Tren Penurunan Suku Bunga Acuan - Bank Mandiri Pacu Pertumbuhan Kredit dan Laba

NERACA

Jakarta -PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memproyeksikan tren penurunan suku bunga acuan akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan kredit dan laba bersih hingga akhir tahun 2024. Meskipun demikian, perusahaan tetap memperhatikan kondisi likuiditas pasar yang akan mempengaruhi seberapa cepat dampak tersebut dirasakan.

Kata Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, penurunan suku bunga global maupun domestik menjadi sinyal baik bagi perbankan. Namun, penting untuk memperhatikan likuiditas yang tersedia di pasar. “Kita mengharapkan instrumen yang jatuh tempo pada November dan Desember mendatang dapat menambah likuiditas. Ditambah dengan akselerasi belanja pemerintah, ini akan mempercepat transmisi penurunan suku bunga kredit maupun deposito,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, apabila likuiditas pasar tetap terjaga dan instrumen jatuh tempo terserap dengan baik, maka penurunan suku bunga akan segera tercermin dalam suku bunga kredit dan deposito. Namun, jika penyerapan instrumen jatuh tempo masih lambat, dampak nyata dari penurunan suku bunga baru akan terasa pada awal 2025.

Untuk permintaan kredit, khususnya di segmen korporasi, Eka menilai permintaannya masih tinggi dan memberikan peluang bagi Bank Mandiri untuk mengembangkan portofolio secara sehat. “Permintaan kredit di sektor korporasi masih relatif tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada potensi yang besar untuk pengembangan, asalkan likuiditas pasar mampu mendukungnya,” tambahnya.

Bank Mandiri berharap transmisi penurunan suku bunga bisa berjalan lebih cepat, sehingga fungsi intermediasi perbankan dapat berjalan dengan optimal dan mempercepat penyaluran kredit ke pasar. “Jika likuiditas bisa ditingkatkan, dampak dari penurunan benchmark rate ini akan lebih cepat terlihat dalam suku bunga kredit maupun deposito,” jelasnya.

Dengan likuiditas yang terjaga dan akselerasi belanja negara yang optimal, Bank Mandiri optimis bahwa penurunan suku bunga akan membawa efek positif terhadap kinerja keuangan perusahaan hingga akhir 2024. Namun, jika kondisi pasar belum sepenuhnya mendukung, dampak penuh dari penurunan bunga baru akan terasa di awal tahun depan.

 

BERITA TERKAIT

Didominasi Investor Domestik - Investor Saham di lndonesia Capai 6 Juta SID

NERACA Jakarta – Tren pertumbuhan pasar modal terus torehkan kinerja positif. Kali ini PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah…

Wakaf Saham Masih Didominasi Perusahaan Besar

NERACA Jakarta – Di tengah upaya menggenjot pertumbuhan pasar modal syariah, rupanya masih dihadapkan tantangan masih minimnya literasi juga akses…

WIKA Raih Kontrak dari Patra Niaga Rp577 Miliar

Di semester kedua 2024, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) meraih proyek revitalisasi Dermaga Gospier TI Surabaya milik PT Pertamina…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Didominasi Investor Domestik - Investor Saham di lndonesia Capai 6 Juta SID

NERACA Jakarta – Tren pertumbuhan pasar modal terus torehkan kinerja positif. Kali ini PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah…

Wakaf Saham Masih Didominasi Perusahaan Besar

NERACA Jakarta – Di tengah upaya menggenjot pertumbuhan pasar modal syariah, rupanya masih dihadapkan tantangan masih minimnya literasi juga akses…

WIKA Raih Kontrak dari Patra Niaga Rp577 Miliar

Di semester kedua 2024, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) meraih proyek revitalisasi Dermaga Gospier TI Surabaya milik PT Pertamina…