NERACA
Sukabumi - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi mengklaim, sungai yang ada saat ini masih tergolong aman terkendali. Berdasarkan hasil pengujian Indeks Kualitas Air (IKA), selama periode 2023, rata-rata bernilai 53,45.
"Hasil pengujian yang kami lakukan di 29 titik lokasi, sungai yang ada di wilayah Kota Sukabumi masih aman. Namun, untuk pengujian pada periode Januari hingga Juni 2024 ini, hasilnya belum keluar," ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Kota Sukabumi, Tri Sari Setiati, kemarin.
Dari 29 titik lokasi pengujian sambung Tri, 23 titik tercemar ringan, kemudian 4 titik dinyatakan bagus tidak tercemar dan sesuai mutu IKA, dan 2 titik lagi dinyatakan tercemar sedang. Namun harus diingat juga, secara geografis keberadaan sungai-sungai di Kota Sukabumi terletak di tengah-tengah yang tidak memiliki sumber air.
"Melihat dari sisi geografis Kota Sukabumi, pencemaran air tidak bisa muncul dengan sendirinya, karena aliran sungai itu ada hulu ke hilir. Bisa saja terjadi pencemaran air bersumber dari buang sampah sembarangan, limbah industri rumah tangga yang di buang ke sungai," jelasnya.
Selain itu juga kata Tri, pencemaran air sungai bisa juga diakibatkan oleh saluran tinja rumah tangga yang sengaja dibuang langsung oleh masyarakat ke sungai. Tapi, pihaknya mengaku berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui pembangunan septic tank komunal. Sedangkan, upaya lainya untuk mengendalikan terjadinya pencemaran air. Diantaranya, DLH bekerjasama dengan dinas atau mitra kerja, melakukan beberapa kegiatan, seperti penanaman pohon di sepanjang bantaran sungai dan penanaman bibit ikan.
"Kami juga punya program kali bersih, sebagai salah satu bentuk upaya pengendalian pencemaran lingkungan. Itu dilakukan saat di hari lingkungan hidup dengan menggelar kegiatan tersebut di sungai Cipada, Kecamatan Gunung puyuh," akunya.
Tri mengungkapkan, untuk pengujian IKA di 29 titik sungai, pihaknya melakukan dua kali dalam setahun, yakni saat musim hujan dan kemarau."Jadi pencemarnya akan terlihat saat musim kemarau, hasil dari pembuangan limbah industri rumah tangga. Berbeda saat di musim hujan akan terbawa arus," pungkasnya. Arya
NERACA Jakarta – Menjelang peringatan Hari Buruh Internasional atau Mayday pada 1 Mei, dinamika sosial di berbagai daerah mulai menunjukkan…
NERACA Sukabumi - Memasuki masa panen di beberapa daerah sentra cabai, sejumlah harga komoditas tersebut alami penurunan harga. Di Pasar…
NERACA Bandung - Wakil Ketua DPRD Jabar Ono Surono mengungkapkan sehubungan dengan penghapusan dana hibah pesantren oleh Gubernur Jabar Dedi…
NERACA Jakarta – Menjelang peringatan Hari Buruh Internasional atau Mayday pada 1 Mei, dinamika sosial di berbagai daerah mulai menunjukkan…
NERACA Sukabumi - Memasuki masa panen di beberapa daerah sentra cabai, sejumlah harga komoditas tersebut alami penurunan harga. Di Pasar…
NERACA Bandung - Wakil Ketua DPRD Jabar Ono Surono mengungkapkan sehubungan dengan penghapusan dana hibah pesantren oleh Gubernur Jabar Dedi…