2021, Pemerintah Menargetkan Sektor Industri Tumbuh 3,95%

Jakarta – Pemerintah dal hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri pengolahan nonmigas akan mengalami pertumbuhan sebesar 3,95 persen pada tahun 2021. Targettersebut berdasarkan pada asumsi pandemi COVID-19 telah dapat dikendalikan dan vaksin tersedia secara bertahap di masyarakat.

NERACA

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto mengungkapkan “Ini skenario yang optimis seiring dengan berjalannya pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan pemerintah dan berbagai stakeholder.” 

Menurut Eko, pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas bakal terus berlanjut hingga triwulan IV-2020 seiring dengan peningkatan ekspor dan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang meningkat sejak Oktober 2020. Meski demikian, pertumbuhannya masih akan terkontraksi sekitar 2,22 persen. “Capaian tersebut mengalami perbaikan dari angka sebelumnya,’ jelas Eko.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan, adapun subsektor yang mendukung perbaikan kinerja manufaktur nasional selama masa pandemi saat ini, antara lain adalah industri farmasi, produk, obat kimia dan obat tradisional, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri logam dasar, serta industri makanan.

“Sementara untuk tahun 2021, kami optimistis seluruh subsektor industri pengolahan nonmigas sudah membaik sehingga mampu mendorong pertumbuhan secara keseluruhan yang lebih tinggi lagi,” tutur Eko.

Hal senada disampaikan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri, yang memprediksi hampir semua sektor industri pengolahan nonmigas akan mengalami pemulihan pada 2021.

“Hampir semua bisa tumbuh lebih tinggi, tapi yang penting adalah industri farmasi, baik untuk manusia dan hewan. Sehingga kita nanti ongkosnya turun, peternakan kita bagus, unggas kita juga bagus, karena ketergantungannya makin turun,” papar Faisal.

Lanjut Faisal, industri makanan dan minuman juga termasuk sektor yang tetap tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19 karena produk dari industri tersebut merupakan barang konsumsi yang tetap dibutuhkan masyarakat. “Selanjutnya, yakni industri otomotif, yang memang pada dasarnya sudah kuat dan tinggal menunggu waktu untuk pulih,” terang Faisal.

Seperti diketahui, investasi industri manufaktur bisa menjadi penopang pemulihan ekonomi nasional pada 2021. Investasi industri manufaktur pada tahun depan diproyeksi tumbuh sebesar 22 persen atau mencapai Rp323,56 triliun.

Kemenperin mencatat, investasi sektor manufaktur pada Januari-September 2020 tumbuh 37,1 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu. “Ini membuktikan bahwa investasi sektor industri tak terpengaruh oleh pandemi Covid-19,” tegas Faisal.

Investasi terbesar disumbangkan oleh industri logam dasar, barang logam, dan bukan mesin sebesar Rp69,79 triliun, kemudian disusul industri makanan Rp40,53 triliun, serta industri kimia farmasi Rp35,63 triliun.

Meski terhantam pandemi, menurut Eko, industri manufaktur menjadi sektor ekonomi yang strategis. Hal itu tampak dari kontribusi sektor pengolahan nonmigas terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 17,9 persen, terbesar dibanding sektor lainnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengemukakan, untuk menggenjot investasi industri dibutuhkan pemetaan sektor-sektor prioritas yang bakal menjadi unggulan. Strategi berikutnya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan daya saing iklim usaha. "Stimulus juga sangat penting karena dalam kondisi yang masih belum kembali normal, dibutuhkan dorongan stimulus, baik untuk sisi suplai maupun permintaan," ucap Shinta.

Disisi lain, Kemenperin pun menargetkan substitusi impor bahan baku atau bahan penolong serta barang modal untuk sektor industri minimal mencapai 15 persen pada tahun 2021 nanti. Sasaran tersebut akan dilanjutkan hingga tahun 2022 sebesar 35 persen.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan, “kami terus mendetailkan produk apa saja yang paling dominan impornya. Namun demikian, langkah strategis ini perlu mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.

Sigit pun menjelaskan, pemerintah bertekad untuk melindungi industri di dalam negeri, terlebih dengan adanya dampak pandemi Covid-19. “Tentu tujuannya agar bisa lebih berdaya saing. Ada beberapa sektor yang kapasitasnya tidak terpakai (idle) atau terkena unfair trade, sehingga perlu kita lindungi,” ujar Sigit.

Sigit menghitung, saat ini utilisasi sektor industri di tanah air sekitar 56 persen karena imbas pandemi. Padahal sebelumnya mampu menyentuh 70 persen. “Sebenarnya kita tidak anti impor. Sebab, bahan baku dan bahan penolong itu dibutuhkan oleh sektor industri kita untuk ditingkatkan lagi nilai tambahnya. Tugas kami adalah menjaga keberlangsungan usaha mereka,” papar Achmad.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…