Garap Pasar International, KKP Re Launcing Patin menjadi Indonesian Pangasius

NERACA

Jakarta - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Peikanan (KKP), Rifky Effendi Hardijanto, mengatakan udang masih menjadi primadona ekspor hasil perikanan, nomer dua ikan tuna. Dan kami (KKP) ingin menggarap ikan patin untuk masuk di pasar international terutama pasar Amerika dan Eropa. Makanya kami me launcing ikan patin menjadi Indonesian Pangasius untuk masuk ke market international. “Kalau Vietnam menamakan patin Dori, maka Indonesia kami beri nama Indonesian Pangasius. Upaya branding ini sebagai langkah kami menginginkan patin masuk menjadi komoditas perikanan berbasis ekspor,” kata Rifky, kepada wartawan sesaat setelah acara re launcing patin menjadi Indonesian Pangasius di Jakarta International Expo (JIE), Jakarta, Kamis (22/11).

Sampai saat ini, sambung Rifky produksi Patina atau Indonesian Pangasius secara nasional dalam 10 tahun terakhir  melonjak cukup signifikan pada 2016 produksi patin sebesar 437.000 ton itu jauh dari tahun 2006 yang masih 33.000 ton. Sementara pada 2017, produksi di atas 450.000 ton dan KKP menargetkan dalam tiga sampai lima tahun ke depan, bisa mencapai 1 juta ton per tahun. “Sejauh ini mayoritas  ikan patin masih untuk kebutuhan domestik. Makanya kami ingin bekerjasama dengan Direktorat Budidaya dan yang terkait untuk mendongkrak produksi patin,” sambungnya.

Mengingat, Ikan patin  memiliki potensi ekspor yang besar pasca Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) melarang impor ikan patin Vietnam karena dinilai  berbahaya. “Ada pasar potensial untuk komoditas Patina atau Indonesian Pangasius. Tidak ada salahnya untuk kita garap,” ujarnya.

Untuk itu, mulai 2019, Indonesia siap ekspor patin. "Untuk ikan patin ini, kami targetkan ekspor tahap pertama 2.000-3.000 ton atau senilai US$ 13 juta,"ujar Rifky

Disamping itu juga, dari segi harga, Rifky mengatakan, harga ikan patin dalam negeri meningkat tajam dari Rp 14.000 per kilogram (kg) pada 2017 menjadi Rp 22.000 per kg tahun 2018. Sementara di pasar ekspor harganya bisa mencapai Rp 50.000 per kg. "Tapi kami lebih mendorong eskpor dalam bentuk olahan dan punya added value sehingga harganya ada yang bisa mencapai Rp 2 juta per kg,"tambahnya.

Ditempat yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Mh Suhadi menambahkan, potensi ekspor ikan patin cukup besar. Untuk itu, pihaknya sedang mendorong peningkatkan produksi budidaya agar mampu memenuhi kebutuhan ekspor tahun depan. "Namun masalah sekarang itu, ketersediaan benih ikan patin masih kurang untuk budidaya, ini yang sedang kami dorong. Makanya udah sedang kami selesaikan masalahnya satu per satu. Agar kita bisa menjadi salah satu eksportir Indonesian Pangasius  terbesar untuk market international, "tandasnya.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…