KKP Sebut Indonesia Jadi Eksportir Tuna Terbesar Dunia

NERACA

Jakarta – Di hadapan generasi milenial Universitas Sahid, Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi kapal asing yang menangkap ikan di laut Indonesia. "Akhirnya setelah empat setengah tahun, 488 kapal sudah ditenggelamkan. Itu membuktikan negara bisa melakukan," ujar Susi, disalin dari siaran resmi KKP.

Menurut Susi, aksi illegal fishing alias pencurian ikan di laut Indonesia oleh kapal-kapal asing telah menyebabkan nelayan Indonesia kehilangan mata pencahariannya. "Illegal fishing juga menyebabkan rumah tangga nelayan turun hampir 50% lebih. Tadinya 1.600.000 kepala rumah tangga. Waktu tahun 2014 tinggal 800.000 saja," ungkapnya.  Bukan hanya nelayan, pencurian ikan juga membuat pengusaha dalam negeri gulung tikar karena stok ikan tidak cukup untuk diekspor. "Sebanyak 115 eksportir tutup," jelas Susi.

Bahkan menurutnya, dari sensus yang dilakukan pemerintah, stok ikan kita di tahun 2014 hanya tinggal 6,5 ton saja. Aksi pemberantasan illegal fishing yang intensif dilakukannya, akhirnya berbuah manis. "Tiga minggu lalu dunia kasih lebel sebagai supplier besar tuna dunia adalah Indonesia," ucapnya.

Selama ini, lanjutnya, Indonesia tidak pernah masuk dalam negara eksportir terbesar di dunia. Namun, saat ini Indonesia justru melesat menjadi raksasa penyuplai ikan tuna terbesar. "Dulu tidak ada nama Indonesia. Tapi kita bisa. Sekarang nelayan dengan mudah mancing dapat tuna, realita tidak terbantahkan. Kita pemasok terbesar," imbuhnya.

Selain tuna, Indonesia pun menjadi eksportir kepiting laut nomor satu ke Amerika Serikat. Capaian-capaian ini menjadikan neraca perdagangan perikanan Indonesia ada di urutan nomor satu di Asia Tenggara. Susi pun meminta masyarakat agar bersama-sama memelihara laut Indonesia, sehingga kekayaan alam yang melimpah ini dapat terjaga dengan baik.

Sebelumnya, Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar menyatakan bahwa 60 persen tangkapan tuna, cakalang dan tongkol merupakan hasil jerih payah nelayan kecil sehingga penting guna memberdayakan mereka.

"Hasil analisa data tangkapan tuna yang dihasilkan oleh nelayan Indonesia menyimpulkan bahwa 60 persen lebih hasil tangkapan tuna, cakalang dan tongkol tersebut ternyata berasal dari hasil tangkapan nelayan skala kecil kurang dari 30 GT (gross tonnage)," kata Zulficar Mochtar.

Hal itu, ujar dia, berarti bahwa perikanan tuna skala kecil mampu menyumbang, bahkan sebagai andalan kedaulatan pangan nasional, dan di saat bersamaan sektor skala kecil ini juga mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak kepada masyarakat Indonesia.

Dengan demikian, lanjutnya, armada skala kecil yang dominan tersebut telah memberikan andil yang cukup besar terhadap produksi beberapa komoditas penting di Indonesia. KKP juga mendorong kalangan perusahaan tuna nasional agar dapat memenuhi persyaratan sertifikasi yang berlaku di pasar global dalam rangka meningkatkan daya saing produk Nusantara. (fb)

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…