Suku Bunga Acuan Turun - Analis :Katalis Positif Bagi Instrumen Obligasi

NERACA

Jakarta - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai, dunia saat ini tengah memasuki siklus pemangkasan suku bunga yang memiliki dampak positif terhadap instrumen obligasi."Turunnya suku bunga cenderung berdampak langsung terhadap pasar obligasi karena hubungan yang erat antara suku bunga, imbal hasil obligasi, dan harga obligasi, karena instrumen obligasi diminati ketika suku bunga turun karena investor dapat ‘mengunci’ imbal hasil di level tinggi," kata Portfolio Manager, Fixed Income MAMI, Laras Febriany dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, pada dasarnya Indonesia memiliki profil ekonomi yang menarik di antara negara berkembang lain, didukung oleh tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi yang stabil, inflasi rendah, tingkat utang negara rendah, kondisi politik stabil, dan tingkat imbal hasil obligasi yang tinggi. Hal itu yang menjadikan daya tarik investor asing untuk masuk ke pasar obligasi Indonesia.

Langka bagi suatu negara berkembang memiliki profil yang cukup baik secara menyeluruh, karena biasanya ada saja masalah pada salah satu faktor tersebut,“Dengan profil yang menarik itu, faktor kunci bagi investor adalah pada stabilitas nilai tukar rupiah, karena pelemahan nilai tukar akan menggerus potensi imbal hasil bagi investor asing, membuat obligasi Indonesia kurang menarik, dan pada akhirnya dapat membuat arus dana asing berbalik. Dimulainya siklus pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan dapat menjadi iklim yang suportif bagi Rupiah dan bisa menarik arus dana asing masuk ke pasar obligasi Indonesia lebih lanjut,” kata Laras pula.

Sebagai informasi, pasar obligasi sudah konsisten mencatat kinerja positif sejak periode Juli-Agustus, dan terlihat masih terus berlanjut. Sementara itu, nilai tukar rupiah juga cenderung terus menguat, saat ini di kisaran Rp15.340 (per 18 September 2024), dan arus dana investor asing ke pasar obligasi pun meningkat.

Kemudian Laras menilai ke depannya, konsensus pasar memperkirakan BI akan bergerak lebih konservatif dibanding The Fed, dengan The Fed diperkirakan menurunkan suku bunga di kisaran 200 bps hingga akhir 2025, sementara BI di kisaran 100 bps di periode sama. Di tengah banyaknya pilihan investasi di pasar modal saat ini, Laras melihat pasar obligasi masih memiliki peluang yang menarik. Obligasi menawarkan potensi capital gain dan elemen stabilitas bagi portofolio investor.

Kelas aset obligasi secara historis mencatat kinerja baik dalam periode pemangkasan suku bunga, sehingga dapat menjadi opsi bagi investor untuk mendapatkan potensi capital gain memasuki periode pemangkasan suku bunga global. Di sisi lain, lanjut Laras, pasar tidak bergerak dalam garis lurus, selalu saja ada dinamikanya, oleh karena itu karakter obligasi yang defensif memberikan elemen stabilitas untuk menjaga keseimbangan portofolio investor.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Menguat

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/9) sore awal pekan kemarin, indeks harga saham…

Kembangkan Hiliriasi Ekosistem EV - Mewujudkan Mimpi Besar Jadi Raja Baterai di Global

Meningkatkan tren penjualan kendaraan listrik secara global dan dalam negeri, termasuk mobil listrik menjadi berkah bagi produsen baterai dan termasuk…

Hartadinata Terbitkan Obligasi Rp 900 Miliar

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya dan termasuk melunasi obligasi jatuh tempo, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Menguat

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/9) sore awal pekan kemarin, indeks harga saham…

Kembangkan Hiliriasi Ekosistem EV - Mewujudkan Mimpi Besar Jadi Raja Baterai di Global

Meningkatkan tren penjualan kendaraan listrik secara global dan dalam negeri, termasuk mobil listrik menjadi berkah bagi produsen baterai dan termasuk…

Hartadinata Terbitkan Obligasi Rp 900 Miliar

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya dan termasuk melunasi obligasi jatuh tempo, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)…