Keberanian Politik Seorang Amran Sulaiman

 

Oleh: Teguh Boediyana, Ketua Umum Komite Pendayagunaan Pertanian ( KPP)

 

Dalam acara ulang tahun suatu Tabloid di bidang pertanian minggu lalu, Menteri Pertanian Dr. Andi Amran Sulaiman  dalam sambutannya menyampaikan paparan tentang program di bidang pertanian    yang sedang dan akan dilakukan dalam kapasitas beliau  sebagai penanggung jawab pembangunan bidang pertanian. Dalam jabatannya sebagai Menteri Pertanian yang sangat pendek karena  meneruskan masa jabatan  Menteri Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan, Dr. Andi Amran  Sulaiman tampak gaspol untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Dengan cara penyampaian yang secara retorik membuat materi paparan sangat mudah ditangkap bagi yang mendengarkan.

Di dalam paparannya, Menteri Pertanian menjelaskan tentang langkah yang telah dan akan diambil dalam  waktu yang sangat pendek ini terutama terkait dengan swasembada beras. Salah satu langkah yang diambil untuk adalah dengan melakukan program pompanisasi untuk mendongkrak produksi padi.  Hambatan dihadapi  karena adanya ketentuan larangan untuk melakukan pemompaan air dari sungai dapat diatasi dengan melakukan komunikasi dengan Menteri yang membawahi dalam pengaturan air sungai.

Keberanian politik

Menyimak paparan Menteri Pertanian Dr. Andi Amran Sulaiman  dapat kita tarik  suatu hal yang penting yakni bahwa Menteri Pertanian memiliki keberanian politik dalam kapasitasnya sebagai Menteri yang adalah pejabat Politik. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa Menteri adalah jabatan politik dan pemegang otoritas tertinggi dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan lingkup bidang tugas yang diamanahkan. Termasuk jarang seorang pejabat politik, termasuk dalam hal ini posisi Menteri, yang berani mengambil langkah strategis berupa break through (terobosan) untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pemegang kewenangan  dan kebijakan tertinggi di bidang yang ditangani.

Mari kita coba lihat   keberanian politik apa yang dilakukan Menteri Pertanian. Istilah yang digunakan oleh Menteri Pertanian dalam  rangka swasembada beras adalah mencuri start , dan salah satunya ujudnya yang cukup spektakuler adalah melakukan program pompanisasi  untuk  meningkatkan produksi beras di Jawa maupun di luar Jawa khususunya di Kalimantan dan Papua.  Pompanisasi diyakini dapat meningkatkan  produksi padi dan memberikan multiplying effect yang besar . Meskipun banyak kritik tetapi program terus dilaksanakan dengan argumentasi yang rasional.

Menteri Pertanian sangat yakin bahwa masalah beras ini adalah masalah bangsa.  Kedua, program pompanisasi ditunjang dengan melakukan review dari APBN yang ada saat ini di Kementerian Pertanian .  Dipilah berbagai anggaran program yang dianggap tidak efektif atau tidak dapat memberikan  hasil yang konkrit. Dari penggeseran mata anggaran  terkumpul dana sekitar 1,7 Triliun rupiah  untuk realisasi program pompanisasi dan digunakan untuk mengatasi kekurangan air di daerah tertentu dengan memanfaatkan beberapa sungai antara lain Sungai Cimanuk. Berbagai hambatan terkait dengan ketentuan penggunaan air sungai. Untuk itu diselesaikan dengan pendekatan pada Menteri yang terkait dan berwenang. Penggeseran  atas anggaran yang ada pada sisi lain juga memberikan indikasi bahwa penyusunan program sebelumnya tidak cermat dan dengan mudah dapat dipindahkan ke kegiatan yang lain yang lebih bermanfaat.

Putusan politik berikut adalah bahwa untuk pengembangan sawah di Kalimantan Tengah dan Juga Merauke  sepenuhnya dilakukan dengan pendekatan  teknologi tinggi dan tidak mengandalkan kepada  pola tradisional. Sedangkan untuk di Jawa dalam program pompanisasi dan transformasi ke teknologi  modern dalam pertanian  dibuat system cluster. Untuk ini direncanakan 10 ribu hektar di Jawa Barat, 10 rbu hektar di  Jawa Tengah, dan 10 ribu  hektar. Untuk pelaksanaannya direkrut generasi muda muda ( Gen Z). Implementasi mencuri start dalam hal ini tidak harus menunggu dana APBN tahun yang akan datang, tetapi dilakukan dengan melibatkan pihak pengusaha.  Lahan untuk menunjang swasembada beras untuk luar Jawa meliputi ratusan ribu hektar dan  mengandalkan dengan teknologi untuk penggarapannya.

Contoh di Masa Lalu

Sesungguhnya dan seharusnya keberanian politik itu melekat pada Pejabat Politik selevel Menteri untuk mencapai apa yang menjadi sasaran di masa jabatannya. Terdapat contoh bagaimana seorang Pejabat Publik selevel Menteri yang memiliki dan melakukan terobosan atau keberanian politik. Pada awal tahun 1978,  Mayor Jenderal Bustanil Arifin S.H yang baru diangkat sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi oleh Presiden Suharto telah “memaksa” pabrik pabrik susu atau kita kenal sebagai  Industri Pengolahan Susu (IPS) yang ada saat itu untuk menyerap susu segar produksi peternak sapi perah rakyat.

Bukan hanya  keharusan menyerap susu produksi peternak,  tetapi juga menetapkan harga Rp. 150,- per liter. Sudah dihitung hitung bahwa tingkat harga susu segar Rp. 150,- per liter cukup memadai untuk para peternak sapi perah.  Sebelumnya beberapa IPS menampung susu rakyat di Jawa Timur dan Jawa Barat sebagai basa basi  dengan harga Rp. 60,- per liter.. Apa yang terjadi? Keberanian politik yang diambil oleh Menteri Muda Urusan Koperasi yang merangkap sebagai Kapala Badan Urusan Logistik ( BULOG) ini dalam waktu singkat mampu menggugah semangat para peternak sapi perah rakyat dan mereka  segera membenahi peternakan yyang mereka miliki . Inti dari keberanian politik ini adalah menjamin ada kepastian pasar dan harga yang  memadai.

Efek dari kebijakan ini usaha peternakan sapi perah rakyat dan juga koperasi berkembang dengan pesat. Ditunjang lebih lanjut oleh Pemerintah  dengan kebijakan tersedianya kredit yang sesuai untuk peternak  dan penjaminan kredit melalui Lembaga Jaminan Kredit Koperasi, usaha peternakan sapi perah rakyat  melaju dengan pesat. Pada kurun waktu mulai tahun 1979 sampai dengan 1985 tidak kurang dari  80 ribu ekor sapi perah diimpor dan dibagikan kepada peternak rakyat dengan kredit murah tersebut diatas.

Contoh lain suatu keberanian politik adalah adalah ketika diputuskan oleh Presiden Suharto bahwa untuk pembangunan jalan tol dalam kota digunakan dengan teknologi menggunakan beton. Dengan kebijakan ini  maka Pabrik Semen yang ada saat itu di mana awalnya mengalami kesulitan dalam pemasaran dapat teratasi. Bahkan sampai sekarang sudah  memasyarakat membangun jalan dengan menggunakan  semen atau dengan beton. Dampak  dari keberanian politik ini sangat luas dan dapat menghidupkan perekonomian di berbagai lapisan masyarakat.

Bagaimana dengan kelanjutan keberanian politik  yang telah diambil Menteri Pertanian?  Minimal perlu adanya  kesamaan  persepsi dan langkah dari seluruh slagorde di Kementerian Pertanian. Jangan sampai ibarat Kapal yang ganti hanya Nakhoda yang revolusioner  tetapi  anak buah tidak mampu mengikuti irama sang Nakhoda.  Selamat bekerja Pak Amran dan semoga sukses. 

BERITA TERKAIT

Strategi Fiskal untuk Keberlanjutan UMKM

    Oleh: Jauhari Firdaus Basam, Pengamat Ekonomi Makro Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat untuk…

Komitmen Pemerintah Membangun Indonesia Bebas Judi Online

    Oleh: Naura Fena, Pengamat Sosial Budaya   Komitmen pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari judi online terus…

Wujudkan Kebun Sawit sebagai Harapan Pemerataan Ekonomi Tanpa Deforestasi

    Oleh: Agas Darmawan, Peneliti Pertanian  Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming…

BERITA LAINNYA DI Opini

Strategi Fiskal untuk Keberlanjutan UMKM

    Oleh: Jauhari Firdaus Basam, Pengamat Ekonomi Makro Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat untuk…

Komitmen Pemerintah Membangun Indonesia Bebas Judi Online

    Oleh: Naura Fena, Pengamat Sosial Budaya   Komitmen pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari judi online terus…

Wujudkan Kebun Sawit sebagai Harapan Pemerataan Ekonomi Tanpa Deforestasi

    Oleh: Agas Darmawan, Peneliti Pertanian  Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming…

Berita Terpopuler