Danai Belanja Modal - Bima Sakti Lepas 625 Juta Saham Ke Publik

NERACA

Jakarta – Di saat bisnis properti masih tertekan, rupanya belum menyurutkan rencana PT Bima Sakti Pertiwi untuk go public. Perusahaan yang bergerak di bidang real estat ini berencana melepas sebanyak-banyaknya 625 juta saham atau setar 20% dari modal yang ditempatkan dan disetorkan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektus singkatnya di Jakarta, kemarin.

Pada aksi korporasi tersebut, perseroan mempercayakan PT Danatama Makmur Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran awal pada 21 Mei 2019, perkiraan masa penawaran umum saham perdana pada 25-26 Juni 2019. Rencana tanggal pencatatan pada 2 Juli 2019. Perseroan menyebutkan, nantinya dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek akan digunakan sebesar 88% untuk belanja modal, di mana 66% untuk penambahan serta perbaikan fasilitas gedung karena usia gedung perseroan telah lebih dari 15 tahun. 

Sisa dana initial public offering (IPO) tersebut akan digunakan untuk pembelian tanah yang berlokasi di belakang area mal Pekanbaru seluas 1.200 m2 dengan tujuan pengembangan usaha di masa yang akan datang. Hingga Desember 2018, total liabilitas yang dimiliki calon emiten ini mencapai Rp148,82 miliar. Ekuitas yang dibukukan pada akhir tahun lalu senilai Rp376,94 miliar.

Sementara itu, pendapatan usaha yang dikantongi pada 2016, 2017 dan 2018 masing-masing senilai Rp86,63 miliar, Rp82,11 miliar dan Rp75,25 miliar. Pada 2018, pendapatan usaha perseroan berasal dari penyewaan ruang usaha dan pengelolaan gedung masing-masing senilai Rp34,61 miliar dan Rp40,63 miliar.

Segmen penyewaan ruang usaha perseroan berasal dari Mal Pekanbaru yang telah beroperasi sejal 2003, dengan luas bangunan 55.244 m2. Mal ini memiliki 500 kios. Mal ini menjadi pendapatan berulang perseroan. Selain mal Pekanbaru, perseroan juga memiliki gedung bertingkat 8, yang berada di sebelah mal tersebut, dengan luas 17.407 m2. Gedung ini disewakan kepada PT Jatra Mandiri Indonesia sampai 2029.

Laba bersih tahun berjalan yang dikantongi pada 2016, 2017 dan 2018 masing-masing senilai Rp15,53 miliar, Rp2,34 miliar dan 318,58 miliar. Dari sisi rasio profitabilitas perseroan, margin laba bersih perseroan pada 2016, 2017 dan 2018 masing-masing 33,43%, 32,48% dan 454,28%. Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai, hingga kuartal I-2019 sektor properti menjadi sektor yang paling tertekan sejak awal tahun ini. Tertekannya sektor ini disebabkan karena nilai marketing sales perusahaan yang masih melambat dan tak didukung oleh suku bunga yang meningkat tahun lalu.

Analis Pefindo, Niken Indriarsih pernah bilang, hingga akhir tahun ini sektor properti diperkirakan masih akan tertekan, meski pemerintah sudah memberikan stimulus dinilai juga masih kurang membantu penjualan sektor ini.”Marketing sales melambat dan suku bunga meningkat jadi marketing sales makin turun. Jadi ke depan masih kurang baik meski ada stimulus dari pemerintah tapi eksternal masih tekan pertumbuhan,"ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…