Danai Modal Kerja - Hartadinata Abadi Terbitkan Obligasi Rp500 Miliar

NERACA

Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berencana menawarkan obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2024 sebesar Rp500 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan II dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp1 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektusnya yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, obligasi senilai Rp500 miliar itu berjangka waktu 5 tahun. Kupon bunga belum ditetapkan. Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan. Pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada 20 Juni 2029. Penawaran diperkirakan dimulai pada 11-13 Juni 2024. Penawaran awal dibuka pada 3-17 Mei 2024. Obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Juni 2024.

Nantinya, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk modal kerja jangka panjang antara lain untuk manufaktur produk emas perhiasan dan batangan, serta perluasan toko ritel emas milik perseroan. Sementara itu penanggung (guarantor) atas penerbitan obligasi ini adalah Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF), lembaga dana perwalian dari Asian Development Bank (ADB). Obligasi ini mendapatkan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana dan penjamin emisi obligasi sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bertindak sebagai wali Amanat. Tahun ini, HRTA menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 48% Rp18,9 triliun dan laba bersih tumbuh 39,34% menjadi Rp425 miliar. “Selain membidik peningkatan kinerja keuangan, HRTA juga menargetkan peningkatan kinerja operasional,”kata Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto.

Sepanjang 2024, HRTA membidik volume produksi sebesar 20% menjadi 6 ton perhiasan domestik dan 9 ton untuk emas batangan. Target tersebut sejalan dengan prospek bisnis emas menurut HRTA. Sandra menyebutkan bisnis emas di dalam negeri maupun dunia akan tetap terjaga dengan pasar pasar yang tersedia. Keyakinan tersebut didukung oleh sentimen geopolitik yang tidak terduga serta beberapa proyeksi analis yang menyebutkan harga emas dunia mampu menembus level US$3.000 per troy ounce di 2024. 

Selain penjualan domestik, HRTA juga mengupayakan peningkatan ekspor emas sebesar 20%. Saat ini, HRTA memiliki porsi ekspor yang besar ke India. Sandra juga mengatakan pasar india masih sangat luas dan berpotensi lebih berkembang.  Selain itu, Sandra menyebutkan HRTA sedang membidik beberapa negara untuk tujuan ekspor, di antaranya adalah Thailand, Vietnam, Singapura, Amerika dan beberapa negara Eropa.

HRTA juga memperkuat ekosistem perusahaan melalui strategi dan program kemitraan strategis yang tidak hanya dengan para pelaku di industri perhiasan dan emas batangan di dalam negeri tetapi juga dengan para pelaku usaha di luar industri ini, seperti lembaga keuangan dan institusi lainnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Berhasil Pertahankan Kinerja Sehat - Pertamina EP Raih Peringkat AAA dari Fitch Rating

Lembaga Pemeringkat Fitch Rating Indonesia menyematkan predikat AAA untuk PT Pertamina EP (PEP) karena berhasil mempertahankan kinerja keuangan perusahaan yang…

Dampak Teknologi: Keragaman dan Radikalisme di Era Digital

Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak besar pada keragaman dan radikalisme di masyarakat. Di satu sisi, internet dan media sosial…

April 2024, Kinerja BBTN Terpantau On The Track

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 14,43% yoy menjadi sekitar Rp345,5 triliun hingga April 2024…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berhasil Pertahankan Kinerja Sehat - Pertamina EP Raih Peringkat AAA dari Fitch Rating

Lembaga Pemeringkat Fitch Rating Indonesia menyematkan predikat AAA untuk PT Pertamina EP (PEP) karena berhasil mempertahankan kinerja keuangan perusahaan yang…

Dampak Teknologi: Keragaman dan Radikalisme di Era Digital

Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak besar pada keragaman dan radikalisme di masyarakat. Di satu sisi, internet dan media sosial…

April 2024, Kinerja BBTN Terpantau On The Track

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 14,43% yoy menjadi sekitar Rp345,5 triliun hingga April 2024…