Strategi Bijak Sebelum Mengejar Impian Beasiswa Ke Luar Negeri

 

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, baru-baru ini menyampaikan bahwa penerima beasiswa LPDP tidak diwajibkan untuk berkarya di Indonesia. Artinya, para penerima beasiswa bebas mengembangkan karir mereka di mana pun, termasuk di luar negeri, selama tetap menjunjung nama baik Indonesia. Dengan munculnya peluang ini, siapa yang tidak ingin mengejar beasiswa dan meraih mimpi berkarir di kancah internasional?

Namun, sebelum kita membahas lebih jauh tentang cita-cita kuliah dan bekerja di luar negeri, penting juga untuk kita mengetahui beasiswa selain LPDP, yang tentunya program beasiswanya tidak kalah menarik.

Erasmus+

Cocok bagi yang akan menempuh studi tingkat S-1, S-2 dan S-3 serta pasca-doktoral baik untuk program gelar atau pun non-gelar di Eropa.

Beasiswa Chevening

Beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Inggris, beasiswa ini memberikan pendanaan penuh selama 1 tahun untuk gelar master.

Vanier Canada Graduate Scholarship

Beasiswa ini diberikan untuk para pelajar yang ingin mengejar pendidikan di Kanada dengan bidang pendidikan penelitian kesehatan, teknik atau sains, serta ilmu sosial atau humaniora.

Dengan berbekal ijazah dari universitas terbaik di dunia, tentunya akan semakin membuka jaringan pada skala internasional dan peluang kesuksesan serta karir. Jadi, yang mana yang cocok untuk kamu?

Setelah mengetahui beasiswa yang cocok, lalu apa? Selanjutnya adalah memahami syarat-syarat beasiswa LPDP atau pun beasiswa lainnya. Biasanya persyaratannya adalah

●        Data pribadi atau Kartu Penduduk (KTP)

●        Ijazah S1/S2

●        Transkrip Nilai

●        Surat Penerimaan Universitas yang dituju (LoA)

●        Sertifikat Bahasa Asing yang masih berlaku

●        Dan syarat-syarat lainnya

Salah satu persyaratan utama dan yang paling sering muncul adalah kepemilikan sertifikat bahasa asing yang masih berlaku. Kenapa hal ini penting? Sederhana, sertifikat bahasa menunjukkan bahwa kamu mampu berkomunikasi dan beradaptasi di lingkungan akademis atau profesional di negara tujuanmu. Ini menjadi indikator, bahwa kamu siap menghadapi tantangan studi dan pekerjaan di negara asing. 

Lalu sertifikat yang dibutuhkan untuk bahasa asing adalah hasil tes dari TOEFL, TOEIC, dan IELTS yang menjadi opsi umum. Tapi, harga tes ini di Indonesia bisa dibilang tidak murah. Biaya tes TOEFL iBT berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta, sementara IELTS bisa mencapai Rp 3,2 juta – Rp 3,5 juta. Dengan biaya sebesar ini, pastinya tidak ideal jika kamu harus mengulang tes berkali-kali, karena hasil yang kurang memuaskan.

Makanya, sebelum langsung mengambil tes utama, ada baiknya untuk menjalani pre-test seperti TOEFL Prediction. Contohnya Cakap English Standardized Test (CEST), yang sudah diterapkan di beberapa universitas di Indonesia. CEST sudah digunakan oleh lebih dari 5.453 siswa dan 116 institusi, diantaranya Politeknik Negeri Subang, Politeknik Bina Trada Semarang, dan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

Berdasarkan hasil riset dalam laporan dampak Cakap tahun 2023,  94% siswa menganggap hasil tes CEST dapat diandalkan. Sementara 91% siswa menyatakan bahwa CEST memenuhi standar dan menunjukkan kualitas tes kemampuan bahasa asing yang baik. Pre-test ini membantu kamu mengukur kemampuan sebelum mengeluarkan uang besar untuk tes resmi. Selain menghemat biaya, pre-test juga memberi gambaran tentang area mana saja yang perlu ditingkatkan.

Menanggapi hal tersebut, Rani Ronsmelia, BD Manager Cakap, menyampaikan bahwa program ini dibuat agar menjadi solusi menjadi solusi mengukur kemampuan sebelum mengeluarkan uang untuk tes resmi. “CEST dirancang sebagai tes prediksi TOEFL iBT dengan standar setara tes internasional, yang dapat membantu peserta memahami kesiapan mereka sebelum menghadapi tes resmi,” ucap Rani.

Jadi, kalau impianmu adalah mendapatkan LPDP atau beasiswa lainnya dan meraih karir gemilang di luar negeri, persiapkan langkahmu dengan cerdas dan bijak. Ambil langkah untuk menjalani pre-test, ketahui dimana kekuatan dan kelemahanmu, lalu lakukan perbaikan. Dengan begitu, kamu tidak hanya melakukan penghematan biaya, tapi juga makin siap menghadapi tantangan yang akan muncul. Jangan sampai, skill sudah ok tapi terhambat oleh hasil test bahasa. Karena dari sekitar 15 ribu pendaftar beasiswa LPDP tiap tahunnya, di tahun 2024 hanya 4,191 orang yang diterima.

Yuk, rancang langkah strategis sebelum melompat lebih tinggi. Tetap semangat dan kejar mimpimu dengan pintar. Sukses selalu untuk para pejuang mimpi!

 

BERITA TERKAIT

Orangtua Perlu Kritis Menyaring Informasi Mengenai Kesehatan Anak

Dengan masifnya perkembangan media sosial, arus berita sudah tidak bisa dibendung lagi. Sayangnya, tak semua kabar yang tersebar sesuai dengan…

Pencegahan Bullying Lebih Mudah Jika Murid dan Guru Terbuka

  Kepala Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Trina Fizzanty mengatakan bahwa hubungan antara guru dan siswa…

Calistung di PAUD Harus Hadir dengan Konsep Bermain

  Psikolog yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra mengatakan kegiatan baca, tulis, dan hitung (calistung) di kalangan…

BERITA LAINNYA DI

Orangtua Perlu Kritis Menyaring Informasi Mengenai Kesehatan Anak

Dengan masifnya perkembangan media sosial, arus berita sudah tidak bisa dibendung lagi. Sayangnya, tak semua kabar yang tersebar sesuai dengan…

Pencegahan Bullying Lebih Mudah Jika Murid dan Guru Terbuka

  Kepala Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Trina Fizzanty mengatakan bahwa hubungan antara guru dan siswa…

Calistung di PAUD Harus Hadir dengan Konsep Bermain

  Psikolog yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra mengatakan kegiatan baca, tulis, dan hitung (calistung) di kalangan…