NERACA
Jakarta – Menjaga pertumbuhan bisnis dan likuiditas, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) resmi melepas unit bisnis es krimnya ke Magnum Indonesia. Lewat aksi korporasi tersebut, perseroan memperkirakan laba bersih berpotensi tembus Rp6,8 triliun. “Dalam proforma laporan laba rugi konsolidasian perseroan, terdapat peningkatan laba bersih perseroan diperkirakan sebesar Rp3,8 triliun yang berasal dari pendapatan dari rencana penjualan bisnis es krim,” tulis manajemen dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Tercatat dengan akhir September 2024, Unilever Indonesia telah membukukan laba bersih Rp3 triliun. Manajemen Unilever Indonesia juga menyampaikan bahwa dalam proforma laporan keuangan, total aset perseroan setelah transaksi diperkirakan meningkat sebesar Rp5,6 triliun, atau dari posisi Rp16,5 triliun menjadi Rp22,2 triliun.
Disebutkan, peningkatan jumlah aset perseroan disebabkan oleh peningkatan kas yang diimbangi dengan penurunan persediaan dan aset tetap dari transaksi. Di sisi lain, liabilitas bakal naik akibat pajak penghasilan badan dan PPN yang timbul dari transaksi. Adapun, ekuitas turut mengalami kenaikan karena adanya peningkatan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
Bisnis es krim tercatat mewakili 9,5% dari total pendapatan UNVR pada 2023. Namun, bisnis tersebut terus mengalami penurunan selama 2019 – 2023 dengan tingkat pertumbuhan majemuk atau CAGR minus sebesar 2%. Manajemen menyebutkan bahwa profitabilitas es krim juga terus menurun selama 5 tahun terakhir, dari margin laba bersih sebesar 11,1% pada 2019 menjadi 7,2% per 2023. Penurunan ini disebabkan oleh erosi margin kotor.
Kondisi tersebut lantas menggerus pangsa pasar bisnis es krim UNVR. Meski masih menjadi pemimpin pasar, market share perusahaan sudah turun dari 69,2% pada 2019 menjadi 61,9% pada tahun berjalan hingga September 2024. Di samping itu, es krim merupakan bisnis yang membutuhkan moal tinggi dengan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar 8% dari penjualan selama lima tahun terakhir. Porsi ini lebih tinggi dari capex UNVR yang hanya sekitar 3%.
Perseroan percaya bahwa potensi pertumbuhan bisnis es krim di masa depan akan lebih baik jika dijalankan di bawah struktur kepemilikan yang berbeda karena bisnis es krim memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan bisnis operasional Unilever lainnya.
Pada kuartal tiga 2024, UNVR membukukan laba sebesar Rp3 triliun atau turun 28,15% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencetak laba Rp4,18 triliun. Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih senilai Rp27,41 triliun. Perolehan itu terkoreksi 10,12% dari posisi Rp30,5 triliun tahun lalu. Kinerja UNVR dikontribusi oleh penjualan segmen dalam negeri yang meraih Rp26,63 triliun atau melemah 9,89% year on year (YoY).
Adapun penjualan ekspor mencatatkan koreksi 17,45% secara tahunan menjadi Rp785,7 miliar. Secara terperinci, penjualan Unilever ditopang segmen produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh dengan total Rp17,59 triliun, yang berasal dari penjualan dalam negeri senilai Rp16,97 triliun dan ekspor Rp619,99 miliar. Sementara itu, segmen makanan dan minuman meraih total penjualan Rp9,82 triliun pada kuartal III/2024.
NERACA Jakarta — Hingga tutup tahun 2024, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membidik laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 17 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) untuk melangsungkan initial public…
NERACA Jakarta – Pada paruh pertama tahun 2024, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan kerugian sebesar US$ 27 juta.…
NERACA Jakarta — Hingga tutup tahun 2024, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membidik laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan…
NERACA Jakarta – Menjaga pertumbuhan bisnis dan likuiditas, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) resmi melepas unit bisnis es krimnya ke…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 17 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) untuk melangsungkan initial public…