NERACA
Jakarta - Fenometer adalah pemantau cerdas digital tanpa henti terbaru yang siap mentransformasi komunikasi politik di Indonesia, melalui kemampuannya membaca dan menganalisa semua fenomena sosial dan politik di perbincangan digital.
Sebagai platform baru, Fenometer hadir di Indonesia untuk membantu pelaku politik agar mampu membaca semua fenomena sosial dan politik untuk mengukur popularitas dan juga memahami suara publik.
Dalam acara press conference launching Fenometer, Teguh Handoko selaku founder dari Fenometer mengatakan, platform ini akan membantu mengukur elektabilitas kandidat politik lebih cepat, sering, dan lebih akurat.
"Fenometer membantu mengukur elektabilitas kandidat politik dengan lebih cepat, lebih sering dan lebih akurat." ujar Teguh Handoko saat acara launching produk Fenometer di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).
Teguh dalam keterangannya juga memperkirakan jumlah pemilih muda akan mendominasi pada gelaran Pemilu 2024.
Jumlah mereka diprediksikan akan menyentuh angka 60% dari keseluruhan pemilih tetap. Ada 191,4 juta pengguna aktif sosial media yang didominasi oleh pemilih muda.
"Menjelang 2024 para timses perlu bekerja keras untuk berkomunikasi dengan pemilih muda yang jumlahnya 60% dari semua pemilik suara." tambah Teguh.
Teguh juga mengungkapkan jika saat ini Fenometer telah memiliki dedicated team untuk setiap klien dalam upaya memastikan setiap fenomena sosial atau politik dipelajari dengan rinci.
"Kami memiliki dedicated team untuk setiap klien kami dalam upaya memastikan setiap fenomena sosial atau politik dipelajari dengan rinci untuk menghasilkan kesimpulan yg kaya dengan informasi strategis." lanjut Teguh.
Sementara itu Indon Novo yang turut hadir dalam acara ini menjabarkan, Fenometer mempunyai perangkat canggih yang punya basis pustaka lebih dari 70.000 kata.
"Machine learning di Fenometer memiliki basis pustaka lebih dari 70.000 kata dan jumlah ini terus bertambah sesuai dengan fenomena yang dipantau." ungkap Indon Novo selaku Strategic Partner Fenometer.
Indon Novo juga menceritakan bahwa metodologi yang dilakukan oleh Fenometer dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sumber data, analisa dan periode.
“Sumber data yang diambil oleh berasal dari data percakapan yang dihimpun didapatkan melalui kanal Twitter, Instagram, YouTube, Facebook, Online News, dan Blog di Indonesia. Untuk saat ini, Fenometer fokus kepada Twitter, Instagram, Facebook, YouTube, TikTok sebagai kanal-kanal media sosial yang paling populer di Indonesia." lanjut Novo.
Novo juga menambahkan bahwa analisa dilakukan melalui keyword (kata kunci) yang telah diriset sebelumnya dan yang memiliki keterkaitan dengan isu/project yang akan dievaluasi laporannya.
"Ketika terjadi satu fenomena nasional, Fenometer memiliki kemampuan untuk memantau jutaan percakapan dan memonitor ratusan media nasional." pungkas Indon Novo. (Mohar/Iwan)
NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia memberikan penghargaan bagi pegiat desain interior dan arsitektur bagi karya hunian ideal yang…
NERACA Jakarta – Pengaruh kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Terpilih di Amerika Serikat (AS) berpotensi membawa dampak signifikan bagi ekonomi…
NERACA Jenewa, Swiss - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menekankan peran penting UMKM dalam strategi…
NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia memberikan penghargaan bagi pegiat desain interior dan arsitektur bagi karya hunian ideal yang…
NERACA Jakarta – Pengaruh kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Terpilih di Amerika Serikat (AS) berpotensi membawa dampak signifikan bagi ekonomi…
NERACA Jenewa, Swiss - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menekankan peran penting UMKM dalam strategi…