Unilever Kantongi Laba Rp1,2 Triliun di Q1-2025, Dividen Tetap Konsisten

NERACA

Jakarta – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun pada kuartal pertama tahun 2025, dengan penjualan bersih mencapai Rp9,5 triliun. Meskipun secara tahunan kinerja masih mengalami koreksi 14,6%, pencapaian ini mencatatkan lonjakan laba sebesar 244,7% dibandingkan kuartal sebelumnya, menunjukkan pemulihan yang kuat di tengah tekanan konsumsi rumah tangga nasional.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyampaikan bahwa hasil kuartal ini mencerminkan dampak positif dari strategi reset yang dijalankan sejak tahun lalu.

“Meskipun hasil kuartal pertama kami masih terkoreksi dibandingkan tahun sebelumnya, kami berhasil mencatatkan peningkatan QoQ dalam hal pertumbuhan dan profitabilitas. Kami telah membuat kemajuan dalam mengurangi stok pelanggan, menstabilkan harga pada kanal penjualan kami, serta meningkatkan layanan pelanggan dan profitabilitas distributor,” ujarnya, Kamis (24/4).

Marjin kotor perseroan tercatat sebesar 48,2%, meningkat 365 basis poin dari kuartal IV 2024, seiring optimalisasi operasional dan efisiensi biaya. Di tengah kondisi pasar yang semakin kompetitif dan sensitif terhadap harga, Unilever Indonesia menunjukkan ketangguhan melalui inovasi produk dan penyesuaian strategi distribusi, yang turut memperkuat portofolio bisnisnya.

Kinerja positif tersebut turut mendukung posisi Unilever Indonesia sebagai salah satu emiten unggulan dalam indeks IDX High Dividend 20 (IDXHIDIV20) yang berlaku untuk periode 5 Februari 2025 hingga 3 Februari 2026. IDXHIDIV20 merupakan indeks yang menampilkan 20 saham dengan riwayat pembagian dividen tunai stabil selama tiga tahun terakhir dan memiliki yield dividen tinggi. Kembalinya UNVR dalam jajaran indeks ini menjadi sinyal kepercayaan pasar terhadap komitmen perusahaan terhadap pemegang saham.

Unilever Indonesia (UNVR) dikenal sebagai emiten yang rajin membagikan dividen dengan disiplin tinggi. Menurut Nafan Aji Gusta, Analis Senior Mirae Asset Sekuritas, Kamis (24/4) konsistensi ini menjadi fondasi kepercayaan investor, terutama di masa pasar sedang downtrend. "Unilever tidak hanya overwhelming dalam kinerja, tapi juga sangat menjaga komitmen bagi hasil kepada pemegang saham," ujarnya.

Disiplin dalam pembagian dividen ini bukan sekadar strategi jangka pendek, melainkan upaya membangun reputasi sebagai perusahaan yang andal (dependable). Hal ini menjadi daya tarik bagi investor yang mencari stabilitas pendapatan pasif di tengah gejolak ekonomi.

Meski tantangan pasar seperti inflasi dan persaingan ketat terus menghantui, Unilever dinilai memiliki prospek pertumbuhan yang solid. "Ada harapan peningkatan kinerja fundamental, terutama jika Unilever terus memperkuat inovasi produk yang sesuai kebutuhan konsumen," jelas Nafan.

Kemampuan Unilever menghadirkan produk yang mudah diserap pasar, seperti varian sehat (health & wellness) atau kemasan terjangkau, menjadi kunci pertumbuhan.

Strategi Penjualan Multichannel – Pemanfaatan jaringan online dan offline secara optimal juga mampu memperluas jangkauan pasar. Kemudian, efisiensi Operasional upaya pemangkasan biaya dan peningkatan produktivitas telah berkontribusi pada perbaikan bottom line.

Nafan menekankan bahwa selama Unilever konsisten dalam inovasi dan efisiensi, peluang untuk mencetak pertumbuhan penjualan yang lebih kuat tetap terbuka. "Yang penting, mereka tidak hanya fokus pada produk, tapi juga menjaga brand loyalty dan distribusi yang luas," tambahnya.

Dengan rekam jejak dividen yang konsisten dan strategi bisnis yang adaptif, Unilever Indonesia tetap menjadi salah satu pilihan menarik bagi investor yang mengutamakan stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan. (Mohar/Iwan)

 

BERITA TERKAIT

Delegasi ZEEA Zanzibar Lakukan Benchmarking Pemberdayaan Ekonomi di PNM

NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menerima kunjungan Delegasi ZEEA Zanzibar dalam rangka kegiatan benchmarking pemberdayaan ekonomi berbasis…

Bersama PNM, Rofiah Ubah Warisan Jamu Tradisional Jadi Bisnis Modern

NERACA Jakarta - Siti Rofiah, 42, seorang perempuan tangguh asal Desa Tembalang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, merupakan pengusaha jamu tradisional…

Sejumlah Bapokting di Kota Sukabumi Terjadi Fluktuasi Harga - Akibat Musim Pancaroba

NERACA Sukabumi - Terjadinya musim pancaroba saat ini, sejumlah Bahan Pokok Penting (Bapokting) yang ada di Pasar Tradisional Kota Sukabumi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Delegasi ZEEA Zanzibar Lakukan Benchmarking Pemberdayaan Ekonomi di PNM

NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menerima kunjungan Delegasi ZEEA Zanzibar dalam rangka kegiatan benchmarking pemberdayaan ekonomi berbasis…

Bersama PNM, Rofiah Ubah Warisan Jamu Tradisional Jadi Bisnis Modern

NERACA Jakarta - Siti Rofiah, 42, seorang perempuan tangguh asal Desa Tembalang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, merupakan pengusaha jamu tradisional…

Sejumlah Bapokting di Kota Sukabumi Terjadi Fluktuasi Harga - Akibat Musim Pancaroba

NERACA Sukabumi - Terjadinya musim pancaroba saat ini, sejumlah Bahan Pokok Penting (Bapokting) yang ada di Pasar Tradisional Kota Sukabumi…