Tekan Angka Kematian Diabetes - Menkes Dorong Pentingnya Deteksi Dini Pada Anak-Anak

Jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dan bahkan menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. Persoalan ini menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan, mengingat diabetes melitus merupakan ibu dari segala penyakit. Seperti ibu yang melahirkan banyak anak, diabetes dapat “melahirkan” berbagai penyakit lain.

Berangkat dari hal tersebut, pemerintah terus meningkat edukasi dalam menekan angka diabetes. Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan diabetes pada anak-anak, mengingat kekhawatiran terhadap peningkatan kasus diabetes tipe 1 pada anak-anak baik di Indonesia maupun dunia."Saya sangat kaget bahwa ternyata banyak anak-anak di dunia, termasuk Indonesia yang terkena diabetes tipe 1 sejak kecil. Jika tidak diobati dengan cepat, diabetes tipe 1 ini bisa berakibat fatal," ujar Menkes, Budi Gunadi Sadikin saat Peringatan Hari Diabetes Sedunia di RSUP Dr Cipto Mangunkusomo (RSCM), Jakarta, kemarin.

Menkes Budi mengungkapkan diabetes tipe 1 yang tidak segera ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal, dengan kemungkinan bisa menyebabkan kematian. Dalam upaya untuk menangani masalah ini, Menkes mengungkapkan dukungannya terhadap inisiatif pemerintah yang dipelopori oleh Presiden Prabowo Subianto yaitu program skrining kesehatan untuk masyarakat Indonesia, termasuk anak-anak."Saya sudah memutuskan untuk memasukkan skrining diabetes ini untuk kelompok anak-anak, agar masalah ini bisa terdeteksi lebih dini dan penanganannya lebih cepat," kata Menkes.

Dirinya juga mengapresiasi langkah kolaboratif antara IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan pihak terkait yang telah mengembangkan aplikasi PrimaKu yang terintegrasi dengan Satu Sehat. Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah pemantauan dan tindak lanjut pasien diabetes anak. Dalam paparannya, Menkes Budi menyebutkan sudah terdapat 160 ribu pengukuran pada 883 pasien yang terdaftar di sistem PrimaKu."Dengan integrasi antara Primaku dan Satu Sehat, data pasien akan lebih rapi dan terintegrasi dengan baik. Ini akan memungkinkan kita untuk memantau anak-anak yang terkena diabetes secara lebih efektif dan memberikan pengobatan yang lebih baik," kata Menkes.

Data yang ada menunjukkan lebih dari ribuan anak di bawah usia 18 tahun di Indonesia menderita diabetes, dan sebagian besar dari mereka diperkirakan mengalami diabetes tipe 1. Menkes Budi berharap integrasi aplikasi ini akan meningkatkan kualitas pemantauan dan pengobatan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat kesembuhan dan mengurangi angka kematian akibat diabetes pada anak-anak."Semoga dengan adanya sistem yang lebih baik, kita bisa memastikan bahwa anak-anak yang menderita diabetes mendapatkan perawatan yang tepat dan terjangkau. Dengan deteksi dini dan penanganan yang cepat, kita dapat meningkatkan peluang mereka untuk hidup sehat," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Pengobatan Komplikasi

Sementara kepala klinik edukasi diabetes RSUP Fatmawati, dr. Ida Ayu Made Kshanti Sp.PD, KEMD mengatakan, saat ini pengobatan pada pasien diabetes tidak hanya berfokus pada menurunkan gula darah tapi juga harus fokus pada pengobatan komplikasi lainnya.“Saat ini fokus tatalaksana diabetes berubah jadi tidak hanya fokus gula darah tapi fokus pencegahan komplikasi terutama komplikasi kardiorenal, dan memperbaiki metabolik gula darah, berat badan dan obesitas,”ujarnya.

Ida mengatakan, pada pasien diabetes saat ini tidak hanya difokuskan pada pengobatan penurunan gula darah namun harus dilakukan assessment atau pengumpulan data yang menyeluruh agar pengobatan lebih spesifik. Pengumpulan data tersebut meliputi edukasi diabetes untuk kemandirian pasien, aktivitas fisik atau olahraga yang cocok untuk dijalankan, menentukan secara detail tata laksana perencanaan makan, farmakoterapi dan obat-obatan self monitoring untuk gula darah.“Guideline baru assessment pasien lebih mendalam yang berhubungan perencanaan untuk menentukan pasien yang sesuai edukasinya apa dari aktivitas fisik, pola makan, obat, bagaimana pola GDP (gula darah puasa), jadi tidak ada pengobatan yang sama pada masing-masing individu,” jelasnya. 

Asesmen mencakup apakah pasien memiliki faktor risiko ASCVD atau Atherosclerotic Cardiovascular Disease yang memungkinkan adanya gagal jantung yang dapat memperburuk keadaan diabetesnya. Selain itu pasien juga diperiksa status ginjal, hipoglikemi dan komplikasi yang mengarah ke saraf seperti mata dan hati.

Ida mengatakan, dari data tersebut bisa ditentukan target terapi apa yang sesuai dengan keadaan dan penyakit penyerta pasien mulai dari mengontrol tekanan darah, gula darah, berat badan, aktivitas fisik dan lifestyle yang diharapkan untuk pasien.“Atau perlu melibatkan disiplin lain atau dipikirkan ke psikolog yang ahli pada perilaku,” tambahnya.

Pengobatan oral diabetes yang diberikan seperti metformin, obat diabetes tipe 2 SGLT2 juga harus diperhatikan efikasinya untuk menurunkan gula darah dan pengaruhnya pada hipoglikemi seorang pasien serta harus dipastikan aman untuk kardiovaskular dan ginjal. Asesmen ini juga dilakukan untuk menekan angka kematian diabetes akibat komplikasi kardiorenal yang meliputi jantung dan ginjal.

Ida juga mengatakan pengobatan pasien diabetes tidak hanya dilakukan oleh internis atau dokter penyakit dalam namun dibutuhkan kolaborasi dari disiplin lain untuk pengobatan diabetes yang semakin meningkat di Indonesia.

 

BERITA TERKAIT

Waspada Penyakit Jantung Ketika Anak Lahir Tampak Biru

Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Suprayitno Wardoyo mengatakan, apabila anak yang baru dilahirkan tampak…

Tingkat Fertilitas Indonesia Melebihi Rata-Rata Regional

  Firma konsultan manajemen Kearney melalui studi berjudul Solving Southeast Asia’s Looming Fertility Crisis: IVF as a Path Toward Hope menyoroti potensi transformatif in…

Warga Diimbau Tidak Sepelekan Cacar Air

  Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia mengingatkan warga agar jangan menyepelekan cacar air terhadap anak karena dapat menyebabkan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Waspada Penyakit Jantung Ketika Anak Lahir Tampak Biru

Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Suprayitno Wardoyo mengatakan, apabila anak yang baru dilahirkan tampak…

Tekan Angka Kematian Diabetes - Menkes Dorong Pentingnya Deteksi Dini Pada Anak-Anak

Jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dan bahkan menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat…

Tingkat Fertilitas Indonesia Melebihi Rata-Rata Regional

  Firma konsultan manajemen Kearney melalui studi berjudul Solving Southeast Asia’s Looming Fertility Crisis: IVF as a Path Toward Hope menyoroti potensi transformatif in…