BPBD Kota Sukabumi Terus Siap Siaga Bencana - Saat ini Sedang Terjadi Anomali Cuaca

BPBD Kota Sukabumi Terus Siap Siaga Bencana

Saat ini Sedang Terjadi Anomali Cuaca

NERACA

Sukabumi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana. Pasalnya, saat ini sejumlah daerah termasuk Kota Sukabumi sedang dihadapkan anomali cuaca (fenomena cuaca yang tidak seperti biasanya).

"Saya menghimbau kepada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan longsor untuk tingkatkan kewaspadaan," ujar Kepala BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan, Senin (15/4).

Asep menambahkan, sampai pertengahan bulan April ini, BPBD tetap melaksanakan kesiapsiagaan bencana longsor dan banjir, baik SDM maupun sarana penanggulangan bencana."Informasi dari BMKG dijadikan patokan untuk selalu siap siaga dan waspada," ujarnya.

Sejak terjadi ekuinoks (kondisi matahari tepat berada digaris khtulistiwa) Maret lalu, suhu di Kota Sukabumi mengalami peningkatan sepanjang siang dan malam. Diperkirakan, ekuinoks akan terjadi lagi sekitar bulan September."Diperkirakan tanggal 22 dan 23 September, nanti posisi matahari berada tepat diatas garis yang membagi bumi menjadi belahan utara dan selatan dalam pengembaraanya menuju bagian selatan bumi," katanya.

Kepala seksi Pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami mengatakan, meskipun curah hujan saat ini sudah mulai turun, namun anomali cuaca masih mungkin terjadi sebagai dampak ekuinoks."Masih mungkin terjadi ekuinoks, dan salah satu dampaknya adalah meningkatnya suhu udara secara drastis,” ujarnya.

Sementara dampak terhadap manusia antara lain, terjadinya dehidrasi akibat panas matahari. Karena itu, bagi yang beraktivitas di tempat terbuka harus banyak minum. Ekuinoks kata Zul terjadi sejak 21 Maret lalu.“Sebenarnya ekuinoks telah berlalu, tapi dampaknya masih terasa yakni adanya anomali cuaca dengan munculnya gelombang panas,” katanya.

Beberapa hari terakhir kata Zul, suhu udara pada pagi hari sering cukup tinggi, sementara pada siang hari turun hujan. Padahal informasi dari BMKG menyebutkan, pada bulan April ini, iklim Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Tapi kenyatannya masih sering turun hujan.“Kita harus tetap waspada karena anomali cuaca bisa menyebabkan retakan tanah pada tebing-tebing yang dampaknya bisa memicu longsor,” jelasnya.

Sementara itu periode Januari sampai Februari 2019 terjadi 54 bencana di Kota Sukabumi. Dinataranya, kebakaran 4 kejadian, banjir 12, tanah longsor 19, angin topan 4, gempa bumi 2 dan cuaca ekstreme berjumlah 7 kejadian. Arya

 

BERITA TERKAIT

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…