Pasar Ekspor India Turun - Penjualan KAYU Terkoreksi 34,19%

NERACA

Jakarta – Emiten produsen kayu olahan, PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) mencetak pertumbuhan penjualan dan laba pada kuartal III/2019, setelah tertekan pada semester I/2019. Kata Direktur Independen Darmi Bersaudara, Lie Kurniawan, kinerja yang tertekan sepanjang semester I/2019 terutama karena pelaku bisnis di India yang menahan diri untuk meningkatkan penjualan. "Faktor utamanya ada kondisi di India yaitu musim dingin dan pemilu 2019 India sehingga kebanyakan pelaku bisnis menahan diri,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dari faktor domestik, penjualan yang turun juga didorong faktor hari kerja yang hanya sepekan karena libur panjang musim Lebaran pada Juni. Meski demikian, perusahaan optimistis dapat memperbaiki kinerja pada kuartal III/2019 seiring dengan bisnis yang mulai stabil setelah selesaiannya Pemilu di India.

Lie memperkirakan, pertumbuhan kuartal III/2019 masih sejalan dengan proyeksi perseroan pada awal tahun. Sebagai informasi, tahun ini perseroan mengincar penjualan bersih Rp64 miliar atau naik 70,12% dibandingkan dengan realisasi 2018 sebesar Rp37,62 miliar. Sementara itu, laba bersih yang diincar sebesar Rp3,6 miliar, dua kali lipat dari realisasi 2018 sebesar Rp1,8 miliar.

Disampaikannya, katalis utama ada di para pelaku bisnis di India yang mulai bekerja dengan normal setelah selesainya pemilu di India. Sehingga, kuartal III masih on track dengan proyeksi. Asal tahu saja, perseroan masih bergantung pada pasar India karena memberikan kontribusi terbesar yakni Rp10,17 miliar atau 84,82% terhadap penjualan pada semester I/2019.

Penjualan ekspor ke India sepanjang Januari-Juni tahun ini, turun 34,19% dibandingkan dengan penjualan Januari-Juni tahun lalu sebesar Rp18,22 miliar. Sementara itu, penjualan ke Nepal mencapai Rp1,81 miliar pada periode tersebut. Sebagai informasi, seluruh penjualan perseroan berasal dari pasar ekspor. Dengan demikian, penjualan bersih KAYU mencapai Rp11,99 miliar pada semester I/2019 atau turun 34,19% secara tahunan. Sementara itu, laba bersih yang dikantongi senilai Rp379,90 juta atau turun 27% secara tahunan.

Terkait rencana pemangkasan PPN kayu log, perusahaan melihat bahwa pemangkasan PPN akan mendorong industri secara keseluruhan. Namun, Lie menilai rencana insentif ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap usaha perseroan karena dapat melakukan restitusi pajak. Sementara itu, rencana pelonggaran SVLK justru akan berpengaruh negatif bagi usaha di ekspor produk kayu log. Sebab, pelonggaran SVLK akan membuka pintu untuk kayu ilegal masuk kembali ke pasaran.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…