NERACA
Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 15,56 poin atau 0,21% ke posisi 7.453,29. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,07 poin atau 0,35% ke posisi 890,52.“Bursa regional Asia bergerak menguat yang ditopang sikap pelaku pasar yang merespons upaya China dalam mendorong pertumbuhan ekonominya," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.
Hal tersebut seiring dengan hasil pertemuan Politbiro China, yang mengindikasikan bahwa tahun depan akan mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif untuk mendukung pemulihan. Selain itu, juga kebijakan moneter yang longgar untuk pertama kalinya dalam 14 tahun dan akan fokus terhadap peningkatan permintaan dan memacu konsumsi.
Hal tersebut tentunya memberikan indikasi akan adanya rencana stimulus lanjutan China untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan pasar memandang sebagai antisipasi dalam menghadapi perang dagang di saat pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Donald Trump. Dari dalam negeri, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) periode 2 sampai 5 Desember 2024, aliran modal asing keluar sebesar (capital outflow) sebesar Rp5,13 triliun.
Dengan masih terjadinya capital outflow itu, mendorong premi risiko investasi di Indonesia juga meningkat, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 1,90%, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor energi yang masing- masing naik sebesar 0,91% dan 0,62%.
Sedangkan, enam sektor melemah yaitu sektor properti turun sebesar minus 0,97%, diikuti oleh sektor industri dan sektor kesehatan yang masing- masing minus sebesar 0,83% dan 0,63%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DPUM, GPSO, JPST, SCMA dan ANDI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni HADE, CITY, TMPO, DIVA dan SSTM.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.400.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,19 miliar lembar saham senilai Rp15,60 triliun. Sebanyak 282 saham naik 322 saham menurun, dan 342 tidak bergerak nilainya.
NERACA Jakarta — Hingga tutup tahun 2024, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membidik laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan…
NERACA Jakarta – Menjaga pertumbuhan bisnis dan likuiditas, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) resmi melepas unit bisnis es krimnya ke…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 17 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) untuk melangsungkan initial public…
NERACA Jakarta — Hingga tutup tahun 2024, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membidik laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan…
NERACA Jakarta – Menjaga pertumbuhan bisnis dan likuiditas, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) resmi melepas unit bisnis es krimnya ke…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 17 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) untuk melangsungkan initial public…