Permainan lato-lati tengah viral di Indonesia. kini, hampir seluruh anak gemar bermain lato-lato. Tak hanya memiliki sisi positif dari permainan ini, tetapi ada juga sisi negatifnya dan berbahaya jika dimainkan. Melansir akun resmi Instagram Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, dijelaskan mengenai sejarah lato-lato, manfaat dan bahayanya.
Sejarah lato-lato
Lato-lato adalah permainan tradisional yang berasal dari luar negeri. Dulunya, pertama kali dimainkan oleh anak-anak di wilayah Britania, Amerika Serikat pada 1960-an. Dengan sebutan Klackers Balls atau Clackers Balls, pada awal munculnya lato-lato itu material yang digunakan ialah bahan tempered glass atau kaca Kristal. Hingga akhirnya FDA Amerika Serikat sempat melarang lato-lato pada tahun 1971.
Permainan ini dianggap berbahaya karena mudah pecah dan melukai anak-anak. Kemudian, lato-lato mulai masuk ke Indonesia pada 1990-an dengan nama Tek-Tek/ Katto-Katto, mainan ini populer dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Untuk bentuk mainan tidak berubah, hanya saja tidak menggunakan kaca temper, tetapi dengan material plastik polimer/flate.
Manfaat lato-lato
1. Melatih fokus dan konsentrasi.
2. Melatih gerak motorik anak dan koordinasi kognitif.
3. Mengurangi ketergantungan anak pada gawai dan kecanduan game online.
4. Tingkatkan perkembangan Sosial dan Emosional anak.
5. Timbulkan kesenangan dan kegembiraan.
Bahaya lato-lato
1. Membuat kecanduan sehingga lupa waktu dan tempat.
2. Apabila tidak hati-hati dapat mencederai anggota tubuh dan orang di sekitar.
3. Menyebabkan pencemaran suara atau kebisingan.
4. Menggangu waktu belajar.
5. Saat diajak bicara lebih fokus pada lato-lato.
Tips aman bermain lato-lato Untuk itu, para orangtua juga harus memberikan pengawasan jika anaknya bermain lato-lato. Pemerhati anak, Retno Listyarti memberikan tips bermain lato-lato yang aman bagi anak.
1. Melakukan pengawasan, seperti dimainkan di tempat yang tepat, pada usia anak tepat, dan pendampingan orangtua untuk keselamatan anak itu sendiri.
2. Memastikan Lato-lato yang dimainkan berbahan aman, dan tak mudah pecah meski dibenturkan berkali-kali.
3. Mengimbau agar usia anak dimulai 8 tahun ke atas.
4. Mendorong para orangtua memiliki aturan main agar anak tidak kelelahan fisiknya terutama bagian tangan dan kaki.
5. Mendorong para orangtua juga memastikan tali Lato-lato kuat dan tidak mudah putus.
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha menyatakan Indonesia International Book Fair (IIBF) yang diselenggarakan pada 24-28 September 2025…
Setiap tahunnya, perjalanan perempuan Indonesia meraih kesetaraan dan merasa lebih berdaya dicerminkan dari perayaan semangat di Hari Kartini Era…
Pakar sekaligus Kepala Pusat Riset Pendidikan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Trina Fizzanty menekankan penjurusan penting dilakukan pada…
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha menyatakan Indonesia International Book Fair (IIBF) yang diselenggarakan pada 24-28 September 2025…
Setiap tahunnya, perjalanan perempuan Indonesia meraih kesetaraan dan merasa lebih berdaya dicerminkan dari perayaan semangat di Hari Kartini Era…
Pakar sekaligus Kepala Pusat Riset Pendidikan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Trina Fizzanty menekankan penjurusan penting dilakukan pada…