Perundingan Indonesia"GCC FTA, Tingkatkan Ekspor ke Kawasan Arab Teluk

NERACA

Jakarta – Indonesia dan Dewan Kerja Sama untukNegara Arab di Teluk telah melaksanakan Perundingan Putaran Pertama Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di  Teluk (Indonesia–Gulf  Cooperation Council Free Trade Agreement/I–GCC FTA). Perundingan   berlangsung di Jakarta.

Pada pertemuan ini, Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha selaku Ketua Negosiator dari Indonesia. Sementara Delegasi GCC dipimpin General Coordinator for Free Trade  Agreements Negotiations, GCC Raja Munahi Al-Marzoqi selaku Ketua Negosiator dari pihak GCC.

Johni menyebut, GCC merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Pemerintah ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ekspor produk lokal ke negara kawasan Teluk yang tergabung dalam  GCC. 

I–GCC FTA menjadi perjanjian dagang ketiga Indonesia dengan mitra dagang di kawasan Timur Tengah setelah Persatuan Emirat Arab dan Iran.

“Perundingan yang dilaksanakan selama lima hari tersebut berjalan sangat produktif dan diharapkan  momentum ini akan terus terjaga. Dengan peningkatan kerja sama dengan GCC, Indonesia semakin membuka peluang penetrasi produk tidak hanya di negara kawasan Teluk, tetapi juga di kawasan Timur Tengah lainnya, Afrika, dan Eropa,” ujar Johni.

Adapun pembahasan pada perundingan pertama ini meliputi perdagangan barang, ketentuan asal barang termasuk aturan produk spesifik, prosedur-prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, kebijakan-kebijakan sanitari dan fitosanitari (SPS), hambatan teknis perdagangan, pemulihan perdagangan, perdagangan jasa, investasi, perdagangan digital,jasa keuangan, jasatelekomunikasi, perpindahan orang perseorangan,serta ekonomi islam.

 Dalam pertemuan, Ketua Negosiator kedua pihak menyepakati agar tim perunding segera menindaklanjuti hasil-hasil yang menjadi kesepakatan dalam perundingan putaran pertama.

Selain itu, disepakati bahwa Perundingan Putaran Kedua Indonesia-GCC FTA akan dilaksanakan pada 17—21 November 2024 di Riyadh, Arab Saudi sesuai dengan jadwal perundingan yang disepakati dalam Terms of Reference (TOR).

“Perundingan putaran pertama akan ditindaklanjuti dengan pertemuan intersesi secara virtual yang akan dilaksanakan pada Oktober 2024. Pertemuan ini akan membahas isu dan kerja sama lainnya, misalnya terkait usaha kecil dan menengah, persaingan usaha, kerja sama ekonomi dan isu terkait akses pasar perdagangan barang,” ungkap Johni.

GCC merupakan aliansi kerja sama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yaitu Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar.

Pada 2023, total perdagangan Indonesia—GCC mencapai USD15,7 miliar. Pada tahun tersebut ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar USD6,1 miliar sedangkan impor Indonesia dari GCC tercatat sebesar USD9,6 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke GCC diantaranya mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas, dan kertas karton tidak dilapisi.

Sedangkan impor utama nonmigas Indonesia dari GCC di antaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer dari etilena, dan aluminium tidak ditempa.

Tidak hanya itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga akan terus mendorong peningkatan ekspor produk Indonesia ke negara mitra dagang melalui berbagai upaya. Upaya-upaya tersebut seperti promosi dagang; misi   dagang; penjajakan bisnis (business matching); informasi pasar ekspor; serta pemanfaatan perjanjian dagang,   termasuk ke Persatuan Emirat Arab (PEA) melalui Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA).

Sebelumnya, Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan bilateral di bidang ekonomi yang telah terjalin dengan baik. Nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Arab Saudi pada tahun 2022 mencapai USD 7,5 miliar, serta nilai ekspor mencapai USD 2 miliar dan impor senilai USD 5,5 miliar. Sementara nilai investasi langsung (Foreign Direct Investment) Arab Saudi ke Indonesia sebesar USD 21,89 juta pada periode 2018-2022.

Menindak lanjuti hal tersebut, dalam pertemuan dengan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abudullah Amodi di Kantor Kemenko Perekonomian, guna membahas perkembangan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi kedua negara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pentingnya kedua negara untuk terus meningkatkan kerjasama konkret dan tangible yang dihasilkan dari kesepakatan yang telah terjalin selama ini.

“Hubungan dan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi kedua negara belum menunjukkan potensi yang sebenarnya dan untuk itu kerjasama perlu diperkuat sehingga menghasilkan sesuatu yang konkret dan bermanfaat bagi kedua negara,” ungkap Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga juga menuturkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara tujuan penting bagi investasi Arab Saudi. “Untuk itu, mengingat Indonesia akan mengalami bonus demografi yang cukup besar maka para pelaku usaha Arab Saudi perlu memanfaatkan dengan baik momentum tersebut guna meningkatkan dan melebarkan sayap bisnisnya di Indonesia.” Jelas Airlangga.

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pitching Day Jadi Momentum Pelaku Usaha Bertransformasi

NERACA Mataram – Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Ali Manshur pada Kegiatan Pitching…

Pemanfaatan Teknologi Produksi Tumbuhkan Ekonomi Inklusif

NERACA Peru – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyoroti pentingnya pengentasan kemiskinan dan pemanfaatan teknologi produksi bagi usaha mikro kecil…

Akses Pasar ke Amerika Latin Diperluas

NERACA Jakarta – Indonesia dan Peru melaksanakan Putaran Ketiga Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara kedua negara (Indonesia–Peru Comprehensive Economic…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pitching Day Jadi Momentum Pelaku Usaha Bertransformasi

NERACA Mataram – Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Ali Manshur pada Kegiatan Pitching…

Pemanfaatan Teknologi Produksi Tumbuhkan Ekonomi Inklusif

NERACA Peru – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyoroti pentingnya pengentasan kemiskinan dan pemanfaatan teknologi produksi bagi usaha mikro kecil…

Akses Pasar ke Amerika Latin Diperluas

NERACA Jakarta – Indonesia dan Peru melaksanakan Putaran Ketiga Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara kedua negara (Indonesia–Peru Comprehensive Economic…