NERACA
Jakarta -Penawaran umum saham perdana PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) berjalan sukses. Hal itu pun ditandai dengan debut perdana saham AMAR di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dibuka langsung menguat 120 poin atau 68,97% dari harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp174 ke level Rp294 per saham.
Selain itu, saham perdana AMAR juga direspon positif dengan ditandainya kelebihan permintaan di pasar sekitar 200%,”Sejak penawaran umum dari 21 Desember hingga 6 Januari, tercatat kelebihan permintaan sebanyak 200%. Dimana saham bank Amar banyak diserap investor institutis dan ritel,”kata kata Head of Finance Bank Amar, David Wirawan di Jakarta, kemarin.
Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan berhasil menghimpun dana Rp209 miliar. Perseroan melepas 1,2 miliar saham ke publik dengan harga penawaran umum sebesar Rp174 per saham. Managing Director Bank Amar, Vishal Tulsian menuturkan, dana yang terkumpul akan tetap digunakan untuk ekspansi bisnis utama. Perseroan juga tengah menyiapkan tiga produk baru yang akan melanjutkan pertumbuhan fungsi intermediasi tahun ini.
Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk pengembangan informasi teknologi, guna menunjang operasional penyaluran kredit dengan skema finansial teknologi."Tahun lalu pertumbuhan kami sangat signifikan, dan tahun ini kami juga akan melanjutkan tren tersebut. Modal kami jug dalam posisi yang sangat kuat," ucapnya.
Oleh karena itu, pasca listing di pasar modal, perseroan memastikan belum berencana menambah modal karena CAR perseroan juga masih di atas 50%. Nilai aset juga terus tumbuh mencapai Rp 3 triliun kini, dan masih bisa tumbuh Rp 2 triliun hingga Rp 3 trilun lagi. Meski demikian, Vishal menjelaskan Tolaram akan siap menyuntik modal Bank Amar jika ada kebutuhan maupun ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebagai catatan, saat ini Otoritas memang tengah menggodok rencana penambahan ketentuan modal bagi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 menjadi minimum Rp 1 triliun tahun ini. Nilai tersebut juga akan meningkat pada 2021 menjadi minimum Rp 2 triliun, dan Rp 2022 menjadi Rp 3 triliun. “Kami tidak akan mengubah fokus bisnis kami sebagai bank digital. Jika ada perubahan ketentuan, Tolaram akan siap melakukan penambahan modal,” lanjutnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan fungsi intermediasi Bank Amar pada kuartal ketiga 2019 mencapai 28,7% (year-to-date/ytd) menjadi Rp1,71 triliun. Bahkan, manajemen mengklaim pembiayaan pada Tunaiku per Desember 2019 telah mencapai Rp2 triliun. Kualitas kredit juga tergolong terjaga di posisi 3,22%, meski sedikit tinggi dia tas rata-rata industri yang masih berada di 2,7%. Dari catatan keuangannya, rasio kecukupan modal Bank Amar per September memang masih melimpah sebesar 63,34%. Meningkat pesat dibandingkan September 2018 sebesar 43,42%.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) menyetujui membagikan dividen tunai dengan total…
NERACA Jakarta– Sepanjang tahun 2024, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) membukukan laba bersih Rp16,45 miliar atau melesat 168,41% dari…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun atau turun…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) menyetujui membagikan dividen tunai dengan total…
NERACA Jakarta– Sepanjang tahun 2024, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) membukukan laba bersih Rp16,45 miliar atau melesat 168,41% dari…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun atau turun…