NERACA
Jakarta – Perjalanan sektor ekonomi menunjukkan tren yang dinamis selama tahun 2024, baik global maupun domestik. Namun, ketidakpastian di sektor ini juga diprediksi masih akan menjadi bayang-bayang pada tahun 2025.
Country Manager & President Director Allianz Life Indonesia, Alexander Grenz menyatakan di tengah ketidakpastian ekonomi 2025, Allianz berkomitmen untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. “Tujuan ini didorong oleh komitmen kami untuk membantu setiap individu dan keluarga dalam mencapai keamanan finansial mereka. Kami percaya bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi bergantung pada tingkat literasi keuangan dan asuransi,” katanya, dalam diskusi dengan tema Economy Outlook 2025: How Insurance & Media Industry Navigate the Uncertainty di Jakarta, Rabu (11/12).
Country Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, Himawan Purnama menjelaskan bahwa Allianz juga memahami adanya ketidakpastian ekonomi dalam negeri maupun global yang akan terjadi pada tahun 2025. Menurunnya daya beli masyarakat serta kesadaran akan pentingnya asuransi juga terlihat pada angka penetrasi asuransi yang masih rendah, yakni sebesar 2,8% (per September 2024) yang mana belum sebanding dengan angka literasi dan inklusi asuransi yang sudah mencapai 76,25% dan 12,21%.
Sebagai perusahaan penyedia layanan asuransi, Allianz Indonesia berkomitmen untuk terus beradaptasi dengan situasi terkini. Himawan mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk tetap memiliki proteksi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun 2025. “Hal tersebut mendorong kami untuk terus meningkatkan pemahaman dan penetrasi asuransi dengan menyediakan solusi dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Himawan.
Saat ini Allianz menyediakan solusi yang lengkap, mulai dari asuransi jiwa, kesehatan, syariah, dan berbagai asuransi kerugian atau umum. Selain itu juga menyediakan beragam produk yang memenuhi kebutuhan berbagai kalangan masyarakat, “Kami juga terus berinovasi dengan mengeluarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai kalangan masyarakat seperti generasi muda, early jobber, hingga keluarga mapan, seperti produk asuransi jiwa tradisional dan kesehatan murni,” lanjutnya.
Sementara itu, Business Development Advisor, Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero mengatakan bahwa pada tahun 2024, perekonomian global tumbuh sebesar 3,2%. Hal ini didukung oleh penurunan inflasi tanpa adanya resesi global yang dapat dianggap sebagai pencapaian yang besar. Namun, saat ini perekonomian global berada di situasi yang tidak menentu.
“Gejolak yang cukup signifikan, seperti konflik geopolitik, beberapa negara besar yang masih berupaya untuk mengembalikan ekonominya yang sempat memburuk, hingga terjebaknya beberapa negara berpenghasilan rendah dalam utang yang cukup besar, terus mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Selain itu, pasca Pemilu AS juga diprediksi akan turut memengaruhi perekonomian global mengingat saat ini dunia masih memantau arah kebijakan ekonomi Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Poltak memproyeksikan bahwa perekonomian global akan stagnan di angka 3,2% “Saat ini juga sedang terjadi soft landing di mana terjadi perlambatan siklus pertumbuhan ekonomi untuk menghindari resesi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini, bank sentral sedang berupaya untuk menaikkan suku bunga secukupnya sehingga dapat menghentikan ekonomi dari inflasi yang tinggi tanpa menyebabkan downturn yang parah. Sementara itu, kondisi perekonomian nasional diproyeksikan juga akan mengalami ketidakpastian. Pasalnya, selain terdampak kondisi perekonomian global, berbagai pihak masih menanti kebijakan dari pemerintahan baru walaupun hingga triwulan III 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga baik di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal tersebut ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 4,95% (yoy) setelah sebelumnya mencapai angka 5,05% (yoy) dan 5,11 (yoy) yang didorong oleh aktivitas ekonomi musiman, seperti momen Pemilu, Ramadan, Idulfitri, liburan sekolah, hingga acara keagamaan lainnya.
“Walaupun pertumbuhannya terjaga, namun tetap terlihat adanya perlambatan apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kuartal selanjutnya diperkirakan akan banyak didorong oleh momen Natal dan Tahun Baru. Namun, tetap tidak akan ada kenaikan yang signifikan,” kata Poltak.
Menurutnya, ketidakpastian ekonomi cukup memunculkan kebingungan dan berdampak pada masyarakat. Maka tak heran apabila terjadi peningkatan harga pada bahan pokok, BBM, gas elpiji serta rumor kenaikan iuran tarif BPJS, hingga tarif transportasi yang menyebabkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk melakukan spending.
NERACA Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebutkan bahwa Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memiliki peranan…
NERACA Jakarta – Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) mengumumkan kerja sama strategis dengan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), pionir…
NERACA Jakarta – Bank Sinarmas meluncurkan kartu kredit “Red Diamond” untuk meningkatkan layanan kepada nasabah prioritas bank tersebut. “Kartu…
NERACA Jakarta – Perjalanan sektor ekonomi menunjukkan tren yang dinamis selama tahun 2024, baik global maupun domestik. Namun, ketidakpastian di…
NERACA Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebutkan bahwa Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memiliki peranan…
NERACA Jakarta – Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) mengumumkan kerja sama strategis dengan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), pionir…