NERACA
Jakarta – Pada paruh pertama tahun 2024, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan kerugian sebesar US$ 27 juta. Kondisi ini berbanding terbalik dengan capaian pada priode yang sama tahun lalu yang meraih laba bersih sebesar US$ 5 juta. “Kerugian yang dialami perseroan akibat cuaca ekstrem dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,”kata Direktur DOID, Dian Andyasuri di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, cuaca esktrem tidak hanya terjadi di Jakarta, juga sampai ke Australia.“Januari sampai Juli hujannya itu, cuaca ekstrem itu bukan hanya terjadi di Jakarta atau di Indonesia tetapi juga di Asia dan sampai juga di Australia. Tentunya sebagai perusahaan tambang sangat mempengaruhi operasi kami,” ujar Dian.
Pada saat yang sama, lanjut Dian, nilai tukar rupiah terdepresiasi. Hal ini mengakibatkan kerugian selisih kurs mencapai US$ 12 juta. Fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah (IDR) dan AUD terhadap USD menyebabkan kerugian kurs perseroan. Kendati begitu, kerugian selisih kurs membaik pada kuartal II 2024, menurun dari US$ 11,5 juta pada kuartal I 2024 menjadi US$ 0,7 juta pada kuartal II 2024.
Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent cost), maka kerugian bersih DOID sebesar US$ 1 juta atau mendekati break event, yang menunjukkan ketahanan bisnis perseroan. Dian menambahkan, kinerja produksi DOID per Oktober 2024 mengalami overburden removal sebesar 467,1 MBCM atau turun sebesar 11% YoY yang diakibatkan oleh kondisi cuaca ekstrem yang terus berlanjut di Indonesia dan Australia.
Namun, berkat pemulihan setelah hujan yang lebih baik, DOID tetap berhasil menjaga produksi batu bara mencapai 73,4 juta ton atau naik 4% yoy. Jika dibandingkan dengan data bulan Oktober tahun lalu, produksi naik 8% yoy. “Ke depannya efek dari La Nina kemungkinan akan berlanjut hingga Maret 2025, yang dapat berdampak pada produksi. Namun, DOID tetap berkomitmen memenuhi target produksi 2024 dengan fokus pada keunggulan operasional,”kata Dian.
Pada periode semester I 2024, DOID mengumumkan hasil keuangan yang stabil dan mencerminkan ketangguhan dan keunggulan operasional Grup dalam menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang. Pendapatan perseroan untuk semester I 2024 tetap stabil sebesar US$ 855 juta yoy. Namun, EBITDA turun 9% yoy menjadi US$ 160 juta, didorong oleh volume yang lebih rendah karena cuaca ekstrem serta persiapan ramp-up.
Sebagai informasi, emiten batu bara ini menargetkan pendapatan hingga US$1,72 miliar atau setara dengan Rp27,10 triliun sepanjang 2024 (kurs jisdor Rp15.712) atau lebih rendah dibandingkan dengan capaian 2023 sebesar US$1,83 miliar. Lebih lanjut, target EBITDA DOID sepanjang 2024 tercatat sebesar US$350 juta hingga US$400 juta. Target ini juga lebih rendah dibandingkan dengan capaian 2023 yang tercatat sebesar US$412 juta.
Meski target pendapatan dan EBITDA 2024 lebih rendah dibandingkan dengan capaian 2023, perseroan mengklaim jika setiap tahun DOID selalu melampaui target tahunan. Sejalan dengan hal tersebut, DOID menargetkan overburden sebesar 580 juta hingga 630 juta BCM sepanjang 2024. Sementara itu, DOID mencatatkan overburden sebesar 621 juta BCM sepanjang 2023.
NERACA Jakarta — Hingga tutup tahun 2024, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membidik laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan…
NERACA Jakarta – Menjaga pertumbuhan bisnis dan likuiditas, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) resmi melepas unit bisnis es krimnya ke…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 17 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) untuk melangsungkan initial public…
NERACA Jakarta — Hingga tutup tahun 2024, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membidik laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan…
NERACA Jakarta – Menjaga pertumbuhan bisnis dan likuiditas, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) resmi melepas unit bisnis es krimnya ke…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 17 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) untuk melangsungkan initial public…