Investasi di Industri Otomotif Tunggu Kabar dari Jepang

NERACA

Jakarta - Industri otomotif dalam negeri yang memiliki basis industri dari Jepang hingga besok masih menunggu kepastian dari prinsipal di Jepang sebelum mengambil tindakan akibat bencana tsunami di Jepang. Ekspor Indonesia di sektor otomotif diperkirakan bakal sedikit terganggu.

“Semua prinsipal kendaraan di Jepang tengah menutup pabriknya selama tiga hari, mulai Senin (14/3) hingga Rabu (16/3), untuk melakukan investigasi terkait imbas dari tsunami dan gempa bumi yang terjadi di Jepang,” terang Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman Maman Rusdi, ketika dihubungi Senin (14/3).

Menurut Sudirman, setelah prinsipal di Jepang melakukan kajian mengenai dampak tsunami terhadap kinerja perusahaan, maka perusahaan di Indonesia akan mengetahui secara pasti dampak tersebut.

“Kalau memang ditemukan ada dampaknya, mereka akan me-reschedule impor dan ekspornya, baru kami akan meminta keterangan dari setiap anggota tentang antisipasi seperti apa yang akan dilakukan,” jelas Sudirman.

Tetapi sejauh ini, lanjut Sudirman, ekspor dan impor baik secara utuh (Completely Built Up/CBU) maupun terurai (Completely Knocked Down/CKD) dari Jepang belum terkena imbas akibat tsunami dan gempa bumi. Dimana proses pengapalan mash berjalan dan belum ada perubahan jadwal ekspor dan impor.

Ketua I Gaikindo Jongky D Sugiarto sangat berharap, bencana alam tersebut tidak berimbas pada prinsipal kendaraaan yang berlokasi di Jepang. Hingga saat ekspor CBU ke Jepang masih sangat kecil dan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap ekspor otomotif Indonesia.

“Di Indonesia, sudah bisa produksi mobil merek Jepang dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup tinggi. Seperti, Avanza dan Innova. Ekspor kita ke Jepang pun sangat kecil, seperti Daihatsu GrandMax,” terangnya.

Namun yang sangat dikhawatirkan adalah impor komponen CKD dari Jepang. Pihaknya mengatakan jika ini terganggu maka akan mempengaruhi ekspor otomotif Indonesia ke negara lain.

“Masalah lain yang akan menghambat ekspor impor otomotif, misalnya jika sebuah pabrik prinsipal di Jepang mengalami kebakaran, maka akan menghambat suplai komponen ke Indonesia,” terangnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, tingkat dampak dari potensi terhambatnya impor komponen tersebut bisa diminimalisasi dengan semakin tingginya penggunaan komponen lokal. Pasalnya hingga kini industri yang bekerja sama dengan perusahaan Jepang, sekitar 70% diantaranya komponennya sudah diproduksi di dalam negeri. “Bagusnya kandungan komponen lokal itu bisa ditingkatkan,” katanya.

Hidayat menegaskan, dua sektor bisnis yang mengalami dampak terbesar adalah elektronik dan otomotif. Terutama yang hingga kini banyak bergantung pada komponen impor karena belum bisa dibuat di Indonesia. “Pasti ada kerja sama bisnis yang masih mengharapkan impor mesin dan komponen dari Jepang, itu pasti ada pengaruhnya,” terangnya

Saat dihubungi secara terpisah, Ketua Gabungan Elektronik Indonesia (Gabel) Ali Soebroto mengatakan, dampak dari bencana alam yang melanda Jepang terhadap sektor elektronik tidak terlalu besar. Pasalnya Industri elektronik di Indonesia hanya sedikit melakukan impor komponen dari Jepang.

“Dampak dari bencana alam yang dihadapi Jepang tidak berpengaruh terhadap produksi elektronik di dalam negeri. Impor komponen elektronik dari Jepang hanya semi konduktor dan selebihnya impor dari China karena sebagian besar industri elektronik di sana telah merelokasi pabriknya ke China,” kata Ali.

Namun Ali menyebut, akan ada sedikit penurunan terhadap ekspor produk elektronik ke Jepang. Ali mencontohkan produsen seperti Toshiba telah merelokasi pabriknya di Indonesia kemudian diekspor ke Jepang.

“Ekspor elektronik pada tahun lalu menembus US$ 9 miliar pada tahun lalu atau meningkat 4,6% dibanding perolehan pada 2009 yang mencapai US$ 8,68 miliar. Peningkatan ekspor itu akan didukung diversifikasi pasar ekspor dan pemulihan perekonomian global pasca krisis dengan negara tujuan ekspor elektronik utama masih didominasi pasar tradisional seperti Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat (AS),” tandas Ali.

Tim Khusus

Melihat bencana di Jepang, menurut Hidayat, Kemenprin akan mengusulkan pembentukan tim khusus. Tim ini akan melakukan evaluasi dampak bencana terhadap perekonomian di dalam negeri. “Saya akan usulkan hal itu kepada Menko Perekonomian,” tuturnya.

Hidayat memperkirakan, dampak dari bencana stunami ini akan berpengaruh terhadap rencana investasi baru infrastruktur di Indonesia, terutama yang mengunakan skema government to government (G to G). Seperti kerjasama metropolitan priority (MPA).

“Kita butuh waktu paling tidak sekitar 10 hari untuk mengevaluasi dampak bencana Jepang terhadap rencana kerjasama investasi dan perdagangan negara itu dengan Indonesia, ini berdasarkan pengalaman kita terkena bencana yang serupa,” terangnya.

Dia memperkirakan akan terjadi pergeseran waktu perundingan kerjasama karena pemerintah Jepang bersama dengan JBIC (Japan Bank for International Cooperation) dan METI (Ministry of Economy, Trade, and Industry) akan memprioritaskan recovery.

Rencana investasi Jepang ke Indonesia, baik dalam skema bilateral maupun B to B tahun ini mencapai US$15 miliar. Ditambah dengan rencana realisasi tahun depan, total investasi Jepang direncanakan akan mencapai US$24 miliar.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…