Wujudkan Budaya Toleransi

Pelaksanaan sidang MK sudah selesai dan Keputusan KPU telah menetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres 2024-2029. Masyarakat telah menjalankan gelaran pesta demokrasi secara aman dan damai. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, saatnya mengedepankan toleransi antar sesama umat beragama dan menyadari bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang dapat menimbulkan konflik ataupun perpecahan. Jadikanlah putusan KPU 2024 ini sebagai panggung toleransi di mana masyarakatnya saling menjaga perdamaian walaupun di tengah perbedaan.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya, ras, suku, kepercayaan, maupun agama. Keberagaman inilah yang sepatutnya dijaga agar tidak punah termakan oleh budaya luar. Perbedaan ini pula yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik dan menjadi pelita yang menerangi jalan menuju perdamaian, masyarakat pun harus bisa menjaga perbedaan ini dengan bijak.

Adalah toleransi merupakan kunci utama untuk menjaga keberagaman bangsa tetap utuh. Hal ini mengartikan bahwa masyarakat dapat menghargai segala perbedaan yang ada, termasuk dalam suasana Pemilu 2024. Dengan mengutamakan toleransi, maka Pemilu dipastikan dapat berjalan dengan aman dan damai. Perbedaan pilihan pun bukan merupakan masalah besar karena dengan toleransi masyarakat dapat berdebat, memilih, dan kemudian menerima hasilnya dengan lapang dada tanpa merusak hubungan antar sesama warga negara.

Presiden Jokowi meminta situasi bangsa yang kondusif perlu dijaga bersama-sama agar tetap sejuk dan damai juga toleran dan saling menghormati. Memasuki tahun politik, Jokowi pun menegaskan agar persatuan dan kesatuan harus dijaga dengan sangat sungguh-sungguh. Seluruh umat beragama untuk menjalankan toleransi dengan penuh kesadaran, menjunjung tinggi bangsa dan negara, serta menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam mendukung suksesnya Pemilu 2024. 

Bagaimanapun, hasil sebuah pesta demokrasi sudah seharusnya dinikmati masyarakat dengan riang gembira, dan semua pihak peserta Pemilu sekarang kembali bekerja di di tempatnya masing-masing tanpa ada pengaruh apapun dari pihak manapun. Pihak yang merasa kalah sudah seharusnya bersikap legowo dan lapang dada. 

Patut diketahui, perkembangan media sosial di tanah air belakangan ini banyak sekali ujaran kebencian, fitnah, dan saling mencela. Hal tersebut sangat mencoreng etika berpolitik dan bukan termasuk adab berpolitik yang baik. Inilah yang menjadi tantangan dan tanggung jawab semua pihak untuk bisa menjaga Pemilu 2024 dari intoleransi. Untuk itu, Kepala Negara  berharap agar tidak ada lagi ujaran kebencian, berita bohong, maupun fitnah dalam gelaran Pemilu terutama di platform media sosial.

Lebih jauh, Jokowi mengatakan bahwa adanya perbedaan merupakan hal yang wajar dalam hidup berdemokrasi. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau agar perbedaan yang ada tidak menjadikan masyarakat saling bertengkar dan saling menjatuhkan hingga berkepanjangan karena masyarakat Indonesia merupakan saudara sebangsa dan setanah air yang harus menjunjung tinggi toleransi keragaman dan perbedaan.

Senada dengan Presiden Jokowi, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( PKM), Muhadjir Effendy mengatakan bahwa setiap warga negara Indonesia dari seluruh suku bangsa, agama, dan ras wajib menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Meskipun banyak perbedaan di antara sesama warga negara, wajib bagi masyarakat untuk mewujudkan harmoni kesatuan dengan menghargai perbedaan yang ada.

Menjaga toleransi masyarakat demi menghindari adanya perpecahan menjadi sesuatu hal yang penting dilakukan terlebih sebentar lagi masyarakat akan dihadapkan dengan Pemilu 2024.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengajak semua elemen masyarakat untuk bisa saling menjaga sikap meskipun adanya perbedaan pilihan politik agar tercipta situasi Pemilu 2024 yang aman, tertib, dan damai.

Karena itu, kepada masyarakat agar terus menjaga toleransi dalam pasca Pemilu 2024 untuk menjadi awal sekaligus contoh yang baik untuk Pemilu-pemilu selanjutnya. Selain itu, pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi, meningkatkan nilai-nilai toleransi, dan menghargai perbedaan guna mewujudkan keamanan dan ketertiban Pemilu yang lebih kondusif.

Pemilu 2024 merupakan panggung penting bagi demokrasi Indonesia. Di saat itu pula Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa bangsanya dapat menjaga proses politik tersebut tetap damai, sejuk, dan tertib. Mari bersama-sama saling menghargai setiap pilihan dan perbedaan yang ada agar terbentuknya wujud nyata dari kematangan demokrasi serta kebijaksanaan dari warga negara Indonesia.

 

BERITA TERKAIT

Pelayanan Buruk Birokrasi

Pelayanan publik buruk hingga kini terus menjadi sorotan masyarakat, dan tentunya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pimpinan birokrasi (K/L)…

Budaya Bertoleransi

  Pelaksanaan Pemilu 2024 sudah selesai. Masyarakat sudah menentukan pilihannya dalam gelaran pesta demokrasi. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,…

Waspada Ekonomi Global!

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dalam laporan Economic Outlook terbarunya memperkirakan perekonomian akan melambat sedikit pada 2024, namun risiko hard…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Pelayanan Buruk Birokrasi

Pelayanan publik buruk hingga kini terus menjadi sorotan masyarakat, dan tentunya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pimpinan birokrasi (K/L)…

Budaya Bertoleransi

  Pelaksanaan Pemilu 2024 sudah selesai. Masyarakat sudah menentukan pilihannya dalam gelaran pesta demokrasi. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,…

Waspada Ekonomi Global!

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dalam laporan Economic Outlook terbarunya memperkirakan perekonomian akan melambat sedikit pada 2024, namun risiko hard…