Kota Bogor - Produk Boneka UKM "Monesplush" Siap Tembus Pasar Ekspor

NERACA

Bogor - Kecintaannya pada produk mainan anak-anak, khususnya boneka, membuat nama Linda Marlinda Tjaya tercatat sebagai pengusaha pembuat boneka yang cukup eksis di pentas bisnis nasional. Hingga kini, produk bonekanya dengan brand "Monesplush" marak menghiasi Matahari Departement Store di seluruh Indonesia, Yogya Toserba di seluruh Jawa Barat, dan Ramayana (tempat mainan anak-anak Zone 2000). Bahkan, tahun depan, lulusan sarjana Ilmu Komunikasi dari FISIP UI itu sudah ambil ancang-ancang untuk menembus pasar ekspor."Langkah awal saya di pasar global, Insya Allah, akan dimulai pada Januari 2016 dengan mengikuti Toy's Fair yang diselenggarakan di Hongkong dan Jerman,” kata ibu seorang putra kelahiran Bogor, 14 Juni 1977 tersebut.

Linda mengaku bahwa wawasan tentang pasar ekspor diperolehnya saat mengikuti pelatihan di Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), sebuah lembaga yang berada di lingkungan Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Kementrian Perdagangan RI."Saya mengikuti program pelatihan ekspor selama satu tahun. Disitulah saya termotivasi untuk melakukan ekspor. Di pelatihan itu pula saya mendapat ilmu bagaimana cara mengirim barang ke luar negeri, dan sebagainya,” ungkap Linda, Senin (8/6).

Sebagai salah satu persiapan menembus pasar ekspor, Linda pun sudah bekerjasama dengan para UKM boneka lainnya di Kota Bogor, yang tergabung dalam sebuah paguyuban dan Koperasi Mitra Sauyunan."Kebetulan, produk kita sama yaitu boneka. Jadi, jika nanti ada permintaan dari pasar luar negeri, koperasi yang beranggotakan 30 UKM boneka tersebut bisa saya berdayakan untuk memenuhi permintaan akan boneka,” kata Linda.

Sepertinya, langkah Linda di bisnis boneka terlihat semakin mantap. Namun, hasil yang diraihnya kini, bukan hasil 'simsalabim'."Saya merintis bisnis boneka ini sejak tahun 2003. Baru pada 2006, saya membuat badan hukum karena saya yakin bisnis boneka ini sangat menjanjikan,” kata Linda.

Linda bercerita, sebelum menekuni sebagai produsen boneka, dirinya pernah merintis karir selama 3,5 tahun di sebuah pabrik boneka khusus ekspor yang berlokasi di wilayah Citeureup, Kabupaten Bogor. Berperan sebagai marketing khusus pasar lokal, Linda pun mampu menerobos pasar-pasar moderen seperti Matahari Departement Store, Ramayana, dan Yogya Toserba."Sayangnya, pabrik itu tutup karena pindah ke Vietnam. Padahal, pasar boneka dalam negeri sedang bagus-bagusnya saat itu,” kenang Linda.

Berbekal keyakinan akan kinclongnya pasar boneka di dalam negeri, Linda pun bekerjasama dengan pabrik boneka lain di wilayah Bekasi. Untuk tetap menjaga pasar miliknya, Linda pun memberdayakan rekan-rekannya di pabrik sebelumnya yang mempunyai mesin jahit."Saya yang memberi order jahit boneka ke mereka, sehingga pasar yang sudah saya bangun tetap terjaga,” jelas Linda.

Setelah yakin dengan kemampuan manajemen dirinya, pada 2006, Linda pun memberanikan diri membuka pabrik boneka sendiri di wilayah Wangun, Tajur, Kota Bogor."Dulu karyawan saya hanya 12 orang. Kini, sudah 25 orang ditambah puluhan warga sekitar pabrik yang saya berdayakan untuk menjahit boneka,” ujar dia.

Linda mengakui bahwa dirinya sudah terlanjur mendalami bisnis boneka di pasar dalam negeri. Dari mulai tingkat kesulitan hingga prospeknya, Linda sudah melakoninya selama ini."Saya memang mengkhususkan diri untuk mengisi pasar lokal. Tapi, bukan berarti tidak ada boneka saya yang beredar di pasar internasional. Beberapa agen ekspor kerap memesan boneka saya untuk dipasarkan di Singapura dan Jerman. Malaysia juga ada, tapi tidak begitu banyak,” kata dia seraya menyebutkan bahwa kapasitas pabriknya kini mampu memproduksi 15 ribu boneka sebulan dengan omzet rata-rata Rp100 juta.

Terkait desain, Linda menegaskan bahwa pabriknya tidak akan pernah membuat desain boneka yang sudah memiliki lisensi, seperti tokoh-tokoh kartun yang sudah mendunia."Desain kami ciptakan sendiri dengan bentuk yang universal, tidak ada kaitannya dengan boneka-boneka dari kartun-kartun yang berlinsensi,” pungkas Linda. Rin

BERITA TERKAIT

Rangkul Optimisme Berbangsa, Wakil Ketua MUI Ajak Masyarakat Tolak Narasi Indonesia Gelap

  NERACA Jakarta - Masa depan Indonesia yang cemerlang mengharuskan kita memelihara kebersamaan dan keutuhan. Seruan untuk mempertahankan keharmonisan dan…

Akademisi Ajak Masyarakat Lawan Narasi 'Indonesia Gelap' dengan Optimisme

  NERACA Jakarta, – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia menuju pembangunan yang lebih konstruktif…

Asbanda dan Bank Papua Gelar Pengundian Tabungan Simpeda 2025, Ini Pemenangnya!

NERACA Jayapura – Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dan Bank Papua menggelar Undian Tabungan Simpeda Nasional Periode ke 2 Tahun…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Rangkul Optimisme Berbangsa, Wakil Ketua MUI Ajak Masyarakat Tolak Narasi Indonesia Gelap

  NERACA Jakarta - Masa depan Indonesia yang cemerlang mengharuskan kita memelihara kebersamaan dan keutuhan. Seruan untuk mempertahankan keharmonisan dan…

Akademisi Ajak Masyarakat Lawan Narasi 'Indonesia Gelap' dengan Optimisme

  NERACA Jakarta, – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia menuju pembangunan yang lebih konstruktif…

Asbanda dan Bank Papua Gelar Pengundian Tabungan Simpeda 2025, Ini Pemenangnya!

NERACA Jayapura – Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dan Bank Papua menggelar Undian Tabungan Simpeda Nasional Periode ke 2 Tahun…