Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

 

NERACA

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS, sehingga memperpanjang catatan surplus menjadi selama 47 bulan beruntun. "Surplus neraca perdagangan bulan Maret 2024 lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adiningar Widyasanti dalam jumpa pers Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (22/4).

Amalia mengatakan surplus disumbang oleh sektor nonmigas sebesar 6,51 miliar dolar AS, sedangkan sektor migas defisit 2,04 miliar dolar AS pada Maret 2024. Selama Januari-Maret 2024 sektor migas mengalami defisit 5,10 miliar dolar AS, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas sebesar 12,41 miliar miliar dolar AS, sehingga secara total mengalami surplus 7,31 miliar dolar AS. "Tiga negara penyumbang surplus terbesar pada 2024 yakni Amerika Serikat sebesar 1,50 miliar dolar AS, India sebesar 1,43 dolar AS dan Filipina sebesar 771,7 juta dolar AS," kata Amalia.

BPS juga mencatat negara penyumbang defisit terdalam pada Maret 2024 adalah Thailand dengan 383,9 juta dolar AS, Brasil sebesar 359,0 juta dolar AS, dan Australia sebesar 265,6 juta dolar AS. Sementara itu, nilai ekspor Indonesia Maret 2024 mencapai 22,43 miliar dolar AS atau naik 16,40 persen dibanding ekspor Februari 2024. Dibanding Maret 2023 nilai ekspor turun sebesar 4,19 persen.

Ekspor nonmigas Maret 2024 mencapai 21,15 miliar dolar AS, naik 17,12 persen dibanding Februari 2024, dan turun 4,21 persen jika dibanding ekspor nonmigas Maret 2023. Lebih lanjut, nilai impor Indonesia Maret 2024 mencapai 17,96 miliar dolar AS, turun 2,60 persen dibandingkan Februari 2024 atau turun 12,76 persen dibandingkan Maret 2023. Impor migas Maret 2024 senilai 3,33 miliar dolar AS, naik 11,64 persen dibandingkan Februari 2024 atau naik 10,34 persen dibandingkan Maret 2023.

Terkait dengan komoditasnya, terdapat enam golongan barang nonmigas yang mengalami penurunan impor pada Maret 2024. Nilai impor nonmigas Indonesia Maret 2024 yang mencapai 14,63 miliar dolar AS atau turun 826,0 juta dolar (5,34 persen) dibandingkan bulan sebelumnya. "Enam golongan barang yang mengalami penurunan yaitu mesin/peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, bahan kimia organik, dan ampas dan sisa industri makanan," kata Amalia.

Pada Maret 2024, nilai impor Indonesia tercatat 17,96 miliar dolar AS, turun 2,60 persen dibandingkan Februari 2024, atau turun 12,76 persen dibandingkan Maret 2023. Impor migas Maret 2024 senilai 3,33 miliar, naik 11,64 persen dibandingkan Februari 2024 atau naik 10,34 persen dibandingkan Maret 2023. Impor nonmigas Maret 2024 senilai 14,63 miliar dolar AS, turun 5,34 persen dibandingkan Februari 2024 atau turun 16,72 persen dibandingkan Maret 2023.

Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Maret 2024, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai 473,0 juta dolar AS (17,18 persen) dibandingkan Februari 2024. Sementara, empat golongan barang utama lainnya mengalami peningkatan, yaitu serealia senilai 182,2 juta dolar AS (25,97 persen), diikuti oleh instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis 96,5 juta dolar AS (34,31 persen); besi dan baja 39,1 juta dolar AS (4,76 persen), dan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya 29,4 juta dolar AS (1,31 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Maret 2024 adalah Tiongkok 16,44 miliar dolar AS (35,83 persen), Jepang 3,30 miliar dolar AS (7,19 persen), dan Thailand 2,70 miliar dolar AS (5,88 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 8,30 miliar dolar AS (18,09 persen) dan Uni Eropa 2,79 miliar dolar AS (6,08 persen).

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari-Maret 2024 mengalami penurunan 54,4 juta dolar AS (0,10 persen). Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya impor nonmigas 731,5 juta dolar AS (1,57 persen), namun impor migas naik 677,1 juta dolar AS (8,13 persen). Peningkatan nilai impor migas dipicu oleh bertambahnya impor minyak mentah 92,0 juta dolar AS (3,98 persen) dan hasil minyak 585,1 juta dolar AS (9,72 persen).

BERITA TERKAIT

Produktivitas Precast Plant WSBP Meningkat Dua Kali Lipat

Produktivitas Precast Plant WSBP Meningkat Dua Kali Lipat NERACA Jakarta - Produktivitas Precast Plant PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)…

Survei Endline, Kementan Sambangi Petani dan Penyuluh CSA Karawang & Indramayu

NERACA Jawa Barat - Pengembangan inovasi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] yang diusung Kementerian Pertanian RI melalui…

Kuartal I, SIG Catatkan Laba Sebesar Rp472 Miliar

  NERACA  Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melaporkan kinerja keuangan konsolidasian pada kuartal I tahun 2024 yakni…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Produktivitas Precast Plant WSBP Meningkat Dua Kali Lipat

Produktivitas Precast Plant WSBP Meningkat Dua Kali Lipat NERACA Jakarta - Produktivitas Precast Plant PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)…

Survei Endline, Kementan Sambangi Petani dan Penyuluh CSA Karawang & Indramayu

NERACA Jawa Barat - Pengembangan inovasi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] yang diusung Kementerian Pertanian RI melalui…

Kuartal I, SIG Catatkan Laba Sebesar Rp472 Miliar

  NERACA  Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melaporkan kinerja keuangan konsolidasian pada kuartal I tahun 2024 yakni…