Neraca, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Jabon Mekar berhasil memberdayakan Santi (35), pemilik warung nasi di Desa Jabon Mekar, Parung, Bogor, sehingga penghasilan bulannya mencapai Rp10 juta.
Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) merupakan bagian dari upaya BAZNAS dalam memberdayakan ekonomi mustahik melalui sektor usaha kecil. Dengan memberikan bantuan modal dan pendampingan, BAZNAS berharap dapat menciptakan lebih banyak kisah sukses seperti Bu Santi di berbagai daerah di Indonesia.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, MA, menyampaikan, kesuksesan Santi menjadi inspirasi bagi penerima manfaat lainnya bahwa dengan niat kuat dan dukungan yang tepat, mustahik dapat bangkit menjadi pelaku usaha yang mandiri.
"Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) merupakan bentuk implementasi zakat yang berkelanjutan. Ini adalah bukti nyata bahwa pemberdayaan ekonomi melalui zakat dapat mengubah hidup banyak orang, terutama mereka yang berasal dari kalangan mustahik, menjadi mandiri dan berdaya," ujar Saidah di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Saidah menjelaskan, hingga saat ini, dari 26 BMD yang tersebar di seluruh Indonesia, terdapat 8.381 pelaku usaha kecil yang masih dalam pendampingan aktif, sementara 1.616 mustahik telah mencapai kemandirian.
"Tim pendamping BMD sudah melakukan pendampingan secara intensif berupa pelatihan manajemen usaha, promosi, dan pencatatan keuangan. BAZNAS akan terus memantau setiap perkembangan usaha mustahik yang dibina melalui monitoring secara terstruktur," ucap Saidah.
Saidah menekankan, tujuan dari adanya program ini adalah memberikan kebermanfaatan dalam skala besar terkait pemenuhan kebutuhan dasar, berupa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Program ini telah melakukan pengentasan mustahik yang terdata, dan harapannya akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.
"Kami akan terus berkomitmen dan terus menciptakan banyak mustahik yang beralih menjadi muzaki sehingga ada peningkatan yang signifikan di dalam perekonomian umat," ungkapnya.
Sementara itu, Santi mengaku memulai usahanya sejak 2020 dengan modal seadanya. Awalnya, warungnya hanya menghasilkan omzet Rp100–150 ribu per hari. Katanya, dulu ia sering khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga, tapi tak mau menyerah.
Santi mengungkapkan, titik balik datang ketika BAZNAS melalui BMD Jabon Mekar memberikan bantuan modal usaha dan pendampingan. Lokasi strategis tepat di pinggir jalan desa yang ramai dan dekat pabrik, warungnya kini ramai dikunjungi, terutama oleh karyawan pabrik yang kerap makan siang di sana.
"Alhamdulillah, setelah mendapat bantuan dari BAZNAS, omzet saya naik signifikan. Sekarang bisa sampai Rp400 ribu per hari dan mencapai Rp10 juta per bulan. Mudah-mudahan usaha warung nasi saya bisa terus berkembang," kata Santi.
EKSPOR MEBEL ROTAN : Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi rotan di sentra produksi rotan Tegalwangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (29/4/2025). Dinas…
BANDARA INTERNASIONAL JENDERAL AHMAD YANI : Warga Negara Asing yang merupakan calon penumpang pesawat berjalan menuju ruang tunggu di Bandara…
LABA ASURANSI DIGITAL BERSAMA MELESAT : Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) Adi Wibowo Adisaputro (tengah) berbincang dengan…
EKSPOR MEBEL ROTAN : Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi rotan di sentra produksi rotan Tegalwangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (29/4/2025). Dinas…
BANDARA INTERNASIONAL JENDERAL AHMAD YANI : Warga Negara Asing yang merupakan calon penumpang pesawat berjalan menuju ruang tunggu di Bandara…
LABA ASURANSI DIGITAL BERSAMA MELESAT : Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) Adi Wibowo Adisaputro (tengah) berbincang dengan…