Di Papua, Empat Kantor Perbankan Tutup

 

 

NERACA

 

Jayapura - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat mengungkapkan ada empat kantor perbankan selama 2016 menutup operasionalnya. "Bank tersebut adalah Danamon Kantor Cabang Timika, Danamon Kantor Cabang Pembantu Hamadi, Maybank Kantor Cabang Pembantu Abepura dan Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Sentani," ujar Kepala OJK Papua dan Papua Barat Misran Pasaribu, di Jayapura, yang dikutip laman Antara, Rabu (14/9).

Ia mengaku bahwa sebelum berhenti beroperasi, perbankan tersebut telah melaporkan kepada OJK di tahun sebelumnya. "Biasanya sebelum berhenti beroperasi, mereka sudah memasukkan di dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun sebelumnya. Penutupan kantor cabang pembantu karena dianggap kurang prospektif bagi perbankan tersebut, tidak memberikan keuntungan," katanya.

Selain berhenti beroperasi, OJK juga mencatat sejumlah bank melakukan peningkatan status dan pindah alamat kantor. Untuk pindah alamat dilakukan oleh Bank Pundi, BPR Irian Sentosa Kantor Kas Genyem dan BPR Irian Sentosa Kantor Cabang Wamena. Sementara yang melakukan peningkatan status hanya satu yaitu BRI dari Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu. Misran pun menyebut bahwa selama 2016 belum ada penambahan jaringan kantor perbankan, baik yang sudah ada atau bank yang baru masuk ke Papua dan Papua Barat.

Meski perbankan di Papua tutup, tetapi transaksi non tunai di Papua mengalami peningkatan. Sistem pembayaran non tunai jumlahnya terus meningkat mencapai Rp9,84 triliun. “Terlihat dari data kliring pada periode Januari - Juli 2016 yang mencatat nominal Rp9,84 triliun atau meningkat 191,68%  dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp3,25 triliun,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Joko Supratikno.

Selain nominal, peningkatan kliring juga terlihat dari jumlah transaksi, dimana pada periode tersebut tercatat jumlahnya sebanyak 178,01 ribu lembar warkat atau meningkat 62,69%. Joko pun menekankan bahwa BI terus mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) agar masyarakat bisa terhindar dari peredaran uang palsu. "BI terus mendorong GNNT untuk mengurangi risiko terkena uang palsu," kata dia.

Ia menjelaskan ada beberapa keuntungan dari transaksi non tunai, seperti, menghemat biaya pencetakan dan pengelolaan uang, mempermudah dan mempersingkat waktu bertransaksi, cepat, praktis dan aman, meminimalkan risiko pemalsuan uang, terutama uang bernilai besar. "Pembayaran secara non tunai dapat dilakukan dengan menggunakan kartu ATM, kliring, RTGS, uang elektronik, internet banking maupun mobile payment," katanya.


BERITA TERKAIT

Gandeng Standard Chartered, Prudential Indonesia Rilis Produk PRUIncome Plus

  NERACA Jakarta – Prudential Indonesia telah meluncurkan solusi perlindungan jiwa yakni PRUIncome Plus. PRUIncome Plus menawarkan beragam manfaat seperti…

BNI Kucurkan Kredit Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik VinFast

BNI Kucurkan Kredit Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik VinFast NERACA Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI…

Kuartal I, Penyaluran Kredit Bank Jago Tumbuh 42%

Kuartal I, Penyaluran Kredit Bank Jago Tumbuh 42% NERACA Jakarta - PT Bank Jago Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp20,3 triliun…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Gandeng Standard Chartered, Prudential Indonesia Rilis Produk PRUIncome Plus

  NERACA Jakarta – Prudential Indonesia telah meluncurkan solusi perlindungan jiwa yakni PRUIncome Plus. PRUIncome Plus menawarkan beragam manfaat seperti…

BNI Kucurkan Kredit Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik VinFast

BNI Kucurkan Kredit Rp1,51 Triliun untuk Bangun Pabrik VinFast NERACA Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI…

Kuartal I, Penyaluran Kredit Bank Jago Tumbuh 42%

Kuartal I, Penyaluran Kredit Bank Jago Tumbuh 42% NERACA Jakarta - PT Bank Jago Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp20,3 triliun…