Pelaku Pasar Cermati Suku Bunga BI dan Inflasi AS

NERACA 

Jakarta – Menyikapi tensi geopolitik timur tengah yang memanas dan bakal berkepanjangan, investor harus cermat dalam memilih dan memilah produk investasi. Menurut Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, para pelaku pasar disarankan untuk mencermati dua sentimen selama pekan ini, yaitu suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) Amerika Serikat (AS).

Terkait sentimen suku bunga BI, dia menyarankan BI untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan Rabu (24/04), untuk menstabilkan mata uang rupiah yang tembus melampaui Rp16.200 per dolar AS seiring ketegangan politik di Timur Tengah dan kuatnya ekonomi AS."Diprediksi akan ada dua kali kenaikan (suku bunga BI) di kuartal kedua tahun ini untuk meredam penguatan dolar AS. Jadi, hindari saham-saham yang terbebani suku bunga seperti sektor telekomunikasi," ujar Angga di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, terkait sentimen inflasi PCE AS, Angga memperkirakan indikator inflasi setelah Consumer Price Index (CPI) yaitu PCE AS akan meningkat menjadi 2,6% dibandingkan bulan lalu yang sebesar 2,5%, sehingga semakin memudarkan probabilitas pemotongan suku bunga jangka pendek. Angga menjelaskan, bahwa terdapat empat sentimen yang menopang pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu, diantaranya statement Ketua The Fed Jerome Powell, pelemahan rupiah terhadap dolar AS, kenaikan harga komoditas, dan pergerakan investor asing.

Terkait statement Jerome Powell, dia menjelaskan bahwa Jerome Powell dalam pidatonya menyebut akan menunggu lebih lama dibandingkan antisipasi sebelumnya, untuk menurunkan suku bunga setelah rangkaian rilis data inflasi AS yang tercatat tetap tinggi"Powell menunjuk pada kurangnya kemajuan tambahan yang dicapai mengenai inflasi setelah penurunan cepat yang terlihat pada akhir tahun lalu.

Dirinya juga mencatat bahwa kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu bagi para pejabat untuk mendapatkan keyakinan yang diperlukan bahwa inflasi AS mengarah ke sasaran The Fed sebesar 2%," ujar Angga.

Sentimen pelemahan rupiah terhadap dolar AS, lanjutnya, harga berbagai jenis barang di pasaran berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus level Rp16.200 per dolar AS, seiring adanya potensi kenaikan biaya produksi.“Menariknya, BI sendiri telah menggelontorkan cadangan devisa (cadev) untuk meredakan pelemahan nilai tukar rupiah sekitar 250 juta dolar AS per hari atau sekitar Rp4 triliun,”kata Angga.

Menurutnya, dampak pelemahan rupiah tersebut yaitu menyebabkan kenaikan pada harga barang baku impor, kenaikan harga, dan inflasi di masyarakat."Penurunan ekspor 9,45% (yoy) dan imbas dari penurunan nilai ekspor komoditas unggulan seperti batu bara besi dan baja dan CPO serta turunannya. Ekspor ke China juga turut mengalami penurunan," ujar Angga.

Terkait sentimen kenaikan harga komoditas, dia menjelaskan, saat ini harga komoditas meningkat cukup signifikan dan merata dipimpin kenaikan harga nikel, seiring dampak dari nilai tukar dan juga mulai pulihnya kegiatan manufaktur di China."Menariknya, dampak dari larangan supply Russia oleh LME terhadap mineral logam turut membatasi supply global kedepannya. Rusia sudah menyumbang 91% stok aluminium LME pada akhir Maret, 62% tembaga dan 36% nikel," jelas Angga.

Terkait sentimen pergerakan asing, lanjutnya, investor asing keluar melanjutkan net sell pada pekan pertama sebelum Lebaran di saham LQ45, yang terbebani prospek suku bunga dan rotasi ke sektor komoditas.

BERITA TERKAIT

Konsisten Jalankan Peran, BTN Raih Best Savings Bank Award

Konsistensi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menjalankan peran sebagai bank tabungan dan meningkatkan tingkat inklusi keuangan di masyarakat membuat…

PTPP Selesaikan Proyek Bendungan Tiu Suntuk Paket II

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berhasil menyelesaikan pembangunan proyek Bendungan Tiu Suntuk Paket  II dengan luas 464,63 Ha. Terdapat 2…

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Konsisten Jalankan Peran, BTN Raih Best Savings Bank Award

Konsistensi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menjalankan peran sebagai bank tabungan dan meningkatkan tingkat inklusi keuangan di masyarakat membuat…

PTPP Selesaikan Proyek Bendungan Tiu Suntuk Paket II

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berhasil menyelesaikan pembangunan proyek Bendungan Tiu Suntuk Paket  II dengan luas 464,63 Ha. Terdapat 2…

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…