Kelas Menengah Turun, UOB Indonesia Nilai Tak Pengaruhi Kredit

Kelas Menengah Turun, UOB Indonesia Nilai Tak Pengaruhi Kredit 
NERACA
Jakarta - Di tengah adanya penurunan kelas menengah, PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) menilai hal tersebut tidak mempengaruhi kinerja transaksi kredit perusahaan. Menurut Cards & Payment Head UOB Indonesia Herman Soesetyo, hal itu dikarenakan target segmen nasabah kredit UOB Indonesia yang didominasi kelas menengah ke atas. “Kalau secara overall pasti berpengaruh.Tapi again, masing-masing bank kan mempunyai sasaran target market-nya sendiri-sendiri. Kalau di UOB kita enggak melihat itu. Jadi kita melihat bahwa peminat untuk aplikasi itu tetap banyak yang kita sasar juga,” kata Herman, sebagaimana dikutip Antara, kemarin. 
Terlepas dari adanya penurunan kelas menengah, Herman mengatakan bahwa sejauh ini rata-rata tingkat persetujuan (approval rate) transaksi kredit masih sesuai target. “Approval rate-nya memang sesuai dengan apa yang kita targetkan. Jadi kita enggak melihat signifikan perubahan itu sih,” ujarnya. Meskipun demikian, ia mengakui bukan berarti penurunan kelas menengah tidak mempengaruhi bisnis perbankan lain di Indonesia. Dia mengakui fenomena kelas menengah yang kian menurun memang telah berdampak pada kinerja perbankan secara umum.
Diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024 memperlihatkan turunnya jumlah penduduk kelas menengah. Data pada 2019 memperlihatkan jumlah 57,33 juta orang yang kemudian turun menjadi 53,83 juta orang pada 2021. BPS kembali mencatat penurunan jumlah penduduk kelas menengah pada 2022 menjadi 49,51 juta orang dan 48,27 juta orang pada 2023 yang kembali turun pada tahun ini menjadi 47,85 juta orang.
Di saat bersamaan, jumlah penduduk yang masuk dalam kategori menuju kelas menengah (aspiring middle class) dari 128,85 juta orang naik menjadi 137,50 juta orang pada 2024. Selain itu, masyarakat rentan miskin tercatat juga bertambah dari 2019 sebanyak 54,97 juta orang menjadi 67,69 juta orang.
 
Adapun, dalam kesempatan itu, PT Bank UOB Indonesia juga mengumumkan kerja sama dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk meluncurkan kartu kredit UOB Telkomsel untuk mendukung gaya hidup digital para nasabah. Consumer Banking Director UOB Indonesia Cristina Teh Tan mengatakan, peluncuran kartu kredit ini memaknai esensi "Lifestyle Connected".
"Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan pertumbuhan yang luar biasa pada pasar niaga-el (e-commerce), didorong oleh meningkatnya penetrasi internet, kelas menengah yang berkembang pesat, dan meningkatnya preferensi dalam berbelanja online untuk melengkapi kebutuhan gaya hidup digital mereka," kata Cristina.
Cristina memaparkan jumlah pengguna internet saat ini mencapai 185,3 juta, dengan penggunaan internet mobile meningkat 0,6 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, terdapat tren gaya hidup yang menonjol di mana 11,7 persen, terutama dari segmen Gen Y dan Gen Z, memprioritaskan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini dan pengeluaran untuk hiburan dan rekreasi (49,4 persen), yang mengarah pada gaya hidup modern berfokus pada konektivitas, kenyamanan dan mobilitas.

 

 

 

NERACA

Jakarta - Di tengah adanya penurunan kelas menengah, PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) menilai hal tersebut tidak mempengaruhi kinerja transaksi kredit perusahaan. Menurut Cards & Payment Head UOB Indonesia Herman Soesetyo, hal itu dikarenakan target segmen nasabah kredit UOB Indonesia yang didominasi kelas menengah ke atas. “Kalau secara overall pasti berpengaruh.Tapi again, masing-masing bank kan mempunyai sasaran target market-nya sendiri-sendiri. Kalau di UOB kita enggak melihat itu. Jadi kita melihat bahwa peminat untuk aplikasi itu tetap banyak yang kita sasar juga,” kata Herman, sebagaimana dikutip Antara, kemarin. 

Terlepas dari adanya penurunan kelas menengah, Herman mengatakan bahwa sejauh ini rata-rata tingkat persetujuan (approval rate) transaksi kredit masih sesuai target. “Approval rate-nya memang sesuai dengan apa yang kita targetkan. Jadi kita enggak melihat signifikan perubahan itu sih,” ujarnya. Meskipun demikian, ia mengakui bukan berarti penurunan kelas menengah tidak mempengaruhi bisnis perbankan lain di Indonesia. Dia mengakui fenomena kelas menengah yang kian menurun memang telah berdampak pada kinerja perbankan secara umum.

Diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024 memperlihatkan turunnya jumlah penduduk kelas menengah. Data pada 2019 memperlihatkan jumlah 57,33 juta orang yang kemudian turun menjadi 53,83 juta orang pada 2021. BPS kembali mencatat penurunan jumlah penduduk kelas menengah pada 2022 menjadi 49,51 juta orang dan 48,27 juta orang pada 2023 yang kembali turun pada tahun ini menjadi 47,85 juta orang.

Di saat bersamaan, jumlah penduduk yang masuk dalam kategori menuju kelas menengah (aspiring middle class) dari 128,85 juta orang naik menjadi 137,50 juta orang pada 2024. Selain itu, masyarakat rentan miskin tercatat juga bertambah dari 2019 sebanyak 54,97 juta orang menjadi 67,69 juta orang.

Adapun, dalam kesempatan itu, PT Bank UOB Indonesia juga mengumumkan kerja sama dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk meluncurkan kartu kredit UOB Telkomsel untuk mendukung gaya hidup digital para nasabah. Consumer Banking Director UOB Indonesia Cristina Teh Tan mengatakan, peluncuran kartu kredit ini memaknai esensi "Lifestyle Connected".

"Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan pertumbuhan yang luar biasa pada pasar niaga-el (e-commerce), didorong oleh meningkatnya penetrasi internet, kelas menengah yang berkembang pesat, dan meningkatnya preferensi dalam berbelanja online untuk melengkapi kebutuhan gaya hidup digital mereka," kata Cristina.

Cristina memaparkan jumlah pengguna internet saat ini mencapai 185,3 juta, dengan penggunaan internet mobile meningkat 0,6 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, terdapat tren gaya hidup yang menonjol di mana 11,7 persen, terutama dari segmen Gen Y dan Gen Z, memprioritaskan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini dan pengeluaran untuk hiburan dan rekreasi (49,4 persen), yang mengarah pada gaya hidup modern berfokus pada konektivitas, kenyamanan dan mobilitas.

 

 

BERITA TERKAIT

Maucash dan Astra Agro Lestari Bersinergi Tingkatkan Literasi Keuangan Petani di Pasangkayu, Sulawesi Barat

Maucash dan Astra Agro Lestari Bersinergi Tingkatkan Literasi Keuangan Petani di Pasangkayu, Sulawesi Barat NERACA Jakarta - Maucash mendapat kesempatan…

Izin Dicabut, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPR Nature Primadana Capital

Izin Dicabut, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPR Nature Primadana Capital  NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyiapkan proses…

Pengguna QRIS Belum Maksimal, Dibutuhkan Sosialisasi dan Edukasi yang Masif

Pengguna QRIS Belum Maksimal, Dibutuhkan Sosialisasi dan Edukasi yang Masif NERACA Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Kelontong Seluruh Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Maucash dan Astra Agro Lestari Bersinergi Tingkatkan Literasi Keuangan Petani di Pasangkayu, Sulawesi Barat

Maucash dan Astra Agro Lestari Bersinergi Tingkatkan Literasi Keuangan Petani di Pasangkayu, Sulawesi Barat NERACA Jakarta - Maucash mendapat kesempatan…

Izin Dicabut, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPR Nature Primadana Capital

Izin Dicabut, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPR Nature Primadana Capital  NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyiapkan proses…

Pengguna QRIS Belum Maksimal, Dibutuhkan Sosialisasi dan Edukasi yang Masif

Pengguna QRIS Belum Maksimal, Dibutuhkan Sosialisasi dan Edukasi yang Masif NERACA Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Kelontong Seluruh Indonesia…