NERACA
Jakarta – PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan mengelola Blok Rokan mulai 9 Agustus 2021. Hingga kini, PHR mengaku masih menjalin komunikasi yang intensif dengan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan SKK Migas untuk proses alih Kelola tersebut. Business Support Project Leader PHR Danang Saleh menyebut ada sembilang bidang utama transisi alih Kelola tersebut. “Tapi sejauh ini masih ontrack,” kata Danang dalam webinar yang diselenggarakan oleh Ruang Energi, bertajuk “Keandalan Pasokan Listrik Jaga Produksi Blok Rokan”, Selasa (22/6).
Mnenurut dia, masih banyak hal yang akan diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan mendatang sebelum alih kelolanya aktif pada 9 Agustus mendatang. “Data transfer juga memiliki elemen seperti aplikasi, software, server, storage dan lain lain. Jadi tidak hanya datanya saja tapi juga perangkatnya,” katanya.
Ia mengatakan bahwa Wilayah Kerja (WK) Rokan ini merupakan backbone alias tulang punggung produksi minyak nasional. Pasalnya, Blok Rokan menjadi penyumbang lifting minyak sebesar 20% – 24% dengan produksi sekitar 160 ribu – 170 ribu Barel Per Hari (BPH). Di mana 11,942 MMBO komulatif sampai dengan 2020, cadangan sebesar 329 MMBO.
WK Rokan sendiri memiliki area sekitar 6,453 km2 dengan 104 lapangan minyak, terdiri dari 85 lapangan aktif dan lapangan utama, yakni Duri, Minas, Bangko, Balam South, Petapahan, yang tentunya membutuhkan supply listrik dan uap yang cukup banyak.
“Supply listrik bisa dikatakan menjadi Sembako (Sembilan Bahan Pokok) bagi kami agar bisa beroperasi dengan baik. WK Rokan sendiri membutuhkan pasokan listrik sebesar 400 Megawatt (MW) dan Uap sekitar 335 MBSPD,” jelasnya.
“Kami melanjutkan produksinya, dan tentunya kami ingin pasokan listrik dan uap ini benar-benar seamless (tidak ada kendala apapun), sehingga diharapkan operasional sumur-sumur kami dapat berjalan dengan baik,” sambung Danang.
Danang kembali menjelaskan, PHR telah memiliki beberapa strategi dalam meningkatkan produksi Blok Rokan, salah satunya yakni Infill Drilling; Work Over; Well Intervention; Eksplorasi; Optimasi Waterflood; Optimasi Steamflood, dan lain-lain. Tentunya ini membutuhkan dukungan dari sumber energi terutama listrik dan uap.
“Kami akan meningkakan produksi dengan bekerja secara massif dan agresif. Dengan begitu, kami akan tetap menjadi kontributor utama produksi minyak nasional, ini yang kami kejar dan merupakan amanat negara,” tutupnya.
NERACA Jakarta,– SAP SE (NYSE: SAP) mengumumkan penunjukan Liher Urbizu sebagai Presiden dan Managing Director SAP untuk wilayah Asia Tenggara…
NERACA Jakarta - Dalam tiga bulan terakhir, sejumlah kasus keracunan makanan yang terjadi di berbagai daerah menjadi tantangan serius…
NERACA Jakarta – Pemerintah bakal menetapkan kegiatan usaha yang wajib bagi Koperasi Desa Merah Putih untuk memastikan koperasi…
NERACA Jakarta,– SAP SE (NYSE: SAP) mengumumkan penunjukan Liher Urbizu sebagai Presiden dan Managing Director SAP untuk wilayah Asia Tenggara…
NERACA Jakarta - Dalam tiga bulan terakhir, sejumlah kasus keracunan makanan yang terjadi di berbagai daerah menjadi tantangan serius…
NERACA Jakarta – Pemerintah bakal menetapkan kegiatan usaha yang wajib bagi Koperasi Desa Merah Putih untuk memastikan koperasi…