DHE 100% Efektif Jaga Nilai Tukar Rupiah

DHE 100% Efektif Jaga Nilai Tukar Rupiah
NERACA
Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyatakan, kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) yang 100 persen di simpan di dalam negeri selama 1 tahun, efektif untuk menjaga nilai tukar rupiah. "Ini bagus, artinya kalau itu bisa terlaksana akan efektif untuk menjaga nilai tukar rupiah," katanya, seperti dikutip Antara, kemarin. 
Dijelaskan dia, dengan disimpannya seluruh pendapatan yang diperoleh dari keuntungan ekspor itu, secara langsung memperbanyak arus dolar AS yang pada akhirnya menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terdepresiasi. "Kalau DHE disimpan di bank lokal tentu bisa menjaga nilai tukar rupiah, kalau terjadi dan terlaksana, maka suplai dolar akan lebih banyak dan akan lebih baik," katanya.
Menurut dia, supaya manfaat dari DHE SDA 100 persen ini bisa dirasakan secara optimal, pemerintah mesti tegas melakukan penindakan terhadap perusahaan yang masih belum menyimpan hasil penjualan ekspornya di dalam negeri. Selain itu, melakukan diversifikasi pasar untuk memperkuat ekspor, serta meningkatkan kontribusi sektor pariwisata juga diyakini mampu memperluas dampak positif dari kebijakan ini. "Penguatan ekspor, peningkatan volume ekspor, dan penguatan sektor pariwisata itu akan membuat DHE terus mengalir," katanya.
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan kebijakan terkait penempatan dan pemanfaatan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sebesar 100 persen di simpan di Tanah Air. Seiring kebijakan DHE itu, cadangan devisa Indonesia tercatat 157,1 miliar dolar AS atau menyentuh all time high (ATH) per akhir Maret 2025, atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dengan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Penempatan DHE dalam negeri bukan sekadar menjaga cadangan devisa, tetapi juga memperkuat peran sektor ekspor sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Kehadiran instrumen seperti SVBI dan SUVBI mempermudah eksportir menyimpan devisa tanpa kehilangan akses atas likuiditas, sementara bank mendapat jaminan kredit yang lebih kuat.
Selain itu, kebijakan DHE ini bukan hanya soal devisa atau nilai tukar, namun soal arah baru ekonomi nasional, dari ekonomi yang terlalu bergantung pada arus modal asing, menuju ekonomi berbasis kekuatan internal, terutama ekspor SDA. Dengan likuiditas valas yang lebih terkendali, perbankan yang lebih agresif menyalurkan kredit produktif, serta stabilitas moneter yang terjaga, Indonesia berpeluang memperkuat kemandirian ekonomi tanpa harus mengorbankan pertumbuhan. 
 
Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap The Fed yang membuka pintu pelonggaran kebijakan pemotongan suku bunga. “Pejabat Fed membuka pintu untuk pemotongan suku bunga pada bulan Juni jika sinyal resesi meningkat, membuat meningkatnya harapan pasar untuk pelonggaran kebijakan The Fed lebih lanjut,” ucapnya dalam keterangannya. 
Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan pihaknya dapat bertindak secepatnya pada bulan Juni jika data mendukung untuk melakukan pemotongan suku bunga. Begitu pula dengan Gubernur Fed Christopher Waller yang menyatakan bahwa keputusan pemotongan suku bunga pada bulan Juni masih memungkinkan didorong oleh data pasar tenaga kerja yang melemah. “Prospek pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh Fed yang kemungkinan akan melanjutkan siklus pemotongan suku bunga pada bulan Juni dan akan menurunkan suku bunga setidaknya tiga kali lagi sampai akhir tahun ini,” ujar Ibrahim.

 

 

NERACA

Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyatakan, kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) yang 100 persen di simpan di dalam negeri selama 1 tahun, efektif untuk menjaga nilai tukar rupiah. "Ini bagus, artinya kalau itu bisa terlaksana akan efektif untuk menjaga nilai tukar rupiah," katanya, seperti dikutip Antara, kemarin. 

Dijelaskan dia, dengan disimpannya seluruh pendapatan yang diperoleh dari keuntungan ekspor itu, secara langsung memperbanyak arus dolar AS yang pada akhirnya menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terdepresiasi. "Kalau DHE disimpan di bank lokal tentu bisa menjaga nilai tukar rupiah, kalau terjadi dan terlaksana, maka suplai dolar akan lebih banyak dan akan lebih baik," katanya.

Menurut dia, supaya manfaat dari DHE SDA 100 persen ini bisa dirasakan secara optimal, pemerintah mesti tegas melakukan penindakan terhadap perusahaan yang masih belum menyimpan hasil penjualan ekspornya di dalam negeri. Selain itu, melakukan diversifikasi pasar untuk memperkuat ekspor, serta meningkatkan kontribusi sektor pariwisata juga diyakini mampu memperluas dampak positif dari kebijakan ini. "Penguatan ekspor, peningkatan volume ekspor, dan penguatan sektor pariwisata itu akan membuat DHE terus mengalir," katanya.

Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan kebijakan terkait penempatan dan pemanfaatan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sebesar 100 persen di simpan di Tanah Air. Seiring kebijakan DHE itu, cadangan devisa Indonesia tercatat 157,1 miliar dolar AS atau menyentuh all time high (ATH) per akhir Maret 2025, atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dengan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Penempatan DHE dalam negeri bukan sekadar menjaga cadangan devisa, tetapi juga memperkuat peran sektor ekspor sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Kehadiran instrumen seperti SVBI dan SUVBI mempermudah eksportir menyimpan devisa tanpa kehilangan akses atas likuiditas, sementara bank mendapat jaminan kredit yang lebih kuat.

Selain itu, kebijakan DHE ini bukan hanya soal devisa atau nilai tukar, namun soal arah baru ekonomi nasional, dari ekonomi yang terlalu bergantung pada arus modal asing, menuju ekonomi berbasis kekuatan internal, terutama ekspor SDA. Dengan likuiditas valas yang lebih terkendali, perbankan yang lebih agresif menyalurkan kredit produktif, serta stabilitas moneter yang terjaga, Indonesia berpeluang memperkuat kemandirian ekonomi tanpa harus mengorbankan pertumbuhan. 

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap The Fed yang membuka pintu pelonggaran kebijakan pemotongan suku bunga. “Pejabat Fed membuka pintu untuk pemotongan suku bunga pada bulan Juni jika sinyal resesi meningkat, membuat meningkatnya harapan pasar untuk pelonggaran kebijakan The Fed lebih lanjut,” ucapnya dalam keterangannya. 

Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan pihaknya dapat bertindak secepatnya pada bulan Juni jika data mendukung untuk melakukan pemotongan suku bunga. Begitu pula dengan Gubernur Fed Christopher Waller yang menyatakan bahwa keputusan pemotongan suku bunga pada bulan Juni masih memungkinkan didorong oleh data pasar tenaga kerja yang melemah. “Prospek pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh Fed yang kemungkinan akan melanjutkan siklus pemotongan suku bunga pada bulan Juni dan akan menurunkan suku bunga setidaknya tiga kali lagi sampai akhir tahun ini,” ujar Ibrahim.

BERITA TERKAIT

PT Surveyor Indonesia Gandeng Dimitra Incorporated untuk Mendorong Petani Kopi dan Kakao Masuk Pasar Ekspor

  NERACA Jakarta – PT Surveyor Indonesia (PTSI) menandatangani nota kesepahaman dengan Dimitra Incorporated (Dimitra) terkait komitmen bersama dalam pendampingan…

Pelaku Usaha Diminta Mandiri dan Inovatif Hadapi Krisis Global

  Pelaku Usaha Diminta Mandiri dan Inovatif Hadapi Persaingan Global Yogyakarta - Hidup dalam dinamika global, baik dari sisi geopolitik,…

Butuh 2-3 Tahun untuk Seimbangkan Defisit Neraca Perdagangan AS

Butuh 2-3 Tahun untuk Seimbangkan Defisit Neraca Perdagangan AS NERACA Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati menyampaikan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

PT Surveyor Indonesia Gandeng Dimitra Incorporated untuk Mendorong Petani Kopi dan Kakao Masuk Pasar Ekspor

  NERACA Jakarta – PT Surveyor Indonesia (PTSI) menandatangani nota kesepahaman dengan Dimitra Incorporated (Dimitra) terkait komitmen bersama dalam pendampingan…

Pelaku Usaha Diminta Mandiri dan Inovatif Hadapi Krisis Global

  Pelaku Usaha Diminta Mandiri dan Inovatif Hadapi Persaingan Global Yogyakarta - Hidup dalam dinamika global, baik dari sisi geopolitik,…

Butuh 2-3 Tahun untuk Seimbangkan Defisit Neraca Perdagangan AS

Butuh 2-3 Tahun untuk Seimbangkan Defisit Neraca Perdagangan AS NERACA Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati menyampaikan…

Berita Terpopuler