NERACA
Jakarta -Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) belum lama ini mengakuisisi saham perusahaan afiliasinya yaitu PT Prodia Diagnostic Line (Proline) sebesar 39% akuisisi 5.850 lembar saham. Nilai investasi untuk aksi korporasi tersebut sebesar Rp72 miliar. “Dengan adanya akusisi ini, perseroan membidik tambahan laba sebanyak 3%”kata Direktur Keuangan PRDA, Liana Kuswandi di Jakarta, kemarin.
Sementara Direktur Utama PRDA, Dewi Muliaty menambahkan, aksi korporasi ini diambil untuk memastikan kendali yang lebih besar atas rantai pasok, mengingat Proline merupakan produsen alat kesehatan In Vitro Diagnostic (IVD)."Ini merupakan sektor dengan pertumbuhan tinggi dan permintaan yang terus meningkat."ujarnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, tutur Dewi, kebutuhan akan alat-alat kesehatan dan diagnostic semakin meningkat.Baginya, investasi di Proline merupakan langkah strategis bagi perseroan, sejalan dengan diversifikasi produk perusahaan. "Sehingga memungkinkan ProLine untuk menjangkau berbagai segmen pasar dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis produk," katanya.
Proline merupakan produsen alat kesehatan diagnostik in vitro. Proline sebelumnya telah menggelar seremoni penyelesaian akhir (topping off) Pembangunan pabrik kedua di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Direktur Rolone, Cristina Sandjaja, mengatakan, Proline menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) atau investasi sebesar Rp 140 miliar untuk pembangunan gedung dan berbagai mesin produksi pabrik tersebut.“Penambahan pabrik Proline diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produk-produk diagnostik dan permintaan In vitro Diagnostic (IVD) di Indonesia dengan standar mutu dan kualitas global,” ungkapnya.
Langkah ekspansi strategis Proline dalam menambah pabrik kedua akan semakin memperkuat eksistensi Proline sebagai pelopor industri alat kesehatan IVD Indonesia. Selain itu, Christina berharap dapat menopang kemandirian alat kesehatan Indonesia dan mengakomodir peningkatan permintaan alat kesehatan IVD di pasar Indonesia maupun regional."Ketersediaan berbagai alat kesehatan in vitro diagnostik yang berkualitas akan semakin terjamin, karena kebutuhannya dapat segera dipenuhi oleh industri lokal,” ujar dia.
Sampai dengan kuartal pertama 2024, Prodia telah menyerap capex sebesar 10% hingga 12% dari total alokasikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar di tahun ini. Disebutkan, alokasi dana capex sebesar 30%-35% diperuntukkan pengembangan digitalisasi dan teknologi informasi. Kemudian, sebesar 40%-55% untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas alat laboratorium, dan sisanya untuk pengembangan kualitas dan kapabilitas outlet eksisting.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) menyetujui membagikan dividen tunai dengan total…
NERACA Jakarta– Sepanjang tahun 2024, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) membukukan laba bersih Rp16,45 miliar atau melesat 168,41% dari…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun atau turun…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) menyetujui membagikan dividen tunai dengan total…
NERACA Jakarta– Sepanjang tahun 2024, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) membukukan laba bersih Rp16,45 miliar atau melesat 168,41% dari…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun atau turun…