NERACA
Jakarta- Semester pertama 2022, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 9,73 triliun atau tumbuh 27,52% dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 7,63 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Emiten teknologi dan informasi ini menyebutkan, pendapatan bersih berasal dari perangkat keras yang naik dari Rp5,72 triliun menjadi Rp7,38 triliun, perangkat lunak juga mengalami pertumbuhan dari Rp1,26 triliun menjadi Rp1,63 triliun. Selain itu, pendapatan perseroan berasal dari jasa dan pemeliharaan dan lain-lain yang juga sama-sama tumbuh jika dibandingkan dengan kinerja semester I/2021, yang masing-masing menjadi sebesar Rp699,13 miliar dan Rp16,66 miliar.
Beriringan dengan kenaikan pendapatan tersebut, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MTDL juga turut tumbuh sebesar 11,73%. Adapun pada semester I/2021 laba perseroan tercatat sebanyak Rp242,79 miliar, lalu naik menjadi Rp171,28 miliar pada semester I/2022.
Presiden Direktur Metrodata Electronics, Susanto Djaja mengatakan bahwa semakin tingginya transformasi digital di berbagai industri merupakan peluang bagi perseroan melalui kedua unit bisnis MTDL. Kedua unit bisnis yang dimaksud tersebut yaitu unit bisnis solusi digital yang mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp2,5 triliun dan unit bisnis distribusi digital yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp7,4 triliun pada semester I/2022.
Susanto menjelaskan, dari unit bisnis solusi dan konsultasi digital, sektor perbankan menjadi pelanggan terbesar perseroan jika dibandingkan segmen konsumen lainnya, karena industri perbankan menurutnya sedang giat-giatnya dalam dua tahun terakhir melakukan transformasi digital. “Dari unit bisnis solusi dan konsultasi digital, sektor perbankan masih menjadi pelanggan terbesar yaitu berkontribusi sebesar 45% terhadap pendapatan,” ungkap Susanto.
Adapun sebelumnya porsi sektor perbankan sebesar 35%. Selain perbankan, Susanto mengungkapkan sektor minyak dan gas serta telekomunikasi menjadi peluang besar untuk disasar MTDL. Ke depannya Susanto mengatakan akan terus meningkatkan jangkauan pemasaran pada segmen-segmen yang selama ini belum menjadi pasar utama seperti e-commerce dan keuangan digital.
Beralih pada jumlah aset perseroan di semester I/2022, tercatat mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tutup buku 2021 dari Rp7,59 triliun menjadi Rp8,00 triliun. Kenaikan tersebut juga terjadi pada jumlah ekuitas dan jumlah liabilitas perseroan. Jumlah ekuitas MTDL pada semester I/2022 naik menjadi Rp4,17 triliun, sedangkan per semester II/2021 sebesar Rp3,92 triliun. Kemudian untuk liabilitas naik dari Rp3,67 triliun menjadi Rp3,83 triliun.
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…
NERACA Jakarta -UBS Securites menaikkan peringkat pasar saham Indoensia dari neutral menjadi overweight. Kenaikan tersebut menggambarkan valuasi pasar saham Indonesia…
Tahun ini, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) berencana ekspansi dengan membangun dua rumah sakit baru pada 2025. Direktur Keuangan HEAL, Yulisar Khiat mengatakan bahwa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat kenaikan laba bersih pada kuartal I-2025, ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan yang…
NERACA Jakarta – Menyikapi masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, kondisi ini memberikan sentimen positif terhadap prospek saham emiten asuransi.…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/4) sore ditutup menguat seiring Bank…