Oleh : Pakar Membaca Wajah, Yudi Chandra
Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan. Tapi sebagai manusia ikhtiar atau usaha itus sudah menjadi suatu keharusan agar sukses dalam berkarir. Dan biasanya kesuksesan orang karena memang mereka menekuni bidang yang sesuai dengan dirinya. Maka dari itu sebenarnya potensi Sumber Daya Manusia (SDM) seyogyanya bisa dipelajari melihat sudut pandang passion, kecintaan, dan kesenangan dalam menekuni bidang. Tidak sedikit yang menekuni bidang karena tidak sesuai dengan karakter dirinya menuai kegagalan.
Berangkat dari sini Yudi Candra atau yang akrab disapa Coach Yudi Candra yang kerap mengisi acara training-training wirausahaan ini kini menggeluti satu bidang yaitu menggali potensi SDM dari wajah. Memang ini mungkin dianggap suatu yang baru di tengah masyarakat. “Membaca wajah ini bukan berarti saya peramal atau dukun. Karena ini juga ada teorinya, bahkan ada alat dan ukurannya” kata pria lulusan International Center For Personology dari America Serikat yang memang basic teori dari membaca potensi kualitas diri manusia, saat berbincang dengan NERACA.
Yudi pun menyebut banyak masyarakat yang kerap datang ke dirinya untuk dimintai membacakan potensi wajahnya baik masyarakat biasa, pengusaha, bahkan tidak sedikit artis yang pernah dia baca potensi wajahnya. “Banyak yang datang ke saya, bicara masyarakat biasa aja yang awalnya datang sebagai karyawan terus saya baca potensi wajahnya sekarang membuka usaha yang sarankan sekarang bisa jalan,” ungkap Yudi.
Menurut Yudi bukan tanpa alasan kenapa dirinya sekarang menggeluti profesi ini, pasalnya melihat kondisi sekarang banyak orang yang salah jalan dalam mengambil keputusan terutama dalam karir. Makanya banyak yang gagal dalam berkarir dan usaha. “Sebenarnya dalam berkarir maupun usaha itu basic awalnya mencintai menyenangi dulu. Jika itu sudah didapat jalannya pun lebih mudah karena tidak ada beban, makanya lebih mudah meraih kesuksesan. Hanya saja untuk dapat bisa menemukan apa yang disenangi itulah yang sulit. Makanya banyak metode, salah satunya ya itu dari gali potensi wajah ini,” ujarnya.
Bukan hanya potensi wajah, perusahaan yang sudah jalan pun sebenarnya bisa digali karakteristiknya agar bisa perform, termasuk pimpinannya. Makanya dirinya pun pernah diminta salah satu perusahaan untuk membaca karakteristik usahanya dan harus seperti apa. Lalu dirinya pun memberikan sarannya, di coaching dan hasilnya dapat membantu meningkatkan omset pengusaha hingga 819% dalam 3 bulan. “Dulu saya sales disalah satu perusahaan capaianku pernah dalam 90 hari menjual sebesar 35 Milyar di tahun 2010. Yang diminta saran oleh perusahaan hingga saat ini pun tidak sedikit yang berhasil menaikan omset penjualannya,” terang dia.
Oleh karena itu selain aktif dalam pelatihan bisnis atau coaching dirinya pun sekarang aktif terjun kemasyarakat langsung baik yang sifatnya masyarakat biasa, pengusaha, atau publik figur untuk bisa membantu mereka dalam berkarir lewat membaca wajah. Karena bukan tanpa sebab, semakin banyak orang yang sukses, secara tidak langsung ikut membantu kemajuan bangsa Indonesia yang kita cintai ini. “Memang fokus saya pada penigkatan SDM manusia dengan banyak metode. Harapannya ikut serta memajukan SDM manusia demi kemajuan bangsa kita,” tuturnya.
Adapun perjalanan pendidikan dan karir pria kelahiran Jakarta, 31 Maret 1976 ini dimana seperti orang pada umumnya dia pergi kuliah di Australia untuk mendapatkan gelar sarjana. Seperti semua orang tua, tentu orang tua Yudi juga demikian, menginginkan anaknya secepatnya menjadi sarjana, lulusan luar negeri pula. Hanya saja harapan orang tua agar Yudi cepat pulang tidak sesuai dengan realitas.
Yudi punya dunia sendiri. Yudi muda justru "membelot". Berbekal satu unit komputer, Yudi memulai usaha merakit komputer. Saat itu, dekade 1990-an, ketika komputer masih menjadi primadona. Pasarnya ialah mahasiswa-mahasiwa Indonesia di Australia. Itulah insting bisnis Yudi yang saat itu masih berusia sekita 20- an tahun.
Namun, belum lama Yudi menikmati usahanya, masalah silih berganti datang. Akhirnya, usaha perakitan komputer bangkrut. Beban Yudi pun bertumpuk, kuliah tidak selesai dan usaha yang bangkrut. Ibarat jatuh tertimpa tangga pula.
Meski gagal, Yudi bisa meraih gelar MBA di Australia. Gelar yang dibangga-banggakannya karena dia sama sekali tidak mengakui kuliah strata-1 yang dituntaskan dengan setengah serius sebelumnya.
Beruntung, Yudi mendapat kepercayaan menjadi tenaga pemasaran di sebuah perusahaan kapal keruk di Australia untuk keperluan tambang di Indonesia. Kemudian keluar dan mendirikan berbagai perusahaan.
Sekarang dia adalah CEO PT Duta Sukses Group, perusahaan yang menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi pemimpin (leader) perusahaan di Tanah Air.
Saat ini selain sibuk memberikan pelatihan dan memberikan layanan membaca potensi wajah untuk perekrutan dan training sales perusahaan dirinya juga dipercaya menjadi ketua YEC (Young Entepreneur Council) Inti (Indonesia Tionghoa) Jakarta atau perkumpulan pengusaha muda Tionghoa di Indonesia .
Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…
KCD Wilayah III Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa. Perjalanan karier Idrus sebagai…
Yudi Candra Pakar Membaca Wajah Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…
Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…
KCD Wilayah III Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…