Optimalkan Pasar Dalam Negeri - ULTJ Pasang Konservatif Target Ekspor

NERACA

Jakarta –Kejar pertumbuhan penjualan lebih besar lagi, PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ) akan mengoptimalkan pasar dalam negeri ketimbang penjualan ekspor. Oleh karena itu, emiten produk makanan dan minuman ini memasang target penjualan ekspor tidak besar atau sebesar Rp 25 miliar. Target ini sama dengan tahun sebelumnya.

General Manager Public Relations Ultra Jaya Milk Industry, Muhammad Muthassawar mengatakan, perseroan memasang target penjualan ekspor pada tahun ini sebesar Rp25 miliar.”Perseroan lebih fokus pada penjualan di dalam negeri, sehingga tidak memasang penjualan ekspor tumbuh tinggi tahun ini,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Hingga kuartal III/2018, penjualan ekspor tercatat Rp19,90 miliar atau berkontribusi 0,45% terhadap total penjualan. Raihan ini meningkat 46,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp13,54 miliar.  Azwar memperkirakan penjualan ekspor hingga akhir tahun lalu tercapai Rp25 miliar.  Perseroan, lanjutnya fokus penjualan di dalam negeri. Sehingga, tidak menggenjot penjualan ekspor.

Sebelumnya, perseroan memasang target pertumbuhan penjualan di atas 10% pada tahun ini. Adapun, pada tahun lalu, target pertumbuhan yang sama diperkirakan telah tercapai.  Jika mengacu pada perkiraan tersebut, maka Ultra Jaya Milk mengincar penjualan sebesar Rp5,90 triliun pada 2019. Adapun, per 30 September 2018, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp4,04 triliun, naik 13,09% secara year on year.  

Dalam memenuhi permintaan pasar dalam negeri, perseroan saat ini tengah mengembangkan peternakan susu dalam negeri. Hal ini dimaksudkan agar tidak lagi tergantung pada impor. Saat ini perseroan telah berancang-ancang melakukan pengembangan proyek peternakan sapi perah milik PT Ultra Sumatera Dairy Farm (USDF) di Berastagi, Sumatera Utara, entitas usaha yang 69% sahamnya dimiliki ULTJ.

Menurut Azwar, pPeternakan brastagi sudah menerima sapi dari Australia sejak 2 oktober 2018 dan secara bertahap akan bertambah populasi sapi. Rencananya tahap pertama 2019 ini beroperasi dengan 2.000 sapi perah, dengan rencana jangka panjang mencapai 6.000 sapi perah. Pengembangan peternakan selain ditujukan untuk meningkatkan produksi susu segar di indonesia, sebagian besarnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ULTJ.

Mengenai besaran porsinya antara pembeli diluar entitas dengan induk usaha, Azwar belum dapat menerangkan detilnya disebabkan peternakan masih dalam proses pengembangan sehingga perlu evaluasi produktivitas terlebih dahulu. Adapun dana pengembangan peternakan tersebut diperoleh dari anggaran belanja modal alias capital expenditure tahun 2019 ini yang senilai Rp 65 miliar, selain pengembangan peternakan capex digunakan juga untuk pembelian mesin baru dan pembangunan kantor.

BERITA TERKAIT

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…

Laba Bersih Antam Menyusut Tajam 85,66%

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih Rp238,37 miliar atau…

Salim Ivomas Kantongi Laba Rp307,10 Miliar

NERACA Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) membukukan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2024. Dimana emiten produsen minyak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…

Laba Bersih Antam Menyusut Tajam 85,66%

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih Rp238,37 miliar atau…

Salim Ivomas Kantongi Laba Rp307,10 Miliar

NERACA Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) membukukan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2024. Dimana emiten produsen minyak…