NERACA
Jakarta - Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) boleh unjuk gigi. Pasalnya, rasio pembiayaan bermasalah (Nonperforming Finance/NPF) mulai melandai hingga ke bawah tiga persen pada Januari 2018, setelah sempat menyentuh level 3,71 persen pada periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan Statistik Lembaga Pembiayaan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio pembiayaan macet pada Januari 2018 mencapai 2,95 persen. Itu berarti, penurunannya 0,76 persen dalam satu tahun.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, terjadi peningkatan kualitas pembiayaan karena upaya bersih-bersih kredit macet yang dilakukan banyak perusahaan multifinance. “Ya, saya kira, banyak yang bersih-bersih kredit macet, mulai dari restrukturisasi hingga write off (hapus buku) di tahun lalu. Sehingga, mulai terlihat hasilnya sekarang,” ujarnya, seperti dikutip CnnIndonesia.com.
Selain itu, ia melanjutkan, peningkatan harga batu bara dan sejumlah komoditas lainnya turut membangkitkan selera pelaku usaha untuk berekspansi. Makanya, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi pada Januari 2018 terdongkrak. Pembiayaan investasi dan modal kerja tercatat masing-masing sebesar Rp119,77 triliun dan Rp22,42 triliun pada Januari 2018 atau bertumbuh 9 persen dan 4,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Pembiayaan naik. Artinya, bilangan pembaginya jadi ikut naik. Makanya, NPF-nya jadi turun," imbuh Suwandi. Namun demikian, ia memprediksi, rasio pembiayaan macet multifinance tahun ini masih akan berkisar 2,7 persen - 2,9 persen. Alasannya, pembiayaan tahun ini pun cuma dipatok tumbuh 8 persen - 10 persen.
Secara keseluruhan, total pembiayaan yang disalurkan multifinance mencapai Rp416,48 triliun per Januari 2018 atau naik 6,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp389,52 triliun. Dari sisi laba, industri multifinance menorehkan keuntungan sebesar Rp1,18 triliun atau naik 5 persen dibandingkan Januari 2017 lalu, yakni Rp1,12 triliun. “Pertumbuhan laba karena pendapatan tumbuh lebih baik hasil dari peningkatan kualitas pembiayaan,” terang dia.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ada tujuh belas perusahaan pembiayaan yang masuk ke dalam pengawasan khusus. Rasio non performing financing (NPF) yang berada di ambang batas sebesar 5% jadi sebabnya. Nah dari jumlah itu, Plt. Kepala Departemen Pengawas IKNB OJK Bambang W Budiawan bilang beberapa di antaranya sudah menunjukkan perbaikan. Di antaranya dua perusahaan telah mendapat suntikan modal dari para pemegang saham secara bertahap.
Salah satu perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut, kata dia adalah PT Bima Multi Finance. "Kondisi di Bima Finance sudah membaik dengan langkah-langkah yang dilakukan bersama para krediturnya," kata dia baru-baru ini. Meski begitu, ia juga mengakui ada lima perusahaan yang cukup meragukan untuk bisa memperbaiki kondisi kesehatannya. Hal ini di antaranya karena kondisi kesehatan kredit yang sudah terlalu sakit.
Sementara komitmen dari pemegang sahamnya pun sangatlah kurang dalam menambah modal. Sehingga sejumlah perusahaan tersebut tak bisa membentuk pencadangan yang memadai. Bila masih tak bisa menunjukan komitmennya, bukan tak mungkin sejumlah perusahaan tersebut bakal menerima sanksi pembekuan kegiatan usaha (PKU) di tahun ini. "Kecuali ada investor yang mau menyuntikkan modal cukup besar," ungkapnya.
NERACA Jakarta – Prudential Indonesia telah meluncurkan solusi perlindungan jiwa yakni PRUIncome Plus. PRUIncome Plus menawarkan beragam manfaat seperti…
BNI Kucurkan Kredit Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik VinFast NERACA Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI…
Kuartal I, Penyaluran Kredit Bank Jago Tumbuh 42% NERACA Jakarta - PT Bank Jago Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp20,3 triliun…
NERACA Jakarta – Prudential Indonesia telah meluncurkan solusi perlindungan jiwa yakni PRUIncome Plus. PRUIncome Plus menawarkan beragam manfaat seperti…
BNI Kucurkan Kredit Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik VinFast NERACA Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI…
Kuartal I, Penyaluran Kredit Bank Jago Tumbuh 42% NERACA Jakarta - PT Bank Jago Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp20,3 triliun…