‎

Jakarta - ‎Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko memberikan tanggapan atas naik terusnya nilai dolar terhadap rupiah yang telah memberikan dampak pada kesulitan ekonomi rakyat.

Dunia usaha semakin berat, beban biaya produksi naik, daya beli masyarakat turun, PHK terjadi, pengangguran bertambah, kemampuan ekspor dunia usaha melemah, dan berbagai indikator ekonomi nasional melemah.”Untuk itu Dekopin memandang inilah momentum untuk "kebangkitan kemandirian" kita sebagai bangsa,” kata dia, Kamis (27/8)

Pemerintah harus memberikan insentif bagi koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), untuk lebih produktif dengan memberikan stimulasi fiskal, kemudahan ekspor, pengembangan jaringan pasar, perpajakan, permodalan secara selektif. Disamping itu, kampanye menggunakan produk domestik harus dilakukan. Penggunaan rupiah sebagai alat transaksi diperketat baik untuk perdagangan dalam maupun luar negeri.

Momentum ini tidak boleh hilang, kondisi ini berat bagi ekonomi nasional dan rakyat, tapi bangsa ini mampu menghadapi berbagai krisis yang ada. Sejarah sudah mencatat koperasi dan UKM menjadi penyelamat ekonomi disaat krisis tahun 98.

Dekopin mencatat bahwa koperasi dan UKM dapat menjadi penyangga saat krisis ekonomi nasional. Kesulitan ekonomi ini menjadi momentum untuk bangkitnya koperasi dan UKM. Itulah berbagai langkah solutif yang diusulkan oleh Dekopin dalam rangka mewujudkan trisakti presiden Jokowi yang telah dijabarkan dalam nawacita. Dekopin optimis pemeranan koperasi dan UKM secara dominan dalam penataan perekonomian nasional dan rakyat akan terwujud.

Banyak kelebihan yang dimiliki oleh UKM yaitu: 1) produk UKM koperasi lokal based yang tidak menyedot rupiah karena impor bahan baku produknya 2) pasar produk UKM dan koperasi sangat besar 3) efisiensi produk bagus karena padat karya 4) usaha koperasi dan UKM tahan terhadap kondisi krisis serta masih banyak lagi keunggulan lainnya. Mohar