SDM Kompeten Siap Pulihkan Kinerja Industri Tekstil

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai penguatan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten menjadi salah satu strategi untuk memulihkan kembali kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Sebab, industri TPT sedang mengalami gempuran hebat, baik dari faktor kondisi geopolitik dan ekonomi global, hingga banjirnya produk impor di pasar domestik.

“Guna meningkatkan lagi kinerja sektor industri TPT, upaya yang perlu dilakukan antara lain adalah menjaga ketersediaan bahan baku, perluasan pasar, optimalisasi penggunaan produk dalam negeri, serta penguatan SDM industri yang kompeten,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta.

 Adapun untuk meningkatkan jumlah SDM terampil yang dapat memenuhi kebutuhan industri TPT, khususnya di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Barat, Kemenperin menyelenggarakan  pendidikan vokasi industri melalui Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil - Solo), yang telah mencetak para lulusannya menjadi kompeten dan siap kerja.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDM) Masrokhan mengemukakan, industri tekstil dan garmen adalah salah satu kelompok industri unggulan karena memiliki orientasi ekspor dan padat karya. Apalagi, industri TPT juga merupakan sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Meskipun industri tekstil dan garmen saat ini sedang menghadapi tantangan yang cukup berat, tetapi kami optimistis akan dapat membangun kembali sektor industri TPT, salah satunya melalui penyediaan SDM yang terampil dan kompeten,” ujar Masrokhan.

Lulusan AK-Tekstil Solo telah diterima di 27 perusahaan industri tekstil dan produk tekstil terkemuka yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Barat. AK-Tekstil Solo juga menciptakan lapangan kerja baru dengan menghasilkan wirausaha muda melalui pendampingan unit inkubator bisnis dengan tenant yang disebut “Simpelity”.

“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama antara AK Tekstil Solo, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Industri Tekstil, para mahasiswa dan orang tua,” lanjut Masrokhan.

Selain itu, Direktur AK-Tekstil Solo, Wawan Ardi Subakdo, menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI) dalam industri tekstil. "Jadilah tidak hanya pengguna, tapi juga pengembang teknologi yang membawa manfaat bagi masyarakat luas," ujarnya.

Pelantikan lulusan AK-Tekstil Solo mendapat dukungan kuat dari berbagai pemangku kepentingan, ditandai dengan kehadiran perwakilan dari Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kota Surakarta, dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia. Dukungan ini menegaskan peran strategis AK-Tekstil Solo dalam pengembangan SDM industri tekstil Indonesia.

“Sebagai perguruan tinggi vokasi yang berfokus pada industri tekstil dan produk tekstil, AK-Tekstil Solo terus berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja dan kompeten. Dengan terus beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, AK-Tekstil Solo optimis dapat terus berkontribusi dalam memajukan industri tekstil nasional,” jelas Wawan.

Lebih lanjut, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki serta industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh positif pada triwulan pertama 2024. Berturut-turut, pertumbuhan kedua subsektor mencapai 5,90 persen (yoy) dan 2,64 persen (yoy) pada periode tersebut (berdasarkan data BPS). Peningkatan performa ini juga turut mengerek kontribusi industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sebesar 19,28 persen (yoy), atau naik dari periode yang sama di tahun 2023 yang mencapai 18,57 persen (yoy).

Pertumbuhan positif industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki disebabkan oleh permintaan luar negeri dan domestik yang masih kuat. Pada triwulan I – 2024, permintaan luar negeri untuk produk tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki mengalami peningkatan volume, yaitu sebesar 7,34 persen (yoy) untuk produk tekstil, 3,08 persen (yoy) untuk pakaian jadi, dan sebesar 12,56 persen (yoy) untuk alas kaki.

Selain pesanan ekspor, stabilitas konsumsi rumah tangga domestik juga membantu mendorong pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, cuti bersama, serta momen Lebaran.

 

 

BERITA TERKAIT

Hulu Migas Jadi Kunci Capai Swasembada Energi

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan sektor hulu minyak dan gas (migas) menjadi…

Pemerintah Siapkan Implementasi B40 untuk 2025

NERACA Dumai - Pemerintah terus mempersiapkan implementasi program bahan bakar campuran biodiesel 40 persen (B40) pada tahun 2025 mendatang sebagai…

Hingga Desember 2024, 336 RKAB Izin Disetujui

NERACA Jakarta – Mekanisme persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tahap Operasi Produksi telah diberikan untuk jangka waktu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hulu Migas Jadi Kunci Capai Swasembada Energi

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan sektor hulu minyak dan gas (migas) menjadi…

Pemerintah Siapkan Implementasi B40 untuk 2025

NERACA Dumai - Pemerintah terus mempersiapkan implementasi program bahan bakar campuran biodiesel 40 persen (B40) pada tahun 2025 mendatang sebagai…

Hingga Desember 2024, 336 RKAB Izin Disetujui

NERACA Jakarta – Mekanisme persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tahap Operasi Produksi telah diberikan untuk jangka waktu…