Imunisasi Bisa Cegah Keparahan Saat Terpapar Infeksi

Imunisasi pada anak masih dianggap remeh bagi sebagian ibu dan bahkan dinilai tidak perlu, padahal hal ini penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah keparahan saat terpapar penyakit infeksi.”Imunisasi memberikan kekebalan yang penting. Ketika kita menerima imunisasi, tubuh kita dapat merespons lebih baik terhadap serangan penyakit. Ketika kita terkena penyakit alamiah seperti campak, gejala yang timbul bisa sangat berat. Namun, dengan imunisasi, tubuh kita telah siap untuk melawan penyakit tersebut, sehingga gejala yang muncul menjadi lebih ringan," kata dokter spesialis anak RSUD Kepulauan Seribu, Victor dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, kemarin.

Selain itu, Victor juga mengingatkan tentang pentingnya imunisasi dalam menghadapi berbagai penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, mulai dari hepatitis B, polio, difteri, hingga HPV (yang merupakan penyebab kanker serviks) dan demam berdarah.
Oleh karena itu, perlunya dukungan masyarakat, terutama kesadaran orang tua dalam memberikan imunisasi kepada anak-anak yang rentan terhadap penyakit infeksi.

Victor menuturkan bahwa imunisasi sudah dapat diberikan sejak bayi baru lahir, sesuai dengan rekomendasi dokter anak. Sebagai contoh pemberian vaksin hepatitis B pada bayi yang baru lahir dan dilanjutkan dengan vaksin lainnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, dokter spesialis anak di Kepulauan Seribu itu juga menjelaskan bahwa imunisasi merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi yang spesifik terhadap mikroorganisme penyebab penyakit."Imunisasi memberikan tubuh kita senjata untuk melawan musuh, yaitu mikroorganisme penyebab penyakit. Mikroorganisme yang dilemahkan atau dipecah akan merangsang pembentukan antibodi spesifik dalam tubuh," katanya.

Victor menambahkan bahwa imunisasi berasal dari kata "imun" yang berarti kebal, memberikan perlindungan terhadap penyakit, terutama infeksi. Ini merupakan upaya untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit, sehingga saat tubuh terpapar musuh dalam bentuk penyakit, sudah memiliki senjata untuk melawannya. Cara kerja imunisasi adalah dengan merangsang tubuh untuk aktif meningkatkan atau menimbulkan kekebalan terhadap penyakit infeksi. Dengan memberikan rangsangan ini, tubuh memproduksi antibodi spesifik yang melawan penyakit yang diberikan vaksinnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin pernah bilang, cakupan imunisasi rutin lengkap nasional perlahan kembali meningkat pasca pandemi Covid-19. Kini sekitar 94,9% anak-anak Indonesia telah diimunisasi. Saat ini pemerintah terus menggenjot cakupan imunisasi di seluruh pelosok Indonesia.“Selamat dan terima kasih karena berhasil meningkatkan kembali cakupan imunisasi dari 84% di tahun 2019 ke 94,9% di tahun 2022. Saya beri nilai bagus, namun ini belum cukup,”ujarnya.

Sebab, masih ada sekitar 5% atau 240.000 anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan perlindungan tambahan dari imunisasi dasar lengkap. Artinya mereka masih berisiko tinggi terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).“5% itu masih banyak, kalau kita turun sampai targetnya WHO yakni 99% artinya masih ada 1% atau 48.000 anak yang berisiko tinggi, kalau 99,9% masih ada 4800 anak. Itu kenapa belum sempurna, paling bagus cakupan imunisasi harus mencapai 100%,” tegas Menkes.

Menkes menilai percepatan imunisasi perlu dilakukan terutama di Daerah Terluar DTPK serta di daerah-daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah. Menurut Menkes, implementasinya perlu difokuskan pada dua hal. Pertama, meningkatkan pengetahuan masyarakat utamanya ibu hamil akan pentingnya perilaku promotif preventif melalui pemberian imunisasi rutin lengkap pada anak.“Jangan buat Imunisasi sebagai program yang eksklusif, harus menjadi gerakan yang sifatnya inklusif. Supaya kepemilikannya ada di seluruh ibu-ibu Indonesia. Bukan kepada gubernur atau bupati tetapi kepada seluruh ibu hamil di Indonesia. Yang dia akan merasa bersalah kalau anaknya tidak di imunisasi. Kalau kita bisa mengedukasi dan meyakinkan ibu-ibu, ini akan menjadi gerakan yang sukses,” jelas Menkes.

Kedua, memeratakan cakupan imunisasi di seluruh pelosok Tanah Air. Logistik imunisasi harus bisa terdistribusi di kurang lebih 7000 pulau di Indonesia.“Tugas kita memeratakan pelayanan kesehatan untuk semua masyarakat, tua atau muda, kaya atau miskin. Prinsip kesetaraan itu harus ada. Kita sebagai negara kepulauan, ini tidak mudah. Kita yakin dengan kebersamaan bisa melakukannya,” harap Menkes.

 

BERITA TERKAIT

Penuhi Kebutuhan Gizi Keluarga - Nestle MILO Hadirkan Susu Cokelat MILO NutriActiv

Menandai 50 tahun di Indonesia, Nestlé MILO meluncurkan MILO NutriActiv dengan multigrain.  Produk ini hadir dengan dua varian rasa yaitu…

Regulasi Efektif Kurangi Lemak Trans Guna Sehatkan RI

Banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk melakukan pengurangan lemak, namun tidak sedikit dengan cara yang instan menimbulkan dampak signifikan terhadap…

Cuaca Panas - Berikut Sejumlah Tanda Dehidrasi Yang Perlu Diwaspadai

Memasuki musim kemarau dengan cuaca yang panas bakal membawa dampak terhadap aktivitas masyarakat di luar ruangan dan salah satunya potensi…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Penuhi Kebutuhan Gizi Keluarga - Nestle MILO Hadirkan Susu Cokelat MILO NutriActiv

Menandai 50 tahun di Indonesia, Nestlé MILO meluncurkan MILO NutriActiv dengan multigrain.  Produk ini hadir dengan dua varian rasa yaitu…

Regulasi Efektif Kurangi Lemak Trans Guna Sehatkan RI

Banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk melakukan pengurangan lemak, namun tidak sedikit dengan cara yang instan menimbulkan dampak signifikan terhadap…

Cuaca Panas - Berikut Sejumlah Tanda Dehidrasi Yang Perlu Diwaspadai

Memasuki musim kemarau dengan cuaca yang panas bakal membawa dampak terhadap aktivitas masyarakat di luar ruangan dan salah satunya potensi…