NERACA
Jakarta – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance menggelar paparan publik yang memaparkan kinerja serta beberapa pencapaian yang diraih perseroan. Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, mengatakan bahwa, pada kuartal III 2024, Tugu Insurance mencatatkan total premi bruto secara konsolidasian sebesar Rp6,8 triliun atau mengalami kenaikan secara tahunan (yoy) 26 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Kontribusi utama dalam pertumbuhan pendapatan total premi bruto Tugu Insurance tersebut didominasi oleh produksi dari Class of Business (CoB) Fire and Property, Engineering, serta Marine Hull.
Di sisi lain, hal itu juga didorong oleh fokus Tugu Insurance terhadap lima pilar strategi yang tersusun dalam Tugu Insurance’s Strategy House, antara lain, Growth of Business, Corporate Action by Reinvestment, Asset Transformation, People Transformation serta Process Transformation and Risk Management.
“Sejalan dengan strategi tersebut, dalam pengembangan bisnis, Tugu Insurance terus berupaya untuk menyediakan layanan asuransi dan penetrasi pasar ke segmen yang lebih luas, serta melakukan inovasi produk dan jalur distribusi yang lebih efektif,” ucap Tatan
Tidak hanya itu, Tugu Insurance juga ikut terus membangun dan mengembangkan bisnis non-captive, serta melakukan ekspansi pada bisnis reasuransi. Kemudian, dari sisi kinerja keuangan di 2024, Tugu Insurance telah melakukan upaya pengembangan bisnis di segmen non-captive khususnya untuk bisnis BUMN yang mencatatkan premi bruto sebesar Rp1,3 triliun atau meningkat sebesar 107 persen secara yoy di September 2024.
Sedangkan untuk pendapatan premi bruto non-captive bisnis lainnya tercatat sebesar Rp4,1 triliun atau meningkat sebesar 15 persen secara yoy pada September 2024. Selanjutnya, pendapatan premi neto pun mengalami peningkatan sebesar 20 persen menjadi Rp 2,8 triliun di September 2024.
Adapun, total pendapatan tercatat sebesar Rp1,6 triliun di September 2024 atau meningkat 23 persen yoy. Capaian ini utamanya didorong oleh peningkatan underwriting result dari Rp520 miliar di September 2023, menjadi Rp725 miliar di September 2024, dan peningkatan pada pendapatan operasional lainnya dari Rp347 miliar menjadi Rp420 miliar di September 2024.
Meski pendapatan tercatat positif, Tugu Insurance masih mengalami penurunan pada laba tahun berjalan sebanyak 48 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya menjadi Rp592 miliar. Namun hal ini dikarenakan adanya pendapatan lain-lain atas hasil penyelesaian kasus litigasi dengan Citibank di tahun 2023 sebesar Rp1,1 triliun (atau Rp 867,8 miliar setelah pajak dan beban lainnya).
Tanpa memperhitungkan one-off gain dari kasus Citibank, core profit Tugu Insurance dari operasional tetap mengalami pertumbuhan yang signifikan 120 persen yoy dari Rp269 miliar pada tahun lalu menjadi Rp592 miliar di September 2024.
NERACA Jakarta - TASPEN (Persero), sebagai perusahaan jaminan sosial milik negara, berkomitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang transparan,…
NERACA Jakarta - Kinerja bisnis Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I melampaui dari target yang dicanangkan. Bahkan target tersebut sudah…
NERACA Jakarta – Asian Development Bank (ADB) tetap mempertahankan proyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia akan mencapai 5 persen…
NERACA Jakarta - TASPEN (Persero), sebagai perusahaan jaminan sosial milik negara, berkomitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang transparan,…
NERACA Jakarta - Kinerja bisnis Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I melampaui dari target yang dicanangkan. Bahkan target tersebut sudah…
NERACA Jakarta – Asian Development Bank (ADB) tetap mempertahankan proyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia akan mencapai 5 persen…