com.

Tidur mungkin terlihat sepele, namun kenyataannya kurang tidur bisa berakibat bahaya. Bayangkan saja besok sudah saatnya menentukan pilihan di Pemilu 2019 tetapi malamnya kurang tidur. Konsentrasi bisa terganggu padahal surat suara untuk anggota legislatif ukurannya besar dan hanya mencantumkan deret nama tanpa foto. 

Kalau malamnya kurang tidur, ada kemungkinan suara bisa tidak sah atau yang dipilih tak sesuai dengan pilihan di awal. Bukan cuma masalah saat Pemilu, tapi kurang tidur secara umum bisa menimbulkan banyak masalah. Untuk mencegah hal ini terjadi, pastikan malam tidur cukup 8 jam atau paling tidak tujuh jam. Ada aneka manfaat kesehatan yang menanti.

1. Otak lebih tajam

Saat kurang tidur, tanpa disadari orang akan kesulitan untuk mengingat kembali suatu hal tertentu apalagi detailnya. Tidur memainkan peranan penting untuk fungsi kognitif yakni belajar dan mengingat.  Tanpa tidur cukup, otak sulit untuk fokus dan mengambil informasi baru. Otak pun tidak punya cukup waktu untuk menyimpan memori padahal ini akan 'diputar' kembali sewaktu-waktu saat diperlukan.

2. Lebih bahagia

Tak hanya memengaruhi otak, tidur cukup pun memengaruhi perasaan. Saat lelah, orang cenderung mudah marah. Pekerjaan kecil pun rasanya begitu berat. Mudah sekali untuk frustasi.  "Banyak hal yang kita anggap remeh yang dipengaruhi tidur. Jika Anda tidur lebih baik (cukup), Anda bisa hidup lebih baik. Ini cukup jelas," kata Raymonde Jean, direktur kesehatan tidur dan direktur asosiasi perawatan kritis di Roosevelt Hospital Center, New York City dilansir dari Health.

Kurang tidur kronis bisa berisiko mengalami gangguan perasaan. Sebuah studi menyebut jika seorang memiliki insomnia, ada risiko lima kali lebih besar mengalami depresi atau gejala kecemasan dan gangguan kepanikan yang makin parah.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…