NERACA
Jakarta – Tren pasar IPO di 2024 masih optismis bakal mencatatkan pertumbuhan dan bahkan mencetak rekor baru, Melihat potensi tersebut, PT Mandiri Sekuritas terus berburu perusahaan yang bakal listing di pasar modal. Bahkan perseroan mengkalim telah mengantongi empat hingga lima calon emiten dengan nilai jumbo dalam pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, calon emiten yang bakal IPO di antaranya bergerak di sektor pertambangan hingga konsumer. Selain itu, disampaikannya pula, sentimen wait and see dari pelaku investor akibat Pemilu 2024, rupanya tidak membuat sejumlah perusahaan mengurungkan niat untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Sekarang saja kami sudah pegang kandidat untuk IPO empat sampai dengan lima [calon emiten] dan ini perusahaan-perusahaan bagus,"ujarnya.
Dia menambahkan calon emiten tersebut berasal dari sejumlah sektor, antara lain pertambangan, kesehatan, hingga konsumer. Menurut Oki, keputusan perusahaan untuk melantai di bursa karena didorong oleh situasi ekonomi yang kini cenderung dovish. Laporan BEI menyebutkan ada 17 perusahaan yang masuk dalam daftar tunggu atau pipeline IPO. Dari jumlah perusahaan yang siap melantai, sebanyak 2 perusahaan memiliki aset jumbo atau di atas Rp250 miliar.
Sementara itu, 14 perusahaan yang masuk dalam pipeline terdaftar sebagai perusahaan berskala menengah dengan aset di rentang Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Adapun satu perusahaan beraset kecil atau di bawah Rp50 miliar. Secara sektoral, sebanyak 2 calon emiten bergerak di sektor basic materials, lalu dari sektor konsumer siklikal ada 2 calon emiten dan nonsiklikal sebanyak 4 perusahaan.
Selanjutnya, ada 5 perusahaan yang masuk dalam pipeline berasal dari sektor industrial, 1 calon emiten dari sektor infrastruktur, dan 3 perusahaan selanjutnya bergerak di sektor teknologi. Dalam kesempatan tersebut, Oki juga menyatakan Mandiri Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) pada level 7.650 hingga akhir 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yang dipatok pada posisi 8.030.
Sebelumnya, PwC Indonesia Capital Markets and Accounting Advisory Services Leader, Irwan Lau dalam risetnya mengatakan, meski dihadapkan berbagai tantangan dengan kondisi ketidakpastian geopolitik global, pasar modal Indonesia dinilai tetap menjadi pilihan yang baik bagi perusahaan-perusahaan dengan model bisnis kuat yang mencari pendanaan eksternal. "Bursa Efek Indonesia memperkirakan akan ada 60-65 penawaran umum perdana pada tahun 2024. Target ini, diimbangi dengan pandangan yang optimis, mengakui dampak Pemilu dan sekaligus menggarisbawahi potensi dunia usaha di Indonesia dalam lingkungan perekonomian yang dinamis,"ujarnya.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) menyetujui membagikan dividen tunai dengan total…
NERACA Jakarta– Sepanjang tahun 2024, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) membukukan laba bersih Rp16,45 miliar atau melesat 168,41% dari…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun atau turun…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) menyetujui membagikan dividen tunai dengan total…
NERACA Jakarta– Sepanjang tahun 2024, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) membukukan laba bersih Rp16,45 miliar atau melesat 168,41% dari…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun atau turun…