Menggulung Untung dari Sebuntal Benang

Menjelang tahun ajaran baru, banyak orang tua menjerit mahalnya biaya sekolah. Namun senandung sukacita justru terdengar dari para pengusaha seragam sekolah ketika mesin jahit mereka mulai bekerja.

NERACA

Bagi para pengusaha penyedia seragam sekolah, tahun ajaran baru bak membuka lembaran baru. Ratusan hingga ribuan order pemesanan seragam sekolah, mulai pendidikan usia dini (Paud), TK, SD, SMP, SLTA hingga beberapa seragam instansi pemerintah dan non pemerintah turut meramaikan semarak industri tekstil di Indonesia.

Dinamika putaran arus uang bisnis seragam sekolah begitu kasat dirasakan para perajin di Sentra Kaus Suci, Bandung Jawa Barat. Optimistis meraup pesanan seragam sekolah bahkan mencapai Rp 80 miliar untuk tahun ajaran baru 2012/2013, atau naik Rp 20 miliar dari pencapaian pemenuhan pesanan seragam sekolah pada 2011 sebesar Rp 60 miliar.

Optimisme itu diungkap Ketua Koperasi Sentra Kaus Suci Bandung, Marnawi Munamah. Dia menilai  target tersebut cukup realistis dengan perluasan target pasar Sentra Kaus Suci yang tidak hanya mencakup wilayah Sumatera. Namun juga menjangkau beberapa wilayah diseluruh Indonesia, seperti Kalimantan dan Sulawesi.

Ia sangat yakin, pesanan dalam partai besar tetap datang dari wilayah Sumatera dan Sulawesi, seperti Kota Makassar, Palembang, dan Bangka Belitung. “Produk yang dipesan beragam. Mulai dari seragam sekolah, seragam olahraga, seragam pramuka, baju batik, dan lainnya. Jumlahnya bisa jutaan produk,” ungkapnya merespon riak order yang mulai dirasakan sejak memasuki bulan Mei ini.

Tahun ajaran baru memang menjadi momen yang ditunggu para perajin di Sentra Kaus Suci. Karena pada momen tersebut, semua perajin akan mendapatkan order. Terlebih beberapa diantara pengusaha secara mandiri telah memiliki jaringan bisnis dengan para pelanggan yang dibina dengan baik demi kelangsungan bisnis mereka.

Kalangan pengusaha seragam sempat berspekulasi saat rencana rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi beberapa waktu lalu. Karena dengan kenaikan harga BBM akan pula mempengaruhi harga seragam sekolah. Namun spekulasi itu kini pupus, seiring ditundanya rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

Namun meski tertundanya rencana tersebut, Marnawi memastikan, akan ada kenaikan harga seragam sekolah untuk ajaran baru tahun ini. Kenaikan dengan kisaran 20 persen itu, disebabkan naiknya harga bahan baku produk pakaian, seperti benang dan kain.

“Harga bahan baku pakaian rata-rata naik 20 persen. Hal itu memaksa perajin ikut melakukan penyesuaian harga,” jelas dia seraya mencontohkan, bila harga kain yang awalnya Rp 90 ribu per kg, saat ini menjadi Rp 100-120 ribu per kg. “Pesanan seragam sekolah di Sentra Kaus Suci kami pastikan naik. Tahun lalu, pencapaian dari order seragam sekolah mencapai Rp 60 miliar. Tahun ini, kami optimistis bisa mencapai Rp 80 miliar,” tegas dia mengungkapkan pemesanan seragam sekolah yang terdiri atas seragam harian, batik dan baju olah raga, ditahun 2011 lalu.

 

Keuntungan Menjalar

Legitnya banjir order pakaian seragam sekolah, nyatanya tidak hanya dinikmati kalangan pengusaha menengah hingga sekelas konveksi. Namun juga dicicipi para penjahit menengah ke bawah hingga pinggir jalan. Tengok saja yang dialami Mulyana, 55 tahun. Bersama beberapa orang pekerjanya, ia meraup keuntungan dari sekadar merapikan seragam sekolah.

Mulai dari memasangkan bet (identitas lokasi sekolah dan nama siswa) pada baju seragam sekolah, memotong rok seragam sekolah, mengecilkan rok dan celana seragam sekolah, hingga mengecilkan kemeja seragam sekolah. Mayoritas pesanan berasal dari pelajar SMP dan SMA.

 

Untuk memasang bet sekolah, jelas Mulyana, ia menerima upah jasa harga Rp 7.000, untuk memotong rok dan celana sekolah dipatok Rp 10.000. Sedangkan mengecilkan pakaian seragam ia mematok harga Rp 10.000- Rp 25.000 per potong. Harga itu sama diberlakukan diseluruh rekannya sesama penjahit. “Ya kita menghindari kecemburuan sosial dan menarik pelanggan sebanyak-banyaknya,” ungkap penjahit di wilayah Jakarta Utara ini.

Kondisi keuangan Mulyana dan rekan-rekannya mulai mengeliat bertambah. Kata Mulyana, memasuki musim panen jahitan, ia dapat meraih pendapatan yang berlipat ganda. Bahkan ia perkirakan, bila penghasilan yang diperoleh dalam waktu dua pekan terakhir mencapai tiga kali lipat lebih daripada penghasilan biasanya.

"Kalau order jahit banyak, kita bisa dapat Rp satu juta bersih diluar belanja benang, tapi kalau diluar musim tahun ajaran baru sekolah, kita hanya bisa dapat Rp 300 ribu,” tuturnya. Namun bagi penjahit seperti dia, musim tahun ajaran baru bukan harga mati bagi roda bisnis yang ditekuninya belasan tahun. Karena menjelang lebaran dan natal pun, order menjahit tak kalah hebatnya.

Gempita bisnis seragam sekolah nyatanya merambah pula pada pengadaan sepatu sekolah dan buku tulis. Para pedagang di Pasar Cengkareng misalnya, mereka mengaku penjualan seragam dan sepatu sekolah mulai mengalami peningkatan hampir 100 persen dibandingkan hari-hari biasa.

Bila memasuki tahun ajaran baru, ungkap Dodo, 35 tahun, salah seorang pedagang, bahwa penjualan sepatunya bisa mengalami peningkatan keuntungan antara 50 hingga 70 persen. Kalau biasanya dalam satu bulan keuntungannya antara Rp tiga sampai Rp lima juta, sekarang ini untungnya minimal Rp lima sampai Rp sembilan juta sebulan, “Pembelinya kebanyakan anak SD. SMP. dan SMA,” terang Dodo.

Bahkan dalam sehari barang dagangannya bisa terjual hingga 50 potong. Jumlah itu. meningkat hingga 50 persen bila dibandingkan hari-hari biasanya, “Kalau mendekati hari pertama masuk sekolah, barang yang terjual bisa lebih banyak lagi. Malah untungnya bisa sampai 100 persen,” jelas Dodo mensyukuri keuntungan yang diraih menjelang tahun ajaran baru 2012.

 

BERITA TERKAIT

PropertyGuru Indonesia Property Awards 2025 Hadirkan Kategori Baru

  NERACA Jakarta - Program PropertyGuru Indonesia Property Awards telah meluncurkan edisinya yang ke-11, menandai dimulainya dekade baru dalam merayakan…

Tertarik Investasi Saham di AS, Inilah Rekomendasi Lima Aplikasi yang Tersedia di Indonesia

  NERACA Jakarta - Dengan ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat dan nilai tukar rupiah yang terus berfluktuasi, investor retail…

BPOM Luruskan Informasi Terkait Pabrik Kosmetik PT Ratansha Purnama Abadi

  NERACA Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meluruskan informasi yang tidak akurat di berbagai media sosial mengenai…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

PropertyGuru Indonesia Property Awards 2025 Hadirkan Kategori Baru

  NERACA Jakarta - Program PropertyGuru Indonesia Property Awards telah meluncurkan edisinya yang ke-11, menandai dimulainya dekade baru dalam merayakan…

Tertarik Investasi Saham di AS, Inilah Rekomendasi Lima Aplikasi yang Tersedia di Indonesia

  NERACA Jakarta - Dengan ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat dan nilai tukar rupiah yang terus berfluktuasi, investor retail…

BPOM Luruskan Informasi Terkait Pabrik Kosmetik PT Ratansha Purnama Abadi

  NERACA Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meluruskan informasi yang tidak akurat di berbagai media sosial mengenai…