NERACA
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan untuk bisa memperoleh izin dua kegiatan usaha bulion lainnya pada tahun ini, yakni pembiayaan emas dan penyimpanan emas, usai perseroan mengantongi izin usaha untuk penitipan emas dan perdagangan emas.
“Mudah-mudahan kita bisa masukkan dua produk itu di tahun ini. Tapi itu kembali lagi, tergantung assessment dari otoritas (OJK),” kata Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, seperti dikutip, kemarin.
Anton menjelaskan, banyak aspek yang harus disiapkan perseroan secara internal sebelum mengajukan izin kedua jenis usaha bulion tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai dari risk assessment kriteria, model bisnis yang dibangun, operasional modelnya, hingga sistem yang dibangun secara menyeluruh.
“Tapi kita optimis ini mudah-mudahan bisa segera (mendapatkan izin dari OJK),” kata dia.
Adapun layanan bank emas (bullion bank) telah diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari yang lalu. Sebelumnya, BSI telah mengantongi izin resmi pelaksanaan bank emas dari OJK pada 12 Februari 2025 yang mencakup dua kegiatan usaha utama antara lain penitipan emas dan perdagangan emas.
Pada tahun ini, BSI juga akan berfokus untuk mengembangkan bisnis bank emas melalui tiga fokus layanan salah satunya yakni BSI Emas Digital yang merupakan layanan jual-beli dan titip emas melalui aplikasi BYOND by BSI.
Layanan lainnya yaitu BSI Gold yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk membeli emas fisik secara tunai dan cicil dengan harga kompetitif. Yang terakhir adalah pengembangan BSI ATM Emas untuk kemudahan cetak emas di pusat dan cabang BSI.
Anton mengatakan, bisnis bank emas di BSI memiliki sejumlah keunggulan di antaranya BSI Gold dengan karatase 99,99 persen berstandar SNI dan berertifikat MUI.
BSI dapat melayani bisnis emas dengan memanfaatkan jaringan BSI Agen lebih dari 110.000 di seluruh Indonesia. Layanan bank emas juga bisa diakses di mana pun dan kapan pun melalui BYOND by BSI.
Selama tahun 2024, total emas kelolaan BSI tercatat mencapai 17,5 ton dengan volume transaksi mencapai 29,7 ton. Potensi bisnis logam mulia akan terus dikembangkan melalui optimalisasi ekosistem bank emas yang telah dimiliki perseroan saat ini.
BSI mencatat, peluang untuk mengembangkan pasar emas Indonesia juga sangat besar mengingat permintaan emas per kapita Indonesia masih terendah di Asia Tenggara yakni 0,16 gram per orang. Di sisi lain, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton dari sektor hulu ke hilir, merujuk pada kajian McKinsey.
Sementara jumlah emas batangan diproyeksikan mencapai 321 ton yang merupakan aset yang dapat dimonetisasi. Jumlah ini berpotensi untuk terus meningkat mengingat Indonesia memiliki potensi cadangan emas nomor enam terbesar di dunia yang setara dengan 2.600 ton.
Melalui usaha bank emas, Anton mengatakan bahwa BSI dapat menangkap nilai ekonomi di seluruh rantai pasok emas, memonetisasi aset emas yang kurang produktif, dan memberikan kemudahan alternatif investasi syariah.
Upaya ini tak terlepas dari misi BSI melanjutkan arahan pemerintah sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional. Selain itu, juga dalam rangka mendukung visi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan mencapai 8 persen pada 2029.
Anton pun optimistis bank emas atau usaha bulion akan memberikan daya tarik bagi para pelaku industri hulu hingga hilirisasi emas yang memberikan nilai tambah pada rantai produksi, sebab hilirisasi logam mulia meningkatkan nilai tambah bijih emas hingga 10 kali lipat.
NERACA Jakarta — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) berkolaborasi dengan Forum Pemimpin Redaksi (FP) dalam memberikan bantuan sosial…
NERACA Jakarta - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara menyampaikan bahwa pembiayaan perbankan syariah tumbuh 9,77…
NERACA Jakarta - Bulan Ramadan adalah momen yang penuh berkah dan refleksi bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain…
NERACA Jakarta — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) berkolaborasi dengan Forum Pemimpin Redaksi (FP) dalam memberikan bantuan sosial…
NERACA Jakarta - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara menyampaikan bahwa pembiayaan perbankan syariah tumbuh 9,77…
NERACA Jakarta - Bulan Ramadan adalah momen yang penuh berkah dan refleksi bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain…