Gandeng Korea - Kadin Berminat Terlibat Dalam Pembangunan Rel Ke Bandara Soetta

NERACA

Jakarta – Kalangan pengusaha Indonesia berminat mengikuti proyek  pembangunan rel kereta api dengan skema Public Private Partnership (PPP). Melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin), para pengusaha itu membentuk konsorsium dengan pengusaha asal Korea Selatan yang tergabung dalam Korea Railroad Research Institute (KRRI)

“Proyek ini diperkirakan akan menelan biaya investasi sebesar US$ 20 miliar,” ungkap Ketua Komite Tetap Hubungan Antar Lembaga Kadin, Biben Akbar, ketika dihubungi Neraca, Minggu (27/3).

Korea Railroad Research Institute (KRRI) merupakan badan khusus yang berdiri pada Maret 1996 dan mendapat pembiayaan dari pemerintah Korea. KRRI khusus menangani bisnis kereta api dan dibentuk dengan tujuan mempertahankan daya saing di pasar global.

Komitmen KRRI jelas setelah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Dalam MoU tersebut, imbuh Biben, kedua pihak sepakat untuk mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur transportasi terutama pengembangan kereta api.

“Korea berminat untuk ikut serta dalam proyet jalur kereta api lingkar dalam Jakarta dan Manggarai - Sokarno Hatta  serta jalur Jakarta - Surabaya,” terangnya.

Langkah Kadin mencari partner dalam pembangunan kereta api, lanjut Biben, karena keinginan Kadin untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah transportasi dan kepadatan jalan raya yang menghambat banyak hal, termasuk industri.

“Jika konsep transportasi masal ini terealisasi, diharapkan dapat memacu pertumbuhan lapangan kerja di kota-kota besar serta memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” terangnya

Menurutnya, pemilihan Korea karena negara itu memiliki kemampuan untuk mengembangkan transportasi KA.

Biben menambahkan, kerjasama ini tidak hanya sebatas realisasi pembangunan jalur KA, tapi juga adanya transfer teknologi melalui kerjasama antara Kadin dengan pihak KRRI yang melibatkan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia melalui sejumlah pelatihan dan penelitian.

Sementara itu Presiden KRRI, Sung Kyou Choi mengatakan, konsorsium ini nantinya akan terlibat dalam proyek transportasi massal yang menghubungkan antara kota Jakarta dengan Aiport Soekarno Hatta dan Jakarta-Surabaya.

KRRI juga akan membantu menyusun strategi dan perencanaan untuk jaringan kereta api nasional Indonesia. “Kami berminat merencanakan jaringan kereta api Indonesia. Tidak hanya untuk kota Jakarta atau Surabaya saja. Tidak tertutup kemungkinan di kota-kota besar lainnya,” kata Sung Kyou Choi.

 Selain itu, KRRI juga akan menerapkan teknologi yang Korea miliki untuk pembangunan kota-kota besar agar mendorong pertumbuhan ekonomi. “Kita sudah menyusun “strategy railway” di Brazil kita juga akan membuat ini untuk indonesia,” terangnya.

Berdasarkan perhitungan Bussiness Advisor Asia Economic Community Park Sung-Chur, Proyek pembangunan jalur kereta api kota Jakarta-Soekarno Hatta dan Jakarta-Surabaya diperkirakan bakal menelan dana investasi sebesar US$ 20 miliar.

“Kita akan koordinasikan terkait pendanaan ini melalui dukungan pemerintah Korea dan Asia Economic Community Foundation yang fokus pada penyaluran dan implementasi teknologi. Kami menilai pengembangan di Indonesia bisa memungkinkan untuk mengeluarkan biaya yang seefektif mungkin. Sehingga, strategy railway ini bisa terealisasi,” ujar Park.

Sejauh ini, KRRI telah melakukan koordinasi dengan Kadin Indonesia dan BKPM untuk merealisasikan proyek ini. “Jika semuanya lancar dan feasible, kita akan segera melakukan pendekatan dengan pemerintah,” tambah Park.

Saat ini KRRI mengembangkan teknologi kereta api yang berteknologi canggih untuk kereta api berpenumpang. Secara khusus, badan riset kereta api saat ini sedang terlibat dalam proyek berskala nasional. Diantaranya adalah rel kecepatan tinggi Korea, HSR350x pada kecepatan maksimum 350km/jam, urban transit kereta ringan, K-GT dan standardisasi dan sistem transit miring, Memiringkan Kereta Express untuk mempercepat pada jalur konvensional.

Seperti diketahui, pemerintah menyiapkan 11 proyek infrastruktur dengan menggunakan sistem PPP, untuk proyek pertama pemerintah merencanakan pembangunan monorel Jakarta- Soekarno Hatta dan berdasarkan data Bappenas diperkirakan akan menelan dana sebesar US$ 500 juta.

Selain itu pemerintah juga sedang melakukan studi kelayakan untuk beberapa proyek yaitu pembangkit listrik tenaga batubara di lawa Tengah, proyek kereta api di Kalimantan Tengah dan pelabuhan kapal pesiar di Bali.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…